Hard Choice - The Beginning

82 4 0
                                        

Warning : typo bertebaran, cerita tidak jelas, alakadarnya!

Jangan lupa vote ya !

Kritik dan saran sangat dibutuhkan!

Note : tanda ('...') bicara dalam hati dan tanda ("...") bicara langsung

Selamat membaca ^.^

***

'Lari-lari! Alexa... Lari!' seorang perempuan berteriak setengah merintih, 'hosh...hosh' hembusan napas yang tidak teratur memenuhi telinganya. 'AAAAARGHH....!' Terdengar suara teriakan laki - laki yang tengah menjerit dengan kesakitan.

'ayah?! ... ibu?!' gadis itu perlahan berjalan kearah suara tersebut 'ayah? ibu?' dengan berhati - hati gadis itu memasuki ruangan yang ia ketahui ruang keluarga itu.

'AYAH?! IBU?!' betapa terkejutnya gadis itu melihat genangan darah di mana-mana, ruangan tersebut langsung dipenuhi dengan bau anyir yang membuat gadis itu lemas,

ia hanya bisa terduduk tidak berdaya melihat keadaan orang tuanya yang sudah tak bernyawa dengan mata terbuka setengah, merasakan sakitnya pisau yang tertancap di tubuh mereka.

'Alexa...' tiba-tiba seorang pria dengan pakaian serba hitam mendatanginya, ia mencabut pisau yang berada di tubuh sang ibu, bagai melepas pisau di atas tubuh seekor ayam dengan mudahnya ia mencabut pisau itu.

'Alexa...' suara pria yang sangat familiar di telinganya namun suaranya jauh lebih liar, pria tersebut mengacungkan pisau ke arahnya tinggi-tinggi "Jangan ... kumohon ... JANGAN!!!"

"JANGAN...!!!" "Nona apa kau baik-baik saja ?!" Tanya seorang wanita berpakaian maid itu, "Hanya mimpi?" "nona apa kau baik-baik saja ?" sekali lagi maid itu bertanya dengan wajah yang khawatir,

"Ya aku baik" kata gadis yang dipanggil nona itu, "Ya aku baik-baik saja Zeina" katanya memperjelas,

"Syukurlah..." maid yang dipanggil Zeina itu langsung menghembuskan napas lega, "Apa sarapannya sudah siap? Aku sangat lapar" Tanya gadis itu dengan senyumnya yang manis,

"Iya nona sarapannya sudah siap, ini saya siapkan keperluan mandi nona" kata maid tersebut sembari menyiapkan keperluan sang gadis yang dipanggil nona itu,

"Sudah tak apa biar aku siapkan sendiri saja" kata gadis itu dengan seyumnya yang manis tadi, "Baiklah saya akan menyiapkan sarapannya, permisi" kata sang maid yang bernama Zeina itu, ia lalu pergi

"Hah ... kapan mimpi ini akan berakhir?!" kata gadis itu, semulanya ia tersenyum kini senyumnya hilang hanya tinggal tatapan yang sendu yang ada di wajahnya.

***

Ruang makan

"Selamat pagi nona Alexa" kata seorang butler yang sudah paruh baya itu, "Selamat pagi Ricard" kata gadis yang bernama Alexa itu dengan senyum yang ceria,

"Silakan nona" pria yang dipanggil Ricard itu langsung mempersilakan Alexa duduk "Terima kasih" katanya,

Alexapun mulai menyantap sarapannya, di atas mejanya tersedia pancake dengan toping blueberry dan strawberry, ia pun langsung mengambil makanan tersebut dan menyantapnya dengan perlahan.

Disaat Alexa menyantap sarapannya sang maid-yang bernama Zeina-langsung berceloteh tentang jadwal kerjanya hari ini

"Oh ayolah Zeina, biarkan aku memakan sarapanku dengan tenang" protes Alexa dengan pancake yang masih berada di mulutnya, "Kalau aku tidak mengingatkan nona, nona akan lupa" kata sang maid,

"Tapi tidak saat aku sedang makan kan?" katanya sambil memainkan garpunya, "Terserah nona, yang penting aku sudah mengingatkan nona tentang jadwalmu, jangan marah padaku bila kau lupa" kata Zeina.

Hard ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang