1

114 4 0
                                    

Sinar matahari yang masuk melalui jendela rumahnya membuatnya segera memaksa kelopak matanya agar terbuka paksa.

"Jam berapa sih ini,Hoammmm"Berlian menguap dan segera melirik ke jam weker yang ada di atas meja samping ranjangnya.

"Shit Udah jam 7"Berlian membulatkan matanya lebar dengan sempurna setelah melihat jam wekernya.

Setelah bersiap-siap,Berlian lalu kemudian turun dan langsung menuju mobilnya. Berlian memang menyetir mobil sendiri setiap kali berangkat ke sekolah. Tanpa mengucapkan salam,Berlian melalui Ibunya yang terperangah melihat kelakuan anaknya.

***

Pipp

Pipp

"Eh,Non Berlian terlambat lagi?Maaf mang danang gak bisa bukain pagar. Ini udah lewat 5 menit non"Sapa Mang Danang  salah satu security di sekolah Tunas Harapan Bangsa.

"Mang?Tolong lah mang. Cuma terlambat 5 menit ajah. Ini hari pertama ajaran baru disekolah ini. Tolong lah mang"Berlian turun dari mobilnya dan meletakkan kedua tangannya di depan dadanya dan memohon.

"Gak non,gak bisa. Tadi ibu Saras sudah pesan kalau ada yang terlambat gak boleh dikasih masuk non"Balas mang Danang dengan berjalan kembali ke posnya.

Semua orang tahu ibu Saras adalah Guru BP sekaligus wali kelas XII-IPA 2 kelas Berlian.
Berlian hanya memajukan bibirnya membentuk kerucut diujung lalu kembali kemobilnya dan memutar stirnya berbalik arah.

"Ohiya,jam segini koridor belakang sekolah pasti belum tertutup. Gue lewat situ ajah kali yah"Batin Berlian lalu tersenyum licik dan memutar haluan menuju koridor belakang sekolah.

Koridor belakang sekolah biasanya ditutup tepat pukul 08.00 Jadi masih ada kesempatan untuk Berlian karena waktu masih menunjukkan pukul 07.50.

Berlian lalu menyambar cepat tas sekolahnya dan berlari menuju koridor sekolah. Dan.
Berlian berhasil masuk. Dengan cepat dia berlari melewati loker-loker yang sepi dekat koridor. Loker itu biasanya ditempati oleh anak Ekskul basket.

Brug.

"Eh,Sorry. Gue gak lihat. Gue buru-buru. Sorry"Berlian menyambur tangan yang niat menolongnya dengan kasar,kemudian berdiri dan langsung melihat orang yang tadi menabraknya.

Seorang pria bertubuh tinggi dan badan yang sedikit berisi menyempurnakan badannya,dengan rambut lumayan pendek tapi beracak-acakan menambahkan kesan sendiri setiap orang yang melihatnya. Ditambah bola mata berwarna hitam pekat dan hidung mancung dengan kulit sawo matang berhasil membuat mata Berlian tak mampu berkedip.

"Heii,Nama gue Aldi. Sorry tadi gue tabrak lo. Gue mau ke ruangan basket tadi. Sorry yah. Lo gakpp?"Berlian masih terus menatap mata cowok yang ada didepannya. Sedangkan Aldi terlihat salah tingkah dibuatnya.

"Heii?"Aldi membuyarkan lamunan Berlian. Berlian pun langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Hai,Gue Berlian. Sorry sempat tabrak lo"Berlian dan Aldi pun tersenyum seolah keduanya mengatakan 'Gue yang salah'.

"Gue harus ke ruangan basket sekarang. Lo ke kelas aja. Gue yakin lo telat,tapi sayangnya hari ini gak ada guru"Aldi menatap lekat kedua pasang mata Berlian yang berwarna Coklat dan mencubit hidung berlian. Kemudian Aldi pergi meninggalkan Berlian yang masih mematung ditempat.

***

"Gue fikir tadi gue telat. Ternyata gak ada guru"Berlian kemudian duduk di sebelah Vania yang sedang menyisir rapi rambutnya. Vania hanya mengedikkan bahu melihat Berlian yang duduk secara kasar.

BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang