Rachel?

39 0 0
                                    

Pagi itu, tidak seperti biasanya. Aku diantar bunda dengan mobil. Bukan motor bersama abang. Karena aku akan bermalaman disekolah untuk malam puncak. Aku membawa baarang yang jelas lebih banyak dari hari biasa karena akan menginap.

Saat sampai disekolah, aku menurunkan semua tas besarku dan barang yang lainnya dari bagasi. Lalu aku beranjak menuju tempat bunda berada untuk berpamitan. Posisiku berhadap hadapan dengan bunda. Bunda memberi nasihat yang cukup panjang agar aku tidak berlaku nakal. Namun tiba-tiba bunda melambaikan tangannya. Aku bingung. "Kenapa bun? Kan Arine masih disini. Kok udah dadah dadah sih" aku yang kebingungan tidak dihiraukan oleh bunda. Tib-tiba bunda berbicara sesuatu "hai, iyaa tante baik, nak Zaffar" ucap bunda. Oalah. Ternyata bunda tidak sesang melambaikan tangannya kepadaku. Melainkan orang yang ada dibelakangku. Aku menoleh. Melihat diapa yang ada disana. Saat aku melihatnya, aku tidak tau pasti siapa orang tersebut. Karena disana terlalu banyak kerumunan orang. "Yaudah Bun, Arine ke kelas dulu ya. Bunda di jalan hati-hati" ucapku diiringi dengan tanganku yang berjabatan dengan bunda dan mencium punggung tangannya. "Iya nak. Yang baek baek. Inget pesen bunda" pintanya. "Siaaaap" balasku singkat.

Aku menuju kelasku. Menuju mejaku untuk meletakan barang-barangku sementara. Dari kejauhan, aku sudah melihat ada sesuatu disana. Aku tersenyum penuh arti. Karena aku tau itu pastilah surat. Aku buka surat itu. Surat itu bertuliskan

"Enjoy your day Arine" 

Surat dengan isi 4 kata itu membuatku tersenyum. Lalu aku duduk dikursiku. Memandangi surat tersebut. Imajinasiku nakal. Iya bermain aduhainya. Aku tidak mengerti, kenapa kak Musa begitu perhatiannya. Lalu aku melipat kembali surat itu. Aku meletakannya di pocket kecil yang ada diranselku. Teman temanku semua sudah berdatangan. Semua berkumpul duduk selasaran didepan kelas seperti biasanya. Aku masih santai duduk dikursiku karena belum ada kak Musa disana. 

Saat aku sedang melamun, aku merasakan ada seseorang yang melihat ke arahku. Ternyata Keanu. Dia jalan menghampiriku. "Arine, hargain temen lo dong. Temen-temen lo udah pada ready duduk dibawah nungguin kak Musa. Masa lo santai banget sih stay cool disini" ajak Keanu yang mengulurkan tangannya ingin membantu aku berdiri dari kursiku. Huft. Keanu tidak mengerti. Bukan maksudku tidak menghargai teman teman. Aku ingin menolak permintaan Keanu. Namun aku merasakan 2 mata lainnya menatap ke arahku selain Keanu. And yup. Itu Rachel. Dengan tatapan yang tidak bisa aku simpulkan maknanya. Keinginanku untuk menolak ajakan Keanu aku simpan rapat rapat. Aku tidak mau lagi mau membuat Rachel marah padaku. Aku menerima uluran tangan Keanu lalu aku berdiri dan berjalan. Ditengah jalan aku mengangkat tangan Keanu yang sedari tadi aku gandeng. "Lah, Nu? Tangan kamu kok basah?" Tanyaku kebingungan mengamati tangan Keanu yang masih berada di genggamanku. "Ah! Apansi Lo Rine, gapenting amat. Ayo udah cepetan kedepan!" Ucap Keanu yang melepas genggaman tangannya dariku dan mendorong kecil punggungku yang membuat aku berlari-lari kecil berjalan hingga kedepan. Aku duduk disamping Rachel. Karena tidak ada space yang tersedia lagi selain disamping Rachel. Aku tersenyum awkward padanya.

"Bodoh. Manusia apaan sih lo. Bodoh" ucapnya. Pagi ini aku sudah dibuat bingung oleh sikap Rachel. "Gak peka banget sih lo AH sucha stupid kind of girl. Gangertu gue. Buta lo" Rachel menjadi jadi. Bingungku pun menjadi jadi. Aku hanya diam. Pada akhirnya kak Musa pun datang.

"Hi guys" sapanya dengan sangat tampan dengan posisi tangan di saku almamaternya. Almamater OSIS miliknya membuat ketampanan kak Musa naik satu tingkat. Tidak seperti kak Al yang tidak pernah mengenakan almamaternya padahal ia ketua OSIS. 

"Persiapan kita buat penampilan malam puncak nanti gue rasa udah oke. Cuma buat lo,Keanu. Gue gak tau ya. Gue berharap lebih banget sama lo." Ucap kak Musa dengan sangat penuh harap dan ia tidak ingin marahnya mengebu. "Iya kak. Gue juga try my best" jawab Keanu dengan nada yang ketakutan.

 "Oiya Rine, lo udah nerima suratnya kan?" Deg. Jantungku melemah. Kenapa kak Musa berani berbicara tentang surat itu didepan teman teman. "Eh, umh.. I-iya kak. Ngghh.. mh.. a-aku udah neri-m-m-ma" jawabku dwngan terbata bata. "Yaudah, mana?" Jantungku lepas dari tangkainya. Mendengar kak Musa meminta surat-surat yang telah ia kasih.

"Bukan surat yang selama ini lo terima bodoh. Bukan surat dengan pesan manis dari Kak Musa yang selama ini lo terima. Tapi surat dari kak Al untuk kelas yang isinya nomor urut kapan kelompok kita harus tampil" jelas Rachel yang disertai tangannya mencubit tanganku tepat dibagian dagingnya. 

Wait.. I see something wrong. "Bukan surat dengan pesan manis dari kak Musa yang selama ini Lo terima"-katanya. Kata Rachel. ITU BERARTI RACHEL MENGETAHUI KALAU AKU SERING MENDAPATKAN SURAT DARI KAK MUSA. "Ka-kamu ta-tau dari mana Chel?" Tanyaku kebingungan. "Pernyataan gue lebih menarik ya dari pada pertanyaan kak Musa sampe sampe lo nyuekin pertanyaan dia? Jawab Rine pertanyaan Kak Musa." Bentak Rachel pelan. 

"Eh, umh kak maaf. Surat yang kak Musa maksud belom aku terima. "Lah, Rine? Gimana sih katanya sudah nerima?" Ucap kak Musa disertai tawa renyahnya. "Surat nomor urut bukan kak? Kalo iya, gue udah menerimanya dari Kak Al." Sela Keanu yang membuatku tenang. "Oh, yaudah Nu. Sini kasih gue." Ucap kak Musa.

"Ternyata kita tampil terakhir guys. Gapapa ya. Kita jadiin penampilan terakhir jadi penutup yang paling berkesan. Setuju ya?" Ucap kak Musa. "Setujuuuuu" balas teman teman saut sautan. "Yaudah sekarang free dulu deh kalian mau ngapain. Soalnya kakak OSIS juga pada mau rapat. Have fun ya guys" ucap kak Musa pamit.

Aku masih penasaran tentang pernyataan yang diucapkan oleh Rachel. Saat aku ingin berbincang mengintrogasi Rachel, ia beeanjak berdiri lalu pergi. "CHEL, mau kemana?" Tanyaku dengan disertai respon menoleh dari Rachel. "Toilet" balasnya singkat. "Ikut.." ucapku berharap. "Gausah. Kalo lo mau tau tentang apa yang tadi gue bilang, lo samperin Mody aja. Entar gue nyusul. Kita ngomong" jawab Rachel lalu tanpa menunggu jawaban dariku Rachel sudah beranjak pergi. 

Saat ini, aku bersama Mody. Sahabat baruku yang sangat ceriwis itu. Sambil menunggu Rachel, Mody bercerita banyak. Dan akhrinya aku memberanikan diri bertanya pada Mody tentang Rachel.

"Dy, Rachel tuh....." belum selsai aku berbicara. Mody sudah memotong omonganku. "He-eh gue pahaaamm. Masalah Keanu kan?" Ucapnya. Aku mengangguk. 

"Jadi gini Rine. Gue,Rachel sama Keanu udah temenan lama. Kita 4 tahun sempet netap di New Zealand. 3 tahun pas SMP 1 tahun SMA. Selama 1 tahun kita SMA,Rachel sama Keanu pacaran. Tapi berakhir karena Rachel dengan kepribadian yang keras, nakal, addicted of vodka, kalo main malam terus ngerasa gak pantes punya pacar kaya Keanu yang ambisi buat berprestasi tinggi, selalu totalitas dalang ngerjain suatu hal, perfectionist pokoknya jauh dari kata nakal. Akhirnya Rachel bilang ke Keanu. That she is not virgin at all. Dia pikir, itu bakal buat Keanu jijik. Gak taunya enggak. Keanu tetep sayang sama Rachel. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, Keanu capek sendiri. Dia Give Up. Dia capek soalnya terus terusan di Ignore sama Rachel" jelas Mody yang membuat aku kebingungan. Aku baru tau sedikit cerita tentang Rachel.

"Kamu sempet 1 tahun SMA? Kok disini tetep kelas 10? Bukan kelas 11?" Tanyaku pada Mody. "Hehe. Iya Rine. Pihak sananya gak ngasih izin kelulusan kalo belom nyelsaiin ampe 3 tahun. Jadinya pas sampe Indo, kita ngulang." Jawabnya santai. Aku mengangguk faham. Masih penasaran aku bertanya lagi.

"Tapi Dy, kenapa Rachel nuntut aku buat peka? Seolah olah Rachel ngedukung hubungan aku sama Keanu. Padahal Rachel masih sayang kan sama Keanu? Kalo masih sayang kenapa dia malah ngasih Keanu ke orang lain dengan ringannya. Trus yang masalah virgin, dia bilang gitu cuma bohong atau benar Dy? Maaf kalo pertanyaannya kurang berkenan." Tanyaku disertai permohonan maaf dibagian akhir.

"I love this curious girl". Ucap Mody sambil tersenyum. "Type sayang yang Rachel punya itu gak kaya anak kecil berbunga sekarang Rine. Ya gue ngakuin sih, Rachel agak tua sebelum pada umurnya. Tapi itu tahap pendewasaan baginya. Rachel, emang masih sayang sama Keanu. Banget malah. Tapi saat ini Keanu sukanya sama yang lain. Jadi, ya Rachel gak bisa maksain Keanu harus jadi miliknya. Kalo kayak gitu, Keanunya bakal ga nyaman. Imbasnya ke Rachel juga. Rachel harus ngeliat orang yang dia sayang gak nyaman. Masalah yang virgin atau enggaknya, itu bohong. Rachel tetep virgin. Soalnya dia gak mau kasih hartanya dengan orang yang salah. Apa lagi yang tidak ia sayang. Senakal nakalnya Rachel, dia tidak akan membiarkan kepunyaannya terhempas begitu saja."


Yup. Hari ini hari penuh jawaban. Aku mengetahi sedikit rahasia yang Rachel punya. Rachel benar. Aku memang bodoh dalam hal cinta. Dan dia juga benar. Dia tidak buta dengan masalah cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Z LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang