PART5

337 22 4
                                        


.

Hari itu Bulan sudah menampakkan dirinya, juga ribuan Bintang yang menemani sang Bulan untuk menerangi bumi. Waktu sudah menunjukan pukul 20:15 kst, dan seorang pemuda masih betah menatap langit malam dari atap rumah sakit. Bukan hanya hamparan beton yang ada di sana, atap ini di rancang seperti Taman buatan yang dikhususkan oleh rumah sakit bagi pasien, dokter ataupun penjenguk seperti Chanyeol  yang ingin melihat pemandangan kota seoul dari ketinggian lantai 12.

Semilir angin tampak menerbangkan helaian rambut Chanyeol, pemuda itu duduk diatas tembok pembatas atap. Dikepalanya berkecamuk soal Yenna, Ia juga memikirkan apa yang dokter pendek itu katakan padanya.

"Kuharap kau sedang tidak pura-pura saat ini"

Chanyeol berusaha keras memikirkan arti dari kata-kata itu, kenapa dokter itupun seperti sangat tidak menyukainya? Chanyeol bahkan baru bertemu denganya tadi.

Karna tidak ingin mengambil pusing, Chanyeol lantas merogoh ponsel di saku celana jeansnya, mencari sebuah nomor pada kontak telepon lalu menghubungi nomor itu dan menyimpan tepat di telinganya. Telepon tersambung.

"Halo?" Suara dingin menyeruak ke telinga Chanyeol, seorang wanita yang menjawab teleponnya.

"Ini aku"

"Aku tau, ada apa?"

"Aku tidak habis pikir dengan tidakan kalian, bagaimana kalian bisa menyembunyikan hal ini dari kami" pemuda itu mengeraskan rahangnya.

"Jika tidak ada yang ingin kau katakan. Aku tutup" wanita di sebrang sana hendak menutup panggilan Chanyeol, tapi terhenti saat Chanyeol mengatakan sesuatu. Wajahnya berubah tegang.

"Ini soal Lee Yenna!"

Ada keheningan disana—

"Apa Yenna baik-baik saja?" Suara itu terdengar lirih.

"Iblis!! Apa itu cukup untuk menunjukkan kekecewaan Yenna pada kalian" Chanyeol menggertakan giginya. "Tapi itu tidak cukup untuk menunjukan seberapa bencinya aku dengan tindakan tolol kalian!" Lanjut Chanyeol.

"Park Chanyeol! Perhatikan ucapanmu " sepertinya wanita itu mulai emosi dengan perkataan Chanyeol.

"Mrs can you saw it? I've problem" itu suara lain yang terdengara di dalam telepon oleh Chanyeol.

"Aku sibuk. Kita bicara nanti" lalu sambungan teleponpun terputus.

Chanyeol yang masih terbakar emosi ingin melempar ponselnya, tapi terhenti saat ponselnya berbunyi. Pemuda itu melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

박지상 is Calling —

Raut wajah Chanyeol berubah gelap, setelah menimbang-nimbang untuk mengangkatnya, atau menolaknya. Akhirnya Chanyeol memutuskan untuk menggeser ikon hijau dan menempelkan kembali ponsel itu di telinganya.

"Kau ingin aku memberi tau ruangan orang yang kau tabrak dulukan?" Tanpa menunggu Chanyeol mengatakan sesuatu, Suara pria paruh baya itu sudah mendahuluinya, dan suara itu terdengar sangat menusuk.

Chanyeol sadar, ayahnya menginginkan sesuatu darinya.

"Seulgi akan pulang dari Las vegas besok pagi. Kau mengerti maksudku"

"Hanya katakan dimana ruanganya" Chanyeol membalas tak kalah dingin.

"Lihat seberapa tidak sabarnya dirimu" kekehan sinis terdengar dari sebrang sana.

"Park Ji Sang!" Urat-urat disekitar leher Chanyeol berubah mengeras, hari ini benar-benar menguras emosinya.

"………"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIDADARI SURGAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang