Soryy slow update and sorry typo..
***
Kriiing.. kriiing.. kriiing..
Alarm yang sedari tadi berdering namun di abaikan oleh Azka ia masih memeluk guling serta selimut yg makin menutupi dirinya. "Jangan pisahkan kita" semakin erat pelukannya.
Tiba-tiba matanya membulat seketika, mengingat ini hari pertama ia akan mengikuti masa Orientasi Didik di Universitas Budi Luhur. Ia bangkit dan bergegas menuju kamar mandi namun...
*Brukk*
*Awhh.. ishhh keseleo lagi," umpat kesal Azka, melihat bahwa kini dirinya tersungkur di lantai dan kakinya terlilit oleh selimut.
Dengan cepat ia langsung bangkit dan bergegas ke kamar mandi dengan menahan sakit di pergelangan kakinya.
Ia sering mengalami keseleo akibat penyakit cerobohnya yang kambuh ketika paniknya sudah di tingkat Dewi.
Dengan buru-buru ia mengayuh sepedanya rasa sakit yang ia abaikan agar ia cepat tiba di kampus.
Setibanya ia di kampus dan menaruh sepedanya asal, lalu berlari secepat mungkin, ia ingat gmn peraturan jika ia terlambat akan mendapatkan sanksi.
Azka paling tidak suka dg yang namanya hukuman dan sangat membenci jika di introgasi. Ia semakin menambah level larinya tiba-tiba.
*Brukkhh*
*Awh....* ucapnya secara bersamaan
*Lo, kalo jal...* cibir cowo itu namun terpotong.
*Sorry gue buru-buru uda telat, kalo lo ada apa-apa telfon gue aja, gue duluan" potong Azka serta menodorkan kartu nama kepada cowo yg di tabraknya, ia membereskan peralatannya dan berlari meninggalkan cowo tersebut tanpa menoleh melihat siapa cowo yang ia tabrak.
Putra tersenyum girang melihat kartu nama yg di berikan Gadisnya itu, ia melihat punggung Azka yg semakin jauh.
Yahh cowo yang bertabrakan dengan Azka adalah Nauval teman kecilnya yang kini menggunakan nama Putra agar ia bisa membuat Azka kembali mengingat dirinya tanpa menggunakan nama kecilnya.
Kini, Azka sudah berada di lapangan ia duduk di barisan paling belakang, yaiyalah telat dapetnya yaa belakang.
Dengan nafas yang masih ngos-ngosan ia duduk bersila dan melihat disampingnya ada cewe, dengan nafas yang mulai teratur ia memulai percakapan.
"Sorry, lo punya air minum gak,"
"Ada, nih minum aja, lo pasti kesiangan yaa??"
Azka, menerima botol minum tersebut dan langsung menengak setengahnya, mengingat ia belom sempat minum ataupun sarapan.
"Iyah, nih thanks..." ucapnya tertahan,
"Panggil aja Yuyun," potongnya.
"Ahaha, oke thanks Yuyun.. gue Azka"
"Oiya nih kenalin tmn gue," ucap Yuyun, ia menunjuk seseorang yg berada di samping kanannya.
"Gue Azka.." mengulurkan tangan.
"Anis," ucapnya singkat.
Perkenalan singkat namun membuat mereka sangat akrab, ia memiliki sifat yang sama dg teman barunya itu yang suka bercanda, ngomongnya yang julit serta keisengannya.
Kini mereka mengikuti struktur kegiatan ordiknya di ruang AUDITORIUM, kakak pembimbing memberikan kelombok kelas dan mentor.
Azka mendapatkkan kelompok yang sama dengan Yuyun, namun Anis terpisah dg kita.
"Yaa, gue sendirian deh," ucap Anis dg senyum tipis.
"Ahaha,nanti klo istirahat dan pulang kita bareng kok," ucao Yuyun.
Kini, mereka di arahin menuju kelas dan berkumpul dengan kelompok masing".
Setibanya, di kelas mereka memilih duduk di barisan ketiga dari depan, maklum hari pertama jangan terlalu di depan.
Sedang asik bercanda dan berkenalan dengan yang lain tiba-tiba seseorang pembina masuk dan memberitahukan mentor yang akan membimbing mereka.
"Hay adek.. kenalin gue mentor yang akan membimbing kalian, tapi disini gue gak sendiri tapi mana sii nih bocah atu telat mulu.." ucap mentor.
"Namanya siapa kak, trus temennya cewe juga gak.. ahahaha" timpal seseorang, sontak seisi kelas menertawakannya.
"Oke guys,, panggil aja gue kak Kesya," ucapnya
Seisi kelas langsung kembali ramai dan cowo pada bersiulan dan candaan pertanyaan yg di lontarkan untuk kak Keysa namun tiba-tiba kelas hening seketika, mendengar derap kaki yg tajam, seseorang mentor cowo masuk dengan gaya yang cool.
"Sorry key, gue telat" bisiknya kepada kesya.
"Kebiasaan banget si lo Put," gerutu kesya pelan.
"Oke guys kenalin dia ketua mentor kalian," Keysa.
"Hay adek-adek, gue Putra" ucapnya singkat.
Suara bariton itu, membuat Azka membulatkan matanya dan menoleh ke sumber suara. Ia melihat dg seksama cowo tersebut.
"Dia kan..?" Gumamnya pelan.
Azka, tak percaya kenapa harus Putra yg jadi mentor di kelompok dia.
Kelas pun semakin ramai karna anak cewe lah yg skrg mulai berbisik-bisik.
"Aduh mentor kita ganteng banget"
"Kakaknya cantik, ganteng"
"Punya gue tuh kak Putra,"
"Punya gue.."
"Uda punya pacar blom yaa?"
"Aduuhh senyumnya itu loh bikin gue meleleh aja,"
Azka, cuma keheranan dg sikap tmn-tmnnya di kelas, kini ia hanya memainkan ponselnya.
Disana, kakak mentor menjelaskan struktur kegiatan yang bakal di lanjutin dalam 3 hari kedepan, dan sesi perkenalan pun selesai.
Kini, kegiatan hari pertama pun selesai, ia mengayuh sepeda nya dg santai menuju apartemen. Setibanya di apartemen Azka langsung membersihkan diri dan merebahkan dirinya di atas sofa.
***
Kalo boleh gue bilang ospek yg gue alamin ini bener-bener jauh dari dugaan gue. Jauhnya gimana? Jauhnya itu bener-bener bukan kaya ospek jaman bahela alias oas jaman SMP sama jaman SMA cuy.
Well di ospek kuliah gue kali ini gue gak ngalamin yang namanya "pembulian berantai" maksudnya? Ya kaya kakak-kakak senior ngebully adek kelasnya gitu. Ini nih gak ada yang namanya bully-bully an justru yang ada malah "pemodusan berantai (?)" Kata orang gak seru kalo gak ada bully-bully an, tapi justru gini malah enak, hapuskan segala pembullyan! Damai! Siapa tau dari damai jadi cinta. Eetthh.
***
Okee guys, sorry kalo part ini pendek abisnya gue binggung mau gue tulis gimana.
Well, di part ini ada nama sahabat gue, kenapa gue pake nama sahabat gue? Yaa emang ini cerita gue.
Nyanyiin happy birth day yuk buat Yuyun, wish all the best deh buat lo, kalo kurang lo doa sendiri dah, gue aminin dri sini.
Okee happy reading guys n vommentnya yg buanyaaakkk yaa, thanks all :*

KAMU SEDANG MEMBACA
EMPAT BELAS
Teen FictionAzka... gadis yang berusaha selalu ceria dan berfikir positif, dan tidak memikirkan dirinya sendiri ketika membahagiakan org lain karna senyum mereka lebih indah dari kerlip bintang di langit, meski dibalik itu semua dia memiliki hati yg hancur dan...