FOUR

25 0 5
                                    

Almeta keluat dari rumahnya menunggu ayahnya yang tak tau apa yang dilakukan oleh ayahnya sehingga membuat ia menunggu diluar.

"Ssttt..."

Almeta menengok saat ia merasa suara itu memanggilnya "Aksel"

"Hay..." sapa Aksel disertai cengiran seraya menaik-turunkan alisnya. "Mau berangkat sama gue gak?" Tanya Aksel seraya mengedikkan kepalanya.

"Emmmm..." Almeta melirik kearah pintu dan melihat ayahnya yang sedang pamit pada mamanya.

Aksel mengangguk-ngangguk setelah tau apa yang di ragukan Almeta. "Ommm... boleh gak saya berangkat sama Almeta? Kita udah telat nih...."

Ayah Almeta menengok kearah Aksel yang memanggilnya. Kemudian sesaat ia mengangguk dan tersenyum. "Iya... hati-hati ya"

Aksel mengangguk dan tersenyum "Assalamu'alaikum, tante, om"

"Wa'alaikum salam"

"Mas, ini bukannya masih jam 06.30 ya?"

Ayah Almeta menatap arloji nya yang melingkar dipergelangan tangannya "Iya. Emang sekolah Tata majuin jam masuknya ya?"

Mama Almeta tersenyum dan menggeleng "Namanya juga anak muda, ada aja alasan buat berduaan." Mereka terkekeh geli menyadari bahwa jaman mereka tidak jauh berbeda dengan jaman sekarang.

***

"Met, ngantin yok"

Almeta menggeleng "Gak ada guru bukan untuk kekantin Des, tapi untuk ngerjain tugas yang dikasih gurunya."

Desty memutar bola matanya jengah dengan tingkah sahabatnya yang sangat DISIPLIN itu. "Astaga... Met kekantin doang kok, lagian cuman beli Lamonade terus udah deh balik kekelas."

Almeta menghela nafas pelan, dan meluruhkan pundaknya sejenak, sebelum ia mengangguk mendengar permintaan Desty "Yaudah, iya"

"Eh, mau kemana lo berdua?"

Lagi-lagi Desty memutar bola matanya jengah dengan suara yang sangat familiar plus paling mengganggu kehidupannya selama SMA. Desty melirik orang tersebut dengan sinis dan alis terangkat. "Kekantin"

"Kerjain tugas lo berdua, udah selesai?" Ego menunjuk buku Desty dan Almeta.

"Iya, nanti, lagian cuman kekantin doang kenapa sih?"

"SEKARANG DES, NGERTI GAK LO. BALIK?!?!?!" Teriak Ego yang membuat Desty terkejut saat mendengar suaranya. Desty dan Almeta mengangguk dan kembali ketempat duduk mereka dengan jantung Desty yang masih berdebar karena kaget dengan sifat disiplin Ego yang kembali muncul.

"JANGAN RIBUT WOY?!?!"

Kelas hening. Bahkan sangat hening. Tidak ada yang berani bersuara jika Ego (sang ketua kelas) sudah mengeluarkan sifat disiplinnya tanpa ada nada bercanda. Bahkan Aksel yang sahabatnya pun takut ingin menegur Ego yang sedang sibuk berkutat dengan tugas-tugas yang diberikan oleh Pak Seno.

Aksel melirik Almeta yang juga terlihat bingung dengan tugasnya, merasa dilirik, Almeta balas melirik Aksel dengan dahi mengkerut. Almeta mengedikan kepalanya kearah Aksel yang dibalas Aksel dengan cengiran. Aksel mencibir Ego kearah Almeta yang membuat Almeta tertawa namun seketika berhenti.

"LO BISA DIEM GAK SEL?!?!?!"

Aksel menengok dengan wajah kesalnya dan.....

KRRIINNGGG....

"Alhamdulillah Ya Allah, terbebas dari kawan yang lagi SSTRREESSS" ucap Aksel seraya mengusapkan telapan tangan nya kewajah dan melirik Ego.

Ego nyengir dan menjitak pelan kepala Aksel "Lagian tegang banget tu muka, mau ketawa gue tadi, tenang aja sobbb.... gue gak bakal jadi monster kok."

Trust MY "Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang