3

36 4 0
                                    

"Selamat pagi Princessku."Berlian segera membuka handphonenya yang berdering. Berlian tersenyum lebar melihat Pesan singkat itu.

"Selamat pagi juga princeku."

"Kamu sudah sarapan?"

"Ini baru selesai mandi. Setelah itu sarapan"

"Kita ketemu di cafe dekat rumah kamu sore ini. Aku mau ngomong sesuatu."

"Ok Prince"Berlian hanya tersenyum dan menutup ponselnya dan berlari ke bawah untuk sarapan.

***

Setelah mandi,Berlian kemudian mengenakan pakaian yang sudah ada di ujung kasurnya yang berukuran sedang. Berlian sekarang melihat dirinya dicermin. Berlian sengaja memilih baju itu karna diluar sedang hujan deras dan udara sangat dingin menusuk kulit.

Berlian melihat-lihat dirinya dengan Sweter berbahan Wol berwarna Putih dengan kupluk pink dan sepatu boots hitam dengan celana jeans tebal yang membuatnya merasa lebih hangat. Berlian menggunakan tas kecilnya yang menggantung disamping tubuhnya yang kecil.

"Aku siap. Aku akan ketemu Prince ku setelah hampir seminggu tidak ketemu krna libur setelah UN."Batin Berlian

Berlian berlari menuju mobilnya dan langsung melajukan mobilnya dengan cepat.

***

Diparkirnya mobil itu di parkiran Mobil khusus pengunjung kafe Albatha. Berlian kemudian berlari keluar dari mobil dan masuk ke kafe. Dilihatnya sekeliling mencari sosok yang mengajaknya kesini.

Mata Berlian berbinar-binar saat melihat seseorang melambai ke arahnya. Berlian langsung pergi kemana lambaian tangan itu ada.

Berlian langsung duduk disamping pria yang menggunakan sweter hitam berkera menutupi lehernya dan rambutnya yang dibiarkan berantakan tetapi terlihat sempurna.

"Mau ngomong apa?"Berlian memulai percakapan setelah memesan Hot chocolate and Mint Cofee.

"A-aku. Aku kangen kamu"Aldi menatap mata Berlian dan menarik hidung Berlian sembarang.

Terjadi gelak tawa bahagia disana,menambah kehangatan tersendiri bagi setiap orang yang melihat apalagi merasakannya.

Tawa mereka mereda saat seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. Berlian menatap Hot Chocolate miliknya dengan mata berbinae-binar menandakan ingin menghabiskannya secepat mungkin.

Aldi mengambil Mint cofee miliknya dan meniup beberapa kali kemudian menyeruputnya. Begitupun yang dilakukan oleh Berlian. Terjadi keheningan saat mereka masing-masing menikmati hangatnya minuman mereka.

"Sesuai janji aku. Aku akan memperkenalkanmu ke orang tuaku dan,Kita akan Tunangan setelahnya"Aldi memecahkan keheningan dan menggenggam tangan Berlian yang mungil. Berlian hanya menatapnya sambil memutar-mutar matanya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berlian salah tingkah.

"Aku masih ragu. Apa aku siap bertemu orang tuamu?Apa mereka bisa menerimaku dengan baik?Aku takut kalau mereka menolakku. Aku belum siap"Berlian menundukkan kepalanya dan bahunya mulai bergetar. Aldi berganti posisi berada disebelah Berlian dan mengangkat dagu Berlian.

"Berliana,Princessku. Apapun yang terjadi,kamu harus ingat satu hal. Aku menyayangimu dan tidak akan meninggalkanmu sendirian."Berlian tersenyum kecut dan memeluk Aldi. Berlian hanya mengangguk dipelukan Aldi dan Aldi mencium pucuk rambutnya sayang.

***

Kini mereka sudah berada di depan sebuah rumah bercat abu-abu dengan pekarangan yang cukup luas dan ada garasi disebelahnya.

Yah benar,Ini adalah rumah Aldi. Berlian menatap ragu rumah itu. Dia hanya mematung melihat rumah yang minimalis tetapi terdapat kesan sendiri setiap orang yang melihatnya.

Berlian melihat dirinya kembali dari ujung kaki memastikan tidak ada yang aneh. Berlian menggunakan gaun putih tanpa lengan dengan beberapa permata bling-bling di bagian dada. Ini adalah gaun ibunya saat pertama kali bertemu dengan calon mertuanya sama seperti yang dialami Berlian kini. Berlian menatap sepatu berhak berwarna hitam menambah kesan anggun tersendiri. Berlian hanya menggunakan make-up tipis karna dia tidak terlalu menyukai make-up tebal. Dengan rambut dijepit menyatu dibelakang kepala,Berlian tampak anggun saat itu.

"Apa yang kau lakukan?Ayo kita masuk. Kau cantik hari ini"Suara Super cool milik Aldi memecahkan lamunan Berlian. Berlian dijemput oleh Aldi dari rumahnya.

***

"Apa kau yang namanya Berlian?Suara lembut tetapi tajam menyambut kedatangan Berlian.

"I-iya,tante. Saya Berliana Ashley"Kata Berlian gugup saat mengetahui sang sumber suara berada tepat didepannya.

"Kenapa hanya berdiri disitu?Masuklah. Dan jangan panggil aku Tante. Apa aku terlihat tua sekali?Panggil aku MAMA"Berlian mengangkat mukanya dan mulutnya menganga tak percaya. Kemudian mereka berjalan bersama menuju ruang makan.

"Aldi. Setelah makan. Bawa Berlian keruang keluarga"Suara Tania-Ibu Aldi memecahkan keheningan dinner itu.

Setelah makan,Berlian dan Aldi menuju ruang keluarga seperti yang diperintahkan Tante Tania. Berlian terlihat gugup dan ingin berteriak sekeras mungkin.

"Masuk. Dan duduklah disini."Tante Tania menepuk bangku yang berada tepat disebelahnya menandakan Tante Tania meminta agar Berliam duduk disebelahnya.

Setelah lama berbincang-bincang,Tante Tania memutuskan kemudian.

"Berliana?Kau tahu?Aku mengenal ayahmu"Berlian membulatkan matanya penuh tanya "Yah. Dia-dia-dia adalah. Mantan pacarku dulu. Kau tahu?Aku hampir menikah dengannya. Tapi,dia memilih wanita lain karena dijodohkan oleh Tante Sri,Nenekmu. Kau tahu?Saat itu?Aku hampir saja bunuh diri. Tapi,aku bertemu papanya Aldi dan akhirnya kami menikah. Seandainya aku mau membalas dendam,aku akan lakukan. Tapi,kau?Kau tidak tahu apa-apa. Kau hanya wanita kecil yang terlahir karna kesalahan."

Berlian kemudian tunduk dan berlari keluar dari rumah Aldi. Aldi mencoba mengejarnya tetapi Berlian langsung menahan taksi dan pulang kerumah.

***

"Aaaaa. Kenapa tidak ada yang memberi tahuku?Apa aku terlahir karna kesalahan,Huh?Bunuh aku saja"Mimpi yang telah menjadi kenyataan itu membangunkan Berlian dari mimpinya. Membuat Berlian duduk dan memegang kedua lututnya sambil mengacak kasar rambutnya.

Tiba-tiba saja Berlian memegang hidungnya yang terasa sakit dan seperti ada sesuatu yang mengalir disana.

Darah

Berlian mengambil tissue dan mengelap darah yang terus keluar dari hidungnya. Kepalanya terasa sangat pusing hingga akhirnya dia memutuskan untuk mandi agar merasa tenang dan segar.

BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang