Prolog

98 6 1
                                    

"Kilau.. sudah di pakai sepatunya?" tanya ibu yang baru muncul dari arah dapur. Kilau hanya mengangguk sekilas, lalu kembali menolehkan kepalanya melayangkan pandangan ke luar jendela ruang tamu rumahnya. dua orang anak lelaki dengan sepeda federal berwarna merah keluar dari pagar rumah di seberang rumah milik orangtua Kilau.

ini sudah kesekian kalinya Kilau melihat pemandangan barusan, setiap ia berada di teras hendak berangkat ke sekolah menunggu bunda. Kedua anak laki-laki berseragam sewarna bendera itu akan muncul dengan bersepeda.

Mereka beriringan mengayuh sepedanya, melewati rumah Kilau sambil tertawa gembira. salah satu anak lelaki itu bernama Adit. itu nama yang sering Kilau dengar. anak laki-laki berpipi gembul yang selalu memamerkan senyum dengan 2 gigi seri yang tanggal, ompong.
dan satu lagi saudara kembarnya, Lingga. anak laki-laki bertubuh agak gempal yang memiliki senyum sehangat mentari pagi.
dan Kedua senyum lelaki-lelaki kecil itu selalu terkenang di kepala Kilau dengan baik.

* * *

Lingga menatap bingung pemandangan dihadapannya, suasana malam yang biasanya tenang, malam ini terasa cukup gaduh. Kilau, gadis kecil yang tinggal di seberang rumahnya, dibopong ke rumah mereka dengan wajah membiru dan tubuh kaku oleh tante Dewi, ibunya. Kabarnya Om Hadi ayah Kilau sedang dinas keluar kota.

Adit yang sedang asyik bermain Playstation dikamarnya bergegas menuruni tangga rumahnya mencari tahu kegaduhan apa yang terjadi malam-malam begini di rumahnya.

"ada apaan sih Ga?" tanya Adit pada Lingga yang muncul dari arah ruang tamu rumah mereka.

"Anak tante Dewi serangan Asma." Jawab Lingga yang terlihat masih shock dengan kejadian barusan .

Malam itu Kilau terkena serangan asma lagi, kata lagi mengisyaratkan itu bukan kali pertama gadis itu membiru dan terbujur kaku dengan wajah menahan nyeri kesulitan bernafas. Ayah dan ibu dengan panik tanpa berganti baju ikut membantu tante dewi melarikan gadis kecil bertubuh kurus itu ke rumah sakit. Lingga mengekor mereka dari belakang dengan sedikit shock, dr balik badan ayahnya Lingga memandang wajah gadis yang sering membuatnya kesal karena tidak pernah tersenyum. mata bulat Rusanya yang selalu tampak datar kini tertutup lemah tak berdaya.

Gadis itu memiliki kulit putih yang pucat, rambut hitam panjangnya yang biasa terjepit rapi kini terlihat acak-acakan, Kilau Gemintang, itu nama yang diejanya beberapa hari yang lalu dari beds di seragam putih gadis yang selalu menempel pada ibunya itu. kemarin-kemarin Lingga dan Adit sering menyangka Kilau gadis sombong yang manja, tidak pernah mau bermain, kerjanya hanya diam di dalam rumah, keluar rumah hanya saat berangkat sekolah itupun diantar oleh ibunya. Tapi sekarang Lingga menyesal, dia tahu kenapa gadis ini tidak pernah main di luar rumah, kenapa selalu diantar ibunya setiap berangkat sekolah, karena gadis itu sakit. Lingga menatap dalam-dalam wajah gadis kecil itu sekali lagi sebelum pintu mobil tertutup, tepat saat itu dalam hatinya berjanji, dia akan menjadi teman paling setia untuk gadis bernama Kilau.

MarshMellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang