Bab 2

43 1 1
                                    





"gak kurang pendek apa itu rok?" cemooh adit  saat melihat seragam Kilau, Kilau memanyunkan bibirnya sebal.

"ini namanya gaul tau." Jawab Kilau sambil mencibir.

"Dasar Kormod, korban mode.." cela Adit lagi pedas seperti biasa. Kilau hanya mendelik sejenak tapi kemudian sudah mengoceh lagi dengan riang, menceritakan sahabat-sahabat barunya yang tergabung dalam Gank Lavista nama yang diambil dari potongan nama-nama personilnya. Pertama kali Adit  mendengar nama itu dia langsung tertawa keras hampir mengeluarkan airmata, dan mencemooh mereka sebagai grup dangdut, dan jelas itu membuat Kilau ngamuk berat.

"Anjrit Ki, lo gila atau Apa sih? Sumpah itu nama norak banget geblek huahahah.." Adit tertawa terbahak-bahak meledek Kilau yang sudah siap dengan taring dan asap di kepalanya, siap menerkam dan menjagal Adit sewaktu-waktu.

"Diem deh kuya, gak usah ngurusin gue." kilau memanyunkan bibirnya merajuk.

"ckckck... nama norak, dandanan udah kaya getuk lindri gitu, warna-warni. Bentar lagi lo disewa orang kawinan buat nyanyi." Ledek Adit lagi makin menjadi.

"Astagfirullahaladzim.... Dasar syaiton pagi-pagi udah menggoda iman manusia suci tak bersalah. sabar Kilau sabar" Kilau mengusap dadanya kesal sambil merapal mantra agar tidak terpancing ledekan Adit.dengan langkah kesal Kilau berjalan mendahului Adit yang masih terpingkal-pingkal.

Sudah satu minggu sejak mereka masuk SMU, Kilau sudah memiliki komunitas baru, sebuah kelompok gank cewek yang terdiri dari 4 cewek berisik, Kilau, Mala , Vianka, dan Arista. tapi harus diakui, gank mereka langsung dikenal dan popular. Baik dari angkatan mereka maupun kakak kelas. 

Adit hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Hari ini Kilau mengenakan rok sepan ngatung itu berarti gadis itu sudah melanggar 1 butir peraturan sekolah yang mengharuskan rok siswa perempuan harus panjang dan berempel ditambah lagi dengan kemeja sekolah yg berukuran lebih kecil dari seragam yang dibagikan pihak sekolah, sepertinya gadis itu sengaja mengecilkan seragamnya serupa dengan ketiga sahabat barunya itu.

sepatu converse hitamnya dihiasi tali berwarna-warni yang jelas kalau dilihat oleh pihak sekolah akan langsung di giring ke ruang guru, belum lagi atribut serba pink yang menempel di tubuh Kilau, dari Mulai bandana, jam tangan, gelang plastic berukuran besar, Tas ransel sampai saputangan yang melambai-lambai di tangan kanannya. Kilau jadi Nampak seperti gulali berwarna pink yang sering ia lihat di toko permen ko afung.

"Lingga mana?" tanya Kilau setelah menyadari Lingga yang tak ada diantara mereka.

"Tau deh  katanya ada perlu, ntar nyusul." Jawab adit sekenanya, Kilau menghela nafas panjang menyadari kalau Lingga tak ada itu artinya dia harus rela dibonceng dengan posisi berdiri di sepeda Adit sampai sekolah.

"lo kenapa malah tarik nafas buang nafas gitu, ayo cepet naek." Tegur adit saat melihat Kilau yang masih belum beranjak dari tempatnya berdiri. Dengan terpaksa akhirnya Kilau menaiki foot step sepeda adit dan memegang bahu teman ributnya itu.

"pegangan yang kuat, kalo ngga ntar lo bisa kejengkang." ucap adit dengan bersamaan menggowes sepedanya kencang-kencang membuat Kilau terpekik kaget.

"Adit monyeeettt, pelan-pelan.." dan tawa Adit pun pecah.

"Lo kenapa sih gak mau pasang boncengan, kesian kek sama gue kalo Lingga gak ada kayak sekarang, gue kan menderita." sungut Kilau antara sebal sekaligus malu harus dibonceng dengan posisi seperti itu.

"Never, ampe lebaran kuda pun sepeda gue gak akan pernah gue pasangin boncengan. Sepeda pake boncengan itu kaya sepeda cewek!" tandas Adit yang membuat Kilau enggan berkata-kata lagi. sudah dari jaman mereka masih piyik permintaan memasang boncengan di sepedanya adit  sudah sama seperti meminta biksu makan daging. Alias Mustahil!

MarshMellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang