SIX

28 2 3
                                    

"Halah... lo aja gak mau ajak gue tadi malem, lo malah ngajak si adek kelas yang sok keunyu-unyuan itu" Rengut Desty pada Aksel yang ingin meminta jawaban PR Desty.

"Astaga... Des, suerrr, salahin Ego tu, orang dia yang traktir." Ucap Aksel seraya melirik Ego.

Ego yang sedang nonton bola yang katanya bahwa jagoannya lah yang kalah dengan cepat menoleh dengan tatapan tidak terima.

Aksel menaikan sebelah alisnya kearah Ego "lah... emang lo yang traktir kan? Gantian sana lo yang traktir Desty."

Ego memandang Aksel dengan tatapan horor, dan berjalan kearah Aksel, menarik dasi Aksel sehingga Aksel ikut mendongak. "Heh.. tapi kalo masalah adek kelas itu memang lo yang ajak ya"

"Ashhh... lepasin bego... kalo dasi gue rusak lo harus pasangin pake gigi lo. Ya Allah... Ego anjir.. lepasin njirr.." ucap Aksel yang semakin gencar menarik dasi Aksel.

Setelah puas,Ego pun melepaskan dasi Aksel. "Heh... dan masalah traktir... lo bilang jagoan gue kalah, taunya tadi gue tonton menang anjay... mana lo... utang traktir sama gue."

"Mana ada... itu boong bego. Udah lama paling itu" ucap Aksel nyela.

"Gak ada. Lo.harus.ganti.titik.gak.pake.koma."

"Lo ngomong aja dari tadi pake titik semua."

"Gak mau tau gue Sel, balikin. Itu duit celengan anjir.."

Aksel menaikan alisnya "Lo kira gue percaya kalo lo nabung?"

Melihat muka Ego yang memelas, Aksel segera merangkul walaupun ia tau itu hanya trik Ego biar ia kasian pada Ego "Weshh... calm brother. Bakalan gue ganti kok. Oke"

Melihat mata Ego yang berbinar, Aksel segera melepas rangkulannya dan menangkup pipi Ego dan mencium pipi Ego lalu keluar.

"Anjay... pipi gue gak perawan lagi SAT?!?!" Ucap Ego seraya mengejar Aksel yang sedang ada di depan pintu.

Aksel dan Almeta berpapasan, Almeta menatap Aksel dengan tatapan datar dan melambaikan tangan kearah Desty.

Aksel memutar badan nya kembali menghadap Desty, ia berjalan dengan alis mengkerut, seraya melirik Almeta.

"Lo.. kenapa Met? Tumben gak nyapa gue"

Almeta nengok mendengar perkataan Aksel "Ah... hai.. Aksel" sapa Almeta dengan fake smile nya.

Aksel menaikan satu alisnya, dan sesaat menggeleng keluar.

"Aksel suka ya sama adek kelas itu?" Tanya Desty

Almeta yang mendengar hanya mengangkat bahunya acuh.

"ANJIR.. GUE BELUM PR SBK WOY.. PINJEM PENSIL?!?!"

Almeta dan Desty hanya menengok tak mengerti mendengar kehebohan Ego. Akhirnya Desty mengeluarkan pensilnya dan memberikan kepada Ego.

"Awas lo, kalo lo liurin lagi"

"Lah Des, pelit amet lo. Kemaren juga gue pinjemin lo pensil" sungut Ego.

Desty hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Pensil kurcaci bego."

"Yang penting kan pensil" ucap Ego menatap Desty sinis.

***

Almeta berjalan cepat mengejar Rezky, sekretaris kelasnya yang memegang kunci kelas. Sesekali ia mengusap peluh yang membanjiri dahi dan sudut matanya.

"Rezky?!"

Rezky yang sedang mengambil ponselnya refleks menengok ke arah Almeta.

"Ya Met?"

Trust MY "Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang