Part 1

107 11 6
                                    

Lima tahun kemudian

Sore hari memang sudah menjadi langganan turunya hujan untuk beberapa pekan terakhir.

Tania yang sedang menikmati guyuran hujan ditengah kepadatan lalu lintas itu berulang kali menghembuskan nafas kasarnya dibalik kemudi karena lagi-lagi dia harus membatalkan janji pada sahabat perempuannya karena terjebak kemacetan.

"Tuuttt... Tuuttt..."

"Hallo iya Ta?" Sahabat Tania menjawab.

"Hallo Re" ucap Tania lemah

"Iya Ta?" Ulang Reina

"kayanya kita ga jadi ketemu deh sore ini" Sesal Tania

"Iya gue tau, pasti alesannya macet lagi kan?" Suara Reina terdengar kecewa.

"Iya Re, maaf" jawab Tania sambil mengangguk walaupun dia tau lawan bicaranya tidak akan melihat anggukan tersebut.

"Emang macet parah ya Ta?"

"Parah banget Re, dari tadi ga bergerak sama sekali" jawab Tania lesu

"Yaudah mau gimana lagi, besok lo libur kan? Berarti ga sibuk dong? Ketemu besok deh pas makan siang. Bisa kan Ta ?" Ucap Reina

"Iya bisa, ga sibuk juga" jedanya "paling sibuk molor" kekeh Tania

"TANIAAAAAAA......" Sebelum suara Reina terdengar lebih murka dia cepat cepat mematikan sambungannya dan tersenyum geli membanyangkan bagaimana raut wajah sahabatnya yang sudah dikenalnya sejak sekolah menengah itu ketika kesal.

Tak lama kendaraan didepan mobil Tania bergerak dan dia melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Reina H. Putri : Lo dimana Ta?

Reina H. Putri : Taaaaaa

Reina H. Putri : Ta jangan biasain ngaret deh

Reina H. Putri : Ta udah buluk gue

Reina H. Putri : Taaaaaa

Reina H. Putri : Ta Taaaaaaa

Reina H. Putri : Ta Taa Taik ya

Tania Idris : Astaga Reina sudah bisa berkata kasar ya

Reina H. Putri : Tuh kan, giliran gue ngumpat aja lo bales. Lo dimana sih?

Tania Idris : Sabar Ree, biar di sayang Tuhan hehe

Reina H. Putri : TANIAAA!!!!

Belum sempat pesan itu dibalas Tania sudah menarik kursi dihadapan Reina dengan cengiran polos di wajah cantiknya.

Seakan tahu bahwa mood sahabatnya sudah hilang entah kemana, dia segera memberikan sekotak cupcake tiramisu untuk "menyogok" Reina.

"Udah ga mempan" Ucap Reina galak

"Bener nih ga mempan? Yaudah gue bawa pulang" jawab tania dengan senyuman jahil.

"Yaudah iya gue ga jadi marah" seru Reina akhirnya

"Nah gitu dong" ucap Tania riang

"Yaudah siniin Cupcakenya" ujar Reina sedikit ketus

"Re, sebenernya ada apasih? Lo kayanya ngebet banget buat ketemu gue"

Reina mulai melahap cupcakenya perlahan dan menatap Tania tenang

"Kemaren Willy cerita banyak sama gue" ucap Reina asal

"Oh terus ?" Reaksi Tania berbeda dengan tahun lalu bila mendengar nama mantannya, mata indahnya akan membulat sempurna, mendadak gugup dan siap mendengarkan dengan seksama cerita apa yang dibawa oleh sahabatnya. Kini, Tania lebih santai bahkan acuh karena memang hatinya sudah tak terpaut lagi pada Willy, semenjak kejadian itu.

"Yaudah" jawab Reina

"Re beneran deh, ada apa sebenernya? Lo ga akan mungkin maksa gue buat ketemu cuma karena hal yang biasa lo lakuin sama di-"

"Gue ketemu Wisnu" belum sempat Tania menyelesaikan ucapannya, Renia kembali berbicara.

Tania membeku, dia tak tahu harus berkata apa. Setelah kejadian itu, semuanya memang berubah. Kebersamaan antara dirinya Reina dan Wisnu tak pernah lagi terlihat, dan semenjak kejadian itu pula baik Reina maupun Tania tak pernah sekalipun menyinggung hal yang yang berhubungan dengan Wisnu. Keduanya seolah sepakat untuk menutup rapat berbagai kejadian yang mereka alami bersama Wisnu

Tania menatap Reina ragu

"Lo... Lo serius kan Re?"

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hallo
Terimakasih sebelumnya udah mau baca cerita perdana di part pertama wkwkw
Semoga suka yaaa

Jangan lupa vote dan comment

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang