Chapter 6

1.4K 55 22
                                    


"Kau sedang memasak apa?" Eleanor menghampiri Teresa di dapur setelah ia selesai mandi. Gadis itu mengenakan atasan berwarna pink pucat dengan celana pendek berwarna putih yang membuatnya terlihat seperti Raspberry Sundae. Pakaian itu tentu saja dibelikan oleh Justin karena ia memang tidak membawa apa-apa ke sini. Justin masih berada di kamarnya karena ada seseorang yang meneleponnya. Urusan pekerjaan mungkin, pikir gadis itu.

"Aku sedang membuat sup." Teresa menoleh dan tersenyum. "Ngomong-ngomong kita belum berkenalan. Aku Teresa. Kau?" Eleanor mengembangkan senyumnya. "Aku Ellie."

"Mengapa hanya ada sayuran? Tidak ada daging?" Eleanor bertanya dengan heran karena hanya ada sayuran di atas pantry ini.

"Tuan Gilbert tidak terlalu menyukai daging."

"Vegetarian ya?" Eleanor bertanya sembari mengambil salah satu sayuran yang memang sudah dicuci lalu memotong-motongnya.

"Tidak juga. Ia hanya tak suka mengkonsumsi daging terlalu sering."

Teresa mengambil sebuah panci dan mengisinya dengan air lalu menaruhnya di atas kompor dan menyalakannya. "Apa hubunganmu dengan Tuan Gilbert, Ellie?" Sebenarnya dari tadi Teresa sangat ingin menanyakan hal ini. "Teman," Eleanor menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari wortel yang kini tengah dipotongnya. Teresa berdiri di samping Eleanor dan ikut memotong-motong sayuran yang masih tersisa "Benarkah?" Teresa merasa tidak yakin. Gadis itu hanya mengangguk.

"Mengapa kau ikut memasak, huh?" Eleanor mendengar suara di belakangnya lalu merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Ia terkekeh karena merasakan sebuah napas menggelitik lehernya. "Memangnya tidak boleh?" Eleanor membalikkan tubuhnya dan langsung mendapatkan hujaman ciuman di wajahnya. Teresa menelan ludah melihatnya dan langsung mengalihkan pandangannya kembali ke sayuran yang tengah dipotong-potongnya.

"Kau tahu, kau terlihat seperti Raspberry Sundae dan membuatku ingin sekali memakanmu," Justin berkata dengan gemas lalu mencium bibir gadis itu. "Kau suka memasak?" tanyanya. Eleanor mengangguk sembari jari-jarinya menelusuri wajah rupawan lelaki itu. Justin memejamkan matanya merasakan sentuhan yang memabukkan itu. "Aku ingin melanjutkan acara memasakku." Justin membuka matanya saat merasakan gadis itu melepaskan lengannya yang meliliti pinggang gadis itu. Lelaki itu mendengus lalu duduk di atas kursi di seberang pantry. Kedua sikunya ia tumpukan di atas meja dan matanya memerhatikan gadis itu yang kini berdiri membelakanginya. "Apakah sayuran-sayuran jelek itu lebih menarik dari lelaki tampan ini, Eleanor?" Eleanor terkekeh mendengar pertanyaan itu. "Jawab aku, Miss Jensen."

Eleanor membalikkan badannya. "Kau memang sangat tampan, tuan. Bahkan melebihi katampanan para dewa Olympus. Tapi sayangnya saat ini aku benar-benar membutuhkan mereka untuk segera berada di dalam perutku yang menjerit-jerit ini. Jadi ya, untuk saat ini sayuran-sayuran ini lebih menarik dari lelaki super tampan seperti anda, Tuan Gilbert. Maaf."

Justin tertawa. Ia tak menyangka gadis itu akan berkata seperti itu. Melucu sekaligus menggoda? Oh, gadis itu benar-benar penuh dengan kejutan. "Kau menggodaku Ellie?"

Eleanor mengerutkan keningnya. Menggoda? Ia bahkan tak tahu apa itu. Ia hanya mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. "Menurutmu?"

"Menurutku iya," jawab lelaki itu kalem.

*******

Eleanor sedang membersihkan dapur. Ia sudah menyelesaikan memasak makan malam untuk bibinya tiga jam yang lalu. Namun sampai saat ini bibinya belum juga pulang. Padahal sekarang sudah jam sebelas malam dan biasanya bibinya pulang jam delapan malam walaupun hanya untuk makan malam dan setelah itu pergi lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BABYDOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang