Langit mulai terlihat sedikit mendung, menutup matahari yang seharusnya masih menyinari sudut-sudut kota Seoul.Angin pun mulai terasa menusuk tulang, 'sepertinya sebentar lagi akan turun hujan'. Itulah yang ada di pikiran pemuda jangkung yang kini tengah mendongak menatap langit sore.
"Heh! Cepatlah sedikit!" teriak seorang pria di depan sana.
Benar. karna acara memandang langit tadi, membuat Chanyeol harus tertinggal sedikit lebih jauh dengan ketiga temannya. Dengan langkah lebar, pemuda itu mengejar ketertinggalannya.
"Sorry guys, tadi aku sedang menunggu bidadari turun"
"Cih!..." Semua orang langsung berdecih kesal karna jawaban konyol yang Chanyeol lontarkan.
"Dasar idiot" ucap seseorang, dan merekapun langsung kembali melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti tadi.
"Ow ow ow. Kau seharusnya tidak mengatakan itu pada Hyeong mu sendiri" Chanyeol memukul kepala adiknya, Park Sehun. Wajahnya ia buat sekesal mungkin, tapi sebenarnya dia hanya bercanda.
"Ya!" Pria albino itu mengusap kepala bagian belakangnya yang terkena pukulan dari kakak tirinya itu. Tapi kemudian Chanyeol merangkul pundak sang adik lalu tersenyum seraya memperlihatkan gigi-giginya. Persis seperti orang idiot.
"Astaga. Menyingkir! kau bau Hyeong " Sehun mendorong kakaknya, dan itu sukses membuat Chanyeol mundur kebelakang beberapa langkah, Lalu kembali berjalan mengikuti kedua temannya.
Sungguh. jika kalian berpikir kalau Sehun adalah adik yang durhaka, jawabannya adalah tidak. Mereka melakukan itu dengan candaan, meskipun perlakuan Sehun bisa dibilang sedikit keterlaluan, tapi pria Albino itu menyayangi Hyeong nya.
Kadang Sehun muak dengan kelakuan Chanyeol yang kekanak-kanakan di usianya yang sebentar lagi akan menginjak angka 23. seperti tidak tau umur saja, Memalukan.
Merasa tidak ada yang mengikutinya, Sehun berhenti dan melihat kebelakang.
Astaga. Chanyeol malah diam di tempat, dan melihat kearah Taman dengan wajah yang mirip anak hilang.
Sehun mendengus, lalu meneriaki kakaknya agar cepat menyusul.
.
.
."Astaga. Menyingkir! kau bau Hyeong " Sehun mendorongku dan itu sukses membuatku sedikit menjauh.
Ia berjalan menyusul Baekhyun dan Jongin, mereka berdua adalah kedua teman popok Sehun, kenapa bukan teman popokku juga?? Tentu saja bukan, karna Sehun, Baekhyun dan Jongin, mereka 4-5tahun lebih muda dariku. Jadi saat mereka masih menggunakan popok, aku sudah menggunakan celana dalam.
Oh yaampun, rasanya ingin tertawa jika mengingat hal itu, dan mereka akan melempar tatapan -Hentikan-Itu-Park Chanyeol, jika aku sudah mulai mengungkit hal itu dan tertawa di depan mereka, dan asal kalian tahu saja, Aku menyayangi mereka.
Saat aku akan menyusul mereka, aku tak sengaja melihat ke arah Taman bermain di sampingku. Merogoh ponsel di saku celanaku lalu melihat jam yang tertera disana.
Hanya pikiranku saja atau memang selalu seperti ini, biasanya jika pagi atau siang Taman ini pasti ramai dikunjungi anak-anak, karna aku tidak pernah melewati jalan ini saat sore, aku jadi tidak tahu kalau pukul empat lebih, Taman ini sudah kosong. Padahal waktu yang Bagus untuk mengunjungi Taman itukan sore hari.
Aku mengangkat bahu tak peduli, tapi kemudian pandanganku tertuju pada satu objek di atas ayunan.
Tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI SURGAKU
RomanceBagi seorang Park Chanyeol cinta tidak harus memandang agama. Tapi untuk Fahima, agama adalah segalanya. Karna hal itu, kisah cinta diantara merekapun harus terhalang.