And when the daylight comes I’ll have to go
Dan ketika pagi menjelang, aku harus pergi
But tonight I’m gonna hold you so close
Tapi malam ini aku kan mendekapmu erat
Cause in the daylight we’ll be on our own
Karena saat pagi datang, kita kan berpisah
But tonight I need to hold you so close
Tapi malam ini aku harus mendekapmu erat
Here I am staring at your perfection
Di sini aku menatap kesempurnaanmu
In my arms, so beautiful
Dalam dekapanku, begitu cantik
The sky is getting back, the stars are burning out
Langit mulai terang, cahaya bintang mulai pudar
Somebody slow it down
Seseorang, perlambatlah waktu
This is way too hard, cause I know
Ini sangat berat, karena aku tahu
When the sun comes up, I will leave
Ketika mentari tiba, aku kan pergi
This is my last glance that will soon be memory
Inilah terakhir kali kan kulihat dirimu, dan akan segera jadi kenangan
(Maroon 5 – Daylight)
Sudah satu jam Eleanor mencoba untuk memejamkan matanya, namun ia tak juga dapat tidur. Pikirannya masih melayang-layang memikirkan kejadian tadi. Apa yang baru saja Justin lakukan padanya? Dan mengapa ia meminta maaf sebelum melakukannya?
Eleanor memiringkan tubuhnya, menghadap ke arah Justin. Demi Tuhan, lelaki ini sangat tampan. Dia bagaikan pangeran yang selama ini diimajinasikannya dalam dongeng-dongeng yang dulu selalu diceritakan oleh ibunya sebelum tidur. Eleanor memandangi wajah lelaki yang tengah tertidur itu. Dia sangat manis jika tertidur seperti ini, seperti bayi yang tidak berdosa. Mata gadis itu beralih pada bibir lelaki itu. Bibir itu telah menjelajahi setiap inchi tubuhnya. Lalu pandangannya turun ke bawah. Gadis itu bisa melihat banyak sekali tato di tubuh dan kedua lengan lelaki itu. Ia tadi sempat melihat ada tato juga di kedua kakinya. Ia mengira-ngira mungkin ada 30 sampai 40an tato di tubuh lelaki itu.
Justin membuka matanya karena merasa diperhatikan. Sebenarnya dari tadi ia juga belum tidur. Eleanor terkejut karena Justin tiba-tiba membuka matanya.
“Mengapa kau memerhatikanku seperti tadi?” Tanya Justin.
Eleanor menggigit bibir bawahnya, gugup, membuat Justin ingin sekali mencium bibir itu lagi. Pipi Eleanor memerah dan ia sedikit ragu untuk menjawabnya.
“Kau sangat tampan. Seperti pangeran yang ada di dalam dongeng. Dan tubuhmu sangat bagus,” Eleanor melirik tubuh Justin yang hanya ditutupi selimut dari pinggang sampai kakinya. “Dan aku menyukai tato-tato itu.”
Justin sedikit tersenyum. Gadis ini benar-benar sangat menggemaskan.
“Mengapa kau tak tidur, hm?”
“Aku tak bisa tidur. Aku punya satu pertanyaan untukmu. Apa yang kau lakukan tadi? Aku benar-benar tak tahu. Orangtuaku tak pernah memberitahuku ada permainan seperti itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYDOLL
FanfictionKisah tentang seorang gadis polos nan lugu yang diperlakukan semena-mena oleh bibinya di rumahnya sendiri. Suatu saat bibinya menjebaknya menjadi seorang bi*ch. Namun pria pertama yang menidurinya itu jatuh cinta kepadanya dan menyelamatkannya. Tent...