Part 2

2.7K 224 12
                                    

"Iya...kami sudah berangkat... Duduk dan bersantailah sejenak di sana... Kami akan sampai sebentar lagi... Iya... kau sangat cerewet... Yayaya... peringatkan Mark supaya menjadi orang yang normal... Aku akan segera sampai sudah berapa kali aku mengatakannya... Kau menghitungnya. Sudah dasar cerewet," Taeyong menutup telponnya. "Dasar cerewet." Umpat Taeyong.

"Taeil?" Tebakmu dan Taeyong mengangguk. Sekarang kaliam sedang di mobil menuju bandara. "Ku pikir setelah sekian lama tak berjumpa dia akan berubah."

"Dia tak kan bisa berubah. Ayah dan ibunya juga cerewet dan mungkin itu keturunan."

"Ya.. aku berpikir juga begitu."

Saat sampai di bandara Taeyong kembali menelpon salah satu dari mereka, "kami sudah ada di pintu keluar, kami akan menunggu kalian di pintu keluar... iya aku dan (namamu)... sudah lama... sudah cepat jangan banyak tanya... iya... aku akan menunggu sepuluh menit, jika kalian tak kunjung datang kami akan pergi." Taeyong kembali menutup telponnya.

"Kenapa kau sangat kesal dengan mereka?" Kau memegang ke 2 pipinya, "jangan marah-marah lagi nanti kau cepat tua." Kau memeluknya, ya mungkin ini bisa membuatnya merasa tenang.

"Aku masih cemburu saat kau bilang kau merindukan Mark."

"Sudahlah..." Kau mengelus kepalanya. "Aku menyayangimu.. tak ada yang lain. Aku senang saat kau bilang kau cemburu, itu tandanya kau memang menyayangi ku."

"Ekhemm..." Tiba-tiba terdengar suara yang mengganggu momen berpelukan kalian berdua.

"Kenapa kalian malah berpelukan? Harusnya kalian yang memeluk kami." Ucap Mark. Apa? Mark? Aish, ternyata itu Mark, Jaehyun, Taeil, dan Ten sejak kapan mereka di sini? Kau kebingungan.

"Jangan mengganggu mereka Mark.." Ucap Jaehyun.

"Kan tadi aku sudah menyarankan sebaiknya kita pergi beberapa menit lagi dan sepertinya kita menggangu mereka." Ucap Ten.

"Harusnya aku mendengarkan Ten, bukan kau." Taeil menunjuk Taeyong.

"Sudahlah.. kalian tidak mau pergi dari sini?" Kau berjalan sambil menarik Taeyong. "Sebaiknya kalian istirahat dulu. Aku yakin kalian sudah lelah."

"Hey... kenapa kalian tinggalkan kami?" Mark berteriak.

"Kalian bisa mengikuti kami dari belakang." Teriak Teayong.

"Kenapa kalian tidak menawarkan kami untuk makan atau menanyakan apakah kami lapar atau tidak," ucap Mark setelah di mobil.

"Bukannya tadi kita sudah makan?" Ucap Taeil.

"Diam Taeil, mereka ini tidak tahu bagaimana menjamu tamu yang benar" Mark memukul kepala Taeil.

"Di rumah sudah di sediakan makanan oleh Kai. Ralat bukan disediakan tapi dipesan." Ucapmu dongkol.

"Kalian berdua sangat serasi..." Ucap Ten, "wah aku jadi iri... hey Jaehyun apa kau mau menjadi pasanganku selama di mobil ini?" Ledek Ten.

Kemudian kau memutar badanmu ke belakang, "kau dan Jaehyun juga sangat cocok kok Ten aku akan sangat iri padamu." Ucapmu datar.

"Menurutku Jaehyun lebih cocok dengan Taeil dan Mark cocoknya dengan Ten, mereka seakan melengkapi satu sama lain." Ucap Taeyong sambil menyetir.

"Wah kau sangat benar... Ten dan Mark sudah pernah mandi bersama." Ucap Jaehyun.

"Bukannya kita berlima pernah mandi bersama dan bahkan kita pernah tidur bersama." Ucap Mark. "Bahkan saat itu Taeil selalu memuji keindahan tubuh Taeyong." Mark bergidik.

"Aku khawatir jika Taeil tidak normal." Ucap Jaehyun.

"Kalian semua memuji keseksian tubuhku bukan hanya Taeil. Dan pertanyaan yang sebenarnya apa kalian berempat normal?" Taeyong mengerdikkan bahunya.

Our Love (Imagine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang