Suara decitan mobil yang berhenti seketika membuat semua murid SMA Persada Jaya menghentikan aktivitasnya dan siap menanti seseorang keluar dari mobil tersebut.
Beberapa detik kemudian, seorang laki-laki keluar dari bagian kemudi mobil dengan tas biru disampirkan di bahu. Raihan Putra Ares. Laki - laki yang berwajah imut namun terlihat cool itu sukses membuat siswi-siswi terpesona dan hampir pingsan karena ketampanannya. Sekaligus juga membuat siswa-siswa geram dan kesal namun terlihat bersiaga, karena jika seorang siswi pingsan karena Raihan, para siswa terkena akibatnya yaitu harus menggotong siswi yang pingsan ke UKS.
"Ganteng banget si Raihan!"
"Senyumnya itu lho!"
"Meleleh gue liatnya!"
"Kapan sih dia jadi pacar gue?"
Beribu pujian dan pertanyaan yang mungkin gak masuk akal dilontarkan siswi SMA Persada saat melihat Raihan berjalan di koridor sekolah.
Namun ada seorang siswi cuek melihat kedatangan Raihan. Alda Nafila Athena. Ia berjalan dengan tenangnya di tengah kerumunan orang dengan membawa beberapa buku yang akan dibawa menuju perpustakaan.
Karena tak fokus, tak sengaja ia menabrak seseorang yang ada di hadapannya. "Ma-maaf, gue gak sengaja." Alda menundukkan kepalanya sambil membereskan buku - buku yang berserakan.
"Cih, lo lagi."
Alda mendongak ke atas. Ia sangat mengenali suara ini. "Raihan?"
"Cepetan kek beresin bukunya, lo ngalangin jalan gue tau." Raihan dengan tenangnya menjejalkan tangannya di saku celana sambil menghentakkan kakinya menunggu Alda.
"Udah selesai! Puas lo?" Alda menenteng bukunya dengan kesal dan langsung meninggalkan Raihan yang masih di tempat.
Para siswi langsung berbisik-bisik satu sama lain. Raihan tak mengacuhkannya dan berjalan santai diiringi Kiki dan Tio yang baru datang tadi.
Ia membuka lokernya dan memasuki tasnya ke dalam loker. "Tumben gak ada apa-apa. Biasanya setiap lo buka tuh loker, coklat banyak banget ada disana," tanya Tio heran.
"Lagi bokek kali semuanya. Tanggal tua gitu." Kiki tertawa geli mendengar jawaban Raihan.
Saat mereka sudah memasuki kelas, merek duduk di tempat masing-masing. Berniat mengambil sesuatu di kolong meja, Raihan mendapati secarik kertas berwarna putih dari dalam kolong mejanya.
Raihan, lo mau gak jadi pacar gue? Harus mau lho! Gak boleh nolak!
I♡U
Raihan mendesah. Susah ya jadi orang ganteng. Banyak penggemarnya. Ia langsung mengambil pulpen dan menulis satu kata disana.
No.
Raihan menaikkan sebelah alisnya dan kembali menaruh secarik kertas itu ketempat semula. "Lo jawab apaan Rai?" tanya Tio yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Raihan.
"No."
"My name is no, my sign is no, my number is no." Kiki menyanyikan sepenggal lirik dari lagu Meghan Trainor sambil menganggukkan kepala seperti boneka hoka hoka bento. Raihan memaklumi tingkah sahabatnya yang aneh bin ajaib dengan menjitak pelan kepala Kiki.
Dan saat itu juga ia melihat Alda memasuki kelas dan duduk di sampingnya dengan wajah jutek. Walaupun Raihan dan Alda sering bertengkar dan bermusuhan, mereka duduk berdampingan karena ketentuan dari Pak Hadi bahwa yang memiliki prestasi yang baik duduk bersampingan. Awalnya Raihan dan Alda menentang keras, namun keputusan tak bisa diganggu gugat. Mau tidak mau dengan berat hati mereka menyetujui keputusan tersebut. Masa iya harus gelar tikar terus duduk ala lesehan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Feeling
Teen FictionAlda benci Raihan. Raihan benci Alda. Kalau Alda salah sedikit, langsung dibentak Raihan. Kalau Raihan salah sedikit, langsung dibentak Alda. Siapa sangka dibalik kebencian dan ketidakrukunan mereka, ada perasaan khawatir dan saling cemas dalam diri...