Dua

75 5 0
                                    

Tok.. tok.. tok.. aku mengetuk pintu kantor appaku.

"Masuklah!" Suara appa terdengar dari dalam. Aku segera masuk kedalam menemui appa.

"Appa, aku baru saja bertemu dengan Jung Yeop Ahjussi didepan."

"Benarkah? Lalu apa yang kau lakukan?" Tanyanya masih sibuk dengan tumpukan file didepannya.

"Aku menyapanya dan berbincang sedikit dengannya."

"Itu bagus. Apa kau bertemu dengan calon suamimu?"

"Eoh? Calon suami?" Namja tadi? Benarkah calon suamiku?

"Ne, calon suamimu? Apa kau tidak menyapanya?"

"Anu_ _"

Namja sipit tadi, apakah dia calon suamiku? Apakah mungkin si kacamata kurus kering itu tumbuh menjadi namja setampan dia? Membayangkannya saja tak mungkin. Tapi mengapa tatapannya begitu dalam padaku. Apa dia sudah tahu perjodohan ini? Apa dia mau menikah denganku? Kalau begitu tak ada alasan untukku menolak perjodohan ini. Toh dia juga tampan kan? Mirip salah satu romeoku di INFINITE. Ahh... sial, kata-kata alasan tadi yang telah kupersiapkan kini lenyap begitu saja.

Eun Ra POV end

Didalam sebuah mobil, tampak Jung Yeop ahjussi tengah berada dikursi penumpang. Didepan disamping supir, terlihat namja sipit itu tengah duduk dengan coolnya.

"Seharusnya kau tadi menyapanya. Atau bahkan kau tinggal disana dulu. Temui calon istrimu dan ajaklah jalan-jalan. Aahhh... mengapa aku begitu menyesal membiarkanmu mengikutiku balik." Kata Jung Yeop Ahjussi panjang lebar.

Namja bermata sipit itupun hanya tersenyum sambil menatap Jung Yeop Ahjussi dari kaca spion dalam mobil.

Lima hari sebelum pernikahan..

Eun Ra POV

Setelah menyelesaikan viting baju pengantinku, aku menyampaikan sesuatu pada orang tuaku ketika makan malam.

"Appa.. Eomma, sebelum pernikahan itu benar-benar terjadi, aku ingin liburan dua hari di pulau jeju. Sendirian.." Kataku menyampaikan keinginanku.

"Sendirian? Tapi Eun Ra sebentar lagi pernikahanmu, kau tak boleh kemana-mana." Cegah eomma.

"Aku ingin melepas masa-masa kesendirianku dan menenangkan diri sebentar. aku janji, aku akan pulang setelah itu dan melangsungkan pernikahan." kataku lagi.

"Itu tidak bisa Eun Ra."

"Mengapa tak bisa? Bukankankah aku sudah menuruti permintaan kalian untuk menikah? Mengapa kalian tak bisa menuruti permintaanku sebagai gantinya?" ucapku dengan berlinang air mata.

"Baiklah, tapi kau janji hanya dua hari saja ne? Setelah itu kau harus pulang dan melangsungkan pernikahan." Kata Appa akhirnya menyetujui.

Empat hari sebelum pernikahan...

Dengan perasaan yang sedikit terasa nyaman, aku melangkahkan kaki menuju jendela kamar hotel yang telah kusewa selama dua hari ini. saat kubuka jendela, langsung saja semerbak bau laut langsung menghampiriku. Semilir angin pagi menuju siang ini jelas terasa menusuk-nusuk kulitku. Mataku menatap jauh hamparan laut yang terjadi didepanku. Namun pikiranku sama sekali tak menikmati itu, menikmati beban hidup yang sebentar lagi akan aku tanggung.

Menikah.. mungkin kata itu yang terselip dalam pikiranku beberapa hari ini. kata yan terus mengusik segala aktivitasku. Mengusik dalam mimpi ditidurku. Dan mengusik disetiap hembusan nafasku.

*Note: puter nothing over

Setelah ku bereskan semua barang-barangku pada kamar hotel yang akan menjadi tempat tinggalku dua hari ini, aku berlalu keluar dengan pakaian casual milikku. Hanya celana jins dan sweeter warna coklat muda, serta sebuah tas kecil yang berisi dompet dan ponselku.

Two Days to my PreweddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang