"Jung Chan Woo!" Teriak Soo Young memanggil nama Chan Woo dengan nafas yang masih terengah-engah.
Chan Woo berhenti, berfikir bahwa suara Soo Young hanyalah sebuah imajinasi dalam pikirannya, hingga dia berbalik dan melihat Soo Young. Soo Young berlari dan memeluknya erat, tidak perduli dengan orang-orang disekitar mereka yang sedang bingung melihatnya.
"Kenapa kau disini?" Tanya Chan Woo ketika Soo Young melepaskan pelukannya. Soo Young menunjukan foto yang dia bawa disepanjang perjalanan.
"Pabbo! Kau belum tau apa yang akan aku katakan jika kau memintanya dan aku juga belum memaafkanmu soal masalah kemarin." Senyum Soo Young.
Chan Woo mengangkat dagu Soo Young dan menatap lekat pada mata Soo Young.
"Nado Saranghae." Bisik Soo Young.
Chan Woo tidak berkata apapun, tetapi dia mencium Soo Young tepat dibibirnya. Chan Woo menutup matanya begitu pula dengan Soo Young. Mereka melepaskan ciuman itu dengan senyum mengembang diwajah mereka.
"Ikutlah bersamaku." Kata Chan Woo. Soo Young menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bisa." Kata Soo Young.
Pengumuman penerbangan terdengar memenuhi bandara.
"Kau akan telat dipenerbanganmu."
"Kau aneh, kemarin kau memintaku untuk membawamu bersamaku. Tapi kenapa saat aku memintamu untuk ikut bersamaku kau malah tidak mau?"
"Karena kemarin aku tidak rela jika orang yang aku cintai pergi meninggalkan aku, tapi sekarang karena orang yang aku cintai akan pergi demi pendidikannya. Maka aku akan merelakannya, demi masa depan orang yang aku cintai lebih baik." Jelas Soo Young tersenyum manis.
Dia membiarkan tangannya pergi dari dada Chan Woo dan mengambil langkah mundur.
"Selamat tinggal, Chan Woo." Kata Soo Young dan berbalik.
Dia tidak bisa menatap Chan Woo, Chan Woo tidak mengucapkan apapun.
Saat staf penerbangan datang kepadanya dan memintanya untuk segera pergi ke pesawat. Chan Woo mengikutinya, tetapi saat dia mengambil langkahnya itu sangat berat baginya untuk pergi. Chan Woo berbalik dan berlari untuk menggapai Soo Young, dia tau kesempatan tidak datang dua kali.
"Soo Young-ah!" Chan Woo memanggil nama Soo Young ketika dia melihatnya. Soo Young menatap Chan Woo sedangkan Chan Woo menyeringai kepadanya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Soo Young menghapus air matanya.
Chan Woo mengeluarkan tiket penerbangannya dan merobeknya. Dia berlutut dilantai.
"Aku tidak akan pergi tanpamu." Chan Woo mengambil nafas panjang. "Maukah kau menikah denganku? Dan pergi bersamaku kemanapun aku pergi?" Tanya Chan Woo.
"Ini gila." Gumam Soo Young tidak percaya. "Berdirilah, Chan Woo." Soo Young menariknya untuk berdiri. "Heem...aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi." Soo Young tersenyum dengan manis. Dia langsung menjinjit dan mencium Chan Woo tepat dipipi sebelah kirinya.
"Pak, penerbangan anda sudah hilang." Kata staf penerbangan.
"Aku tidak akan pergi.Aku akan pergi bersamanya. Lebih baik aku kehilangan penerbangannya dari pada aku harus kehilangan orang yang sudah dari dulu aku sayang." Kata Chan Woo menatap mata Soo Young.
Mereka berjalan keluar sambil berpegangan tangan.
"Jamkkanman, Soo Young-ah." Chan Woo berhenti.
"Wae?"
"Ayo kita kencan sekarang, menjadi yeoja chinguku dan menikah denganku selamanya." Chan Woo tersenyum.
"Kau harus meminta izin kepada orang tuaku dulu." Kata Soo Young.
"Katakan pada mereka, kita terkunci dan tidak akan pernah terlepas." Chan Woo menyentuh hidung Soo Young.
"Kita terkunci dan tidak akan pernah terlepas." Soo Young mengulang kata-kata Chan Woo.
Saat aku menulis tentang menemukan seseorang, semuanya tentang kepercayaan, takdir dan hal yang paling penting adalah CINTA. Aku menemukannya dan harus kukatakan, ini tidak hanya tentang kepercayaan, takdir dan cinta. Ini tentang keberanianmu untuk membuat mereka menjadi milikmu, untuk membuat mereka tetap tinggal.
"Apa yang kau lakukan, Soo Young? Aku menunggumu dan kau masih disini, kita akan telat! Ayo, lebah pendek!" Chan Woo memanggil.
"Jamkkanman, aku akan menyelesaikan ini."
P.S dan aku bersyukur bahwa dia adalah sahabatku.
-END-
Epilog
Soo Young menyikut pinggang Chan Woo, saat dia hanya diam saja menatap ke arah cangkir kopi nya yang tinggal setengah lagi.
"Eh?" Pekik Chan Woo tersadar dari lamunannya.
"Malah ah-eh, katanya kau akan bicara sesuatu dengan Gi Kwang." Bisik Soo Young gemas melihat tingkah Chan Woo.
Ya, kini dihadapan Chan Woo dan Soo Young sudah ada Gi Kwang yang masih setia menunggu Chan Woo angkat suara.
Kemarin Chan Woo meminta Gi Kwang untuk bertemu, karena ada sesuatu yang ingin Chan Woo katakan pada Gi Kwang dan ini menyangkut Soo Young. Jadi dengan terpaksa Soo Young ikut dengan Chan Woo.
"Ah, iya." Kata Chan Woo yang kini menatap wajah Gi Kwang dengan serius. "Aku tau kau tulus menyayangi Soo Young. Tapi aku hanya ingin kau tau, bahwa aku akan menjaga Soo Young dan aku janji tidak akan menyakiti dia. Jika sampai aku aku menyakitinya, aku akan mengembalikan Soo Young padamu."
Soo Young melotot mendengar penjelasan dari Chan Woo barusan.
"Tapi, maaf. Selamanya aku akan berjuang untuk membahagiakan Soo Young. Aku akan berusaha untuk tidak membuat Soo Young sedih. Jadi kemungkinan Soo Young tidak bisa aku kembalikan padamu." Jelas Chan Woo tegas tanpa ada keraguan sedikitpun. Hal itu membuat Soo Young tanpa sadar tersenyum mendengarnya.
Gi Kwang tampak terpaku mendengar semua penjelasan dari Chan Woo. Kemudian dia tersenyum tulus.
"Aku pegang perkataanmu." Kata Gi Kwang yang sekarang beralih menatap Soo Young. "Soo Young-ah."
Soo Young mendongak menatap wajah Gi Kwang.
"Terima kasih untuk semuanya." Senyum Gi Kwang.
Dan Soo Young hanya mengangguk, sedangkan Chan Woo tersenyum lega.
The End
Hai, ada yang kangen aku gak? Engga ada pastinya ya :(
Aku mau minta saran nih, itu juga kalo cerita ini ada yang baca.
Aku mau buat cerita tentang pemain lain yang muncul di cerita ini, ada yang setuju gak?
Kalo setuju menurut kalian siapa yang mau aku publish ceritanya.
Ditunggu commennya ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fool
RandomCinta itu bukan perasaan yang datang lalu berlalu. Cinta tumbuh seiring berjalannya waktu. Cinta tidak ditanam, tapi cinta tumbuh dengan sendirinya. Cinta datang tak pernah kita duga dengan siapa, dimana dan kapan ia akan datang. namun cinta akan pe...