Part 3

81 9 6
                                    

Aroma dan hangatnya secangkir teh dalam genggaman Tania mulai menjalari tubuhnya, memberikan kehangatan ditengah hujan yang sudah turun beberapa jam lalu.

Pandangan Tania menuju halaman belakang rumah namun berbeda dengan pikirannya yang melayang memikirkan perkataan Reina siang tadi. Dirinya masih tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya.

Wisnu datang kembali.

Hatinya bergeming. Otaknya seakan menolak hal tersebut dan sialnya memori kecil itu kembali berputar dengan jelas. Menjelaskan kembali bagaimana sebuah rasa yang pernah datang, kemudian tumbuh, lalu menghilang.

Sekuat apapun Tania menolak untuk mengingat masalalunya, hatinya lebih kuat untuk berontak. Memintanya untuk mengakui sebuah rasa yang masih terasa tabu.

Rindu.

Ya, rindu yang telah lama dia abaikan terasa lebih kuat. Dan kini Tania tak dapat mengelak atau menghindari perasaanya lagi.

"Kenapa lo harus dateng lagi Nu?" Ucap Tania sendu.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Hahaha bangke lo"

"Bodo, mau lo percaya atau engga gue gak peduli." Wisnu yang mulai kesal oleh Tania bangkit meninggalkan Tania yang masih asyik tertawa ditaman belakang rumahnya

"Haha Ya ampun Nuuu, lo lagi PMS yaaa? Gitu aja ngambek. Punya anak banyak baru tau rasa lo" Tania yang mulai meredakan tawanya kini bangkit menyusul Wisnu.

"Gak nyambung begoo" seru Wisnu ketus

"Yaudahsih gausah pake nyolot" Tania tak mau kalah

"Gue lagi males debat Tania. Lo pulang sana. Gue mau tidur"

Sadar bahwa Sahabatnya benar-benar marah, Tania menghampiri Wisnu dan duduk disampingnya. Raut wajah lelaki itu tak bersahabat dan Tania tau apa yang harus dilakukan.

"Nuuuu"

"Jangan ngambek gitu dong"

Wisnu tak mengubris Tania

"Nuuu"

"Nuuu udah dong" Tania memohon

"Wisnuuuuuuu"

"Hmm." Jawab Wisnu singkat

"Udahan dong ngambeknya"

"Hmm."

Tania menghela nafas pasrah
"Yaudah iyaaa gue percaya"

"Gak" jawab Wisnu cepat "Lo gak percaya" tambahnya

"Ya ampun Nuuu, beneran gue percaya"

"Gue percaya kalo lo pasti nolak diajak nonton pas musim UAS kaya gini sekalipun sama Sarah, ya walapun tolakan lo itu cukup kasar dengan ninggalin dia gitu aja tanpa ngomong apapun, cuma gue percaya kok." Ujar Tania sabar

"Terus kenapa tadi pake acara ketawa segala?"

"Em, itu ya, itu nu" Tania tergagap

"Itu, em gue masih ga percaya aja nu. Gue masih ragu kalo emang perasaan lo udah ilang beneran sama Sarah, secara gue tau banget lo yang udah naksir dari jaman kita culun sampe sekarang dan akhirnya dapet, eh tapi ga bisa bertahan lama deketnya, malah berhenti gi-" Wisnu memotong ucapan Tania dan langsung mencubit kedua pipinya

"Justru karena itu Taniaaa sayang. Kenapa gue berhenti, karena makin sini gue sadar diri dan tau Sarah seperti apa.
Lo itu ya, udah lemot, pikun lagi. Berapa kali diceritain masih aja nanya. Greget gue lama-lama"

Tania menghentakan kedua tangan Wisnu dari pipinya yang memerah.
Bibirnya mengerucut sebal dan mengusap-usap pipinya.

"Sakit tau nu, pasti merah banget pipi gue"

"Bodo"

"Lagian nu ga papa kali lo sama sarah, kan kalian sama-sama pinter, lo ganteng kalo menurut gue dan sarah juga cantik. Sama-sama single pula, masalahin apalagi si nu?"

"Jangan sotoy deh." Jawab Wisnu ketus dan melirik Tania tajam

"Emang dia udah punya pacar nu?"

"Ya"

"Siapa? Anak mana?" Seru Tania heboh

"Satu sekolah sama kita" suara Wisnu kembali melemah

"WHAT? Siapa siapa? Kok gue ga tau?" Seru Tania antusias

"Willy"

"Will... Ly" cicit Tania

"Ya, Willy Nugraha mantan lo Tania idris"

Tania terdiam dan memilih untuk tak melanjutkan pertanyaanya. Dia memang pernah mendengar bahwa Willy sedang dekat dengan salah satu siswi disekolahnya, hanya saja dia tak menyangka bahwa perempuan itu adalah Sarah. wanita yang didambakan oleh Wisnu sejak mereka duduk dibangku SMP.

"Gue kenal Willy, dia ga akan ngebiarin gue dapetin Sarah gitu aja."

Dia melirik wisnu dan terdiam, mencoba mencerna apa yang didengarnya.

"Lo ga niat buat perjuang-"

"Ga."

"Kena-"

"Karena dia bakal nyakitin lo Tania. Dan gue ga mau cuma karena Sarah lo kena imbasnya." Wisnu menatap Tania gusar.

"Cuma nu? Cuma?" Suara Tania mulai bergetar.

"Lo lupa alesan kita bela-belain jauh dari orangtua demi bertahan disini karena apa? Maksain masuk SMA yang ga jelas itu karena siapa, lo lupa ?"

"Gue tau Ta, tapi kalo semua itu bikin lo berurusan lagi sama Willy, gue gak mau.
Gue gak mau ngorbanin lo Taniaa" Tatapan tajam Wisnu melembut dan suaranya terdengar lebih tenang.

Tania yang membisu dan tak tau harus bereaksi seperti apa mengalihkan pandangannya.
Tanpa diduga hatinya menghangat mendengar ucapan Wisnu.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hallo halloo selamat malam
Part ini lumayan panjang kan ya ? Oh iya, maafkan typo yang bertebaran hahah, belum sempet diedit maklum

Btw, besok puasaaa!!!!!!!!!!!
Author mau minta maaf kalo banyak salah, kaya typo, cerita ngaco dll wkwk. Dan bagi yang menjalankan semoga puasa kit tahun ini diberi kelancaran dan keberkahan. Aamiin

Jangan lupa vote dan comment juga yaaa hihi.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang