Setelah menutup pintu, Bian mendorongku ketembok. Dia menciumku dengan sangat benafsu. Aku ragu kalau Bian seorang gay. Kalau memang dia gay, tidak mungkin dia menciumku seperti ini. Dia pasti akan merasa jijik. Atau dia hanya kasian melihat keadaanku saat ini dan hanya mencoba membantu mengurangi rasa panas ditubuhku.
Apapun alasan dibalik sentuhannya, aku tidak perduli. Aku mencintainya walaupun Bian seorang gay dan tidak mungkin membalas perasaanku. Aku membalas ciuman Bian sama bernafsunya. Saling menautkan lidah dan saling bertukar saliva. Ketika hampir kehabisan nafas karna ciuman panas ini, Bian menurunkan ciumannya menuju leherku, aku meraup udara sebanyak-banyaknya.
Bian masih terus menciumi leherku dan memberi gigit-gigitan kecil disana. Aku melepas jaket Bian yang melekat ditubuhku. Melemparnya entah kemana aku tak perduli.
"Ahhh..." erangan keluar dari bibirku karna hisapan kuat bibir Bian dikulit leherku. Rasanya sedikit sakit, tapi nikmat. Ciuman Bian semakin turun. Tangannya meraih kebelakang punggungku, melepaskan kaitan bra-ku dan melemparnya entah kemana.
Tanpa melepaskan ciumannya, Bian menggendongku seperti balita. Karna takut terjatuh, aku melingkarkan kakiku dipinggangnya dan melingkarkan tanganku dilehernya. Bian membawaku menuju ranjang sambil menghisap payudaraku. Oh God.. rasanya sangat nikmat. Erangan terus keluar dari bibirku.
Bian membaringkanku diranjang tanpa berhenti menciumi leher dan kedua payudaraku. Aku menarik rambutnya yang sudah kubuat berantakan sedari tadi. Rasa nikmat ini sungguh luar biasa. Aku merasakan tangan Bian bergerak turun menuju paha bagian dalamku. Mengusapnya disana dan naik menuju kancing celana mini jeans yang aku kenakan. Bian melepaskan celanaku, menariknya turun dan lagi-lagi membuangnya entah kemana.
Tak ingin kalah dari Bian, aku menggulingkannya sehingga aku berada diatasnya. Melepas kemeja yang Bian kenakan seraya menciumi leher dan dada bidangnya. Setelah berhasil membuka semua kancing kemejanya, aku melepaskannya dan membuangnya asal. Mungkin sekarang pakaian kami berserakan diseluruh penjuru kamar hotel ini. Aku menggigiti puting dada Bian dan dia mengerang. Memberi kissmark disana sama seperti yang Bian lakukan pada tubuhku. Sambil terus memberi kissmark, aku mencoba membuka kancing celana yang Bian kenakan. Agak sulit melepaskannya, tapi Bian membantunya. Sekarang hanya satu penutup yang kami kenakan.
Bian mendorongku, membalikkan posisi dan berada diatasku lagi. Memagut bibirku dengan lembut. Setelah melepaskan ciumannya, Bian memandangku sambil mengusap pipiku.
"Kau yakin ingin melanjutkan ini?" aku hanya memandangnya. Setelah yang kami lakukan apa dia akan berhenti? Sungguh aku tidak akan menyesal melakukan ini dengannya. Jika bukan karna obat perangsang itu, mungkin aku hanya bisa mencintainya diam-diam tanpa bisa melakukan apapun dengannya. Mungkin terdengarnya aku seperti wanita murahan. Tapi aku tidak perduli. Mungkin dengan melakukan ini dia bisa menjadi normal kembali. Karna tidak mendapatkan respon dariku, Bian bertanya kembali.
"Aku bisa saja berhenti sekarang Seva, aku tidak ingin dicap sebagai laki-laki yang mencari keuntungan dalam kesempatan. Aku tidak ingin kau menyesal". Bian masih mengusap pipiku dan menyatukan dahi kami. Matanya menatapku meminta jawaban. Seperti apa yang tadi aku bilang, aku tidak akan menyesal. Mungkin Bian sekarang sedikit mabuk, bisa saja besok pagi dia yang akan menyesal karna melakukan ini denganku. Selagi dia belum sadar sepenuhnya, kesempatan ini akan aku gunakan untuk merubahnya. Hah.. ini seperti aku yang mencari keuntungan terhadapnya.
Aku tidak menjawabnya, melainkan melingkarkan tanganku dilehernya dan mencium kembali bibir Bian. Bian membalasnya dengan bernafsu. Disela-sela ciumannya, aku merasakan tangan Bian membuka penutup terakhir ditubuhku dan juga ditubuhnya. Memposisikan kejantanannya didepan vaginaku. Aku memejamkan mata, orang bilang jika pertama kali pasti akan terasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Gay , Look At Me Please 🔞
RomanceDia Sevanya Callista , seorang wanita yang berumur 24 tahun bertemu dengan seorang pria dengan tidak sengaja yang telah menolongnya dari sebuah musibah. Seharusnya dia hanya membalas budi tapi kejadian tidak terduga membawanya semakin jauh.. Setelah...