Chapter 1

550 16 1
                                    

Chapter 1

"Lo nggak cemburu, Der?" tanya Keyla, sahabatku.

Aku bukannya menjawab pertanyaan dari Keyla, aku malah menatap sepasang cewek dan cowok dari lantai dua gedung sekolah, dimana saat itu mereka sedang duduk di bangku di tepi lapangan basket.

Pasangan itu tampak serasi, itu sih kata-kata orang. Tapi bagiku, mereka menjijikan yang secara sengaja mengumbar kemesraan, walaupun mereka belum resmi berpacaran.

Ah, aku lupa memperkenalkan cewek dan cowok itu.

Cewek itu, namanya Adisya Cahyaningrum, yang biasa dipanggil Adis.

Cowok itu, namanya Shaaron Prawira, yang biasa dipanggil Aaron.

For your information, Aaron adalah mantanku. Yaps, my ex-boyfriend.

Kita udah putus dua tahun yang lalu, yaitu ketika kelas X. Kami jadian sejak kelas X dan putus juga ketika kelas X.

Menurut teman-temanku, aku dan Aaron putus akibat orang ketiga. Kalian bisa menebaknya dan tau siapa orang ketiga itu. Ya, orang ketiga itu adalah Adis. Tak banyak orang tau kalau putusnya hubunganku dengan Aaron akibat adanya Adis.

Karena Adis hadir secara tidak langsung. Adis memanfaatkan statusnya yang sebagai teman dekat Aaron dan selalu berusaha membuat hubunganku dengan Aaron putus. Hanya aku dan orang-orang yang jeli saja yang bisa melihat betapa liciknya cewek medusa tersebut dan betapa Adis sangat menginginkan Aaron.

Friendzone mah, ngaku aja kali.

Secara cover, Adis adalah cewek yang sangat baik. Dia selalu membantu semua orang, kecuali aku. Dia berusaha menarik perhatian semua orang dengan kebaikannya itu.

Medusa tetep aja medusa.

Hubunganku dengan Aaron juga gagal akibat Adis. Entah tau dari mana, Adis mengadu kepada Aaron dan berkata bahwa aku telah berselingkuh dengan Gandi, teman sekelasku. Dia juga menunjukkan foto dimana saat itu aku sedang memilih sebuah jam tangan dan di sampingku juga ada Gandi.

Demi Dewa Poseidon! Aku hanya meminta pendapat dari Gandi untuk memilih jam tangan dan jam tangan itu sebagai kado dariku untuk hari jadi aku dan Aaron yang ke-3 bulan!

Keesokan harinya, tepatnya hari jadi aku dan Aaron yang ke-3 bulan, Aaron langsung memutuskanku sambil menunjukkan bukti yang membuat aku bungkam. Foto yang diambil Adis secara diam-diam di sebuah mall, tempat dimana aku membeli jam tangan untuk Aaron.

Bahkan aku tak sempat memberikan jam tangan dariku untuk Aaron. Sejak itu, Aaron selalu menghindar dariku dan tak mau berurusan denganku.

Aku juga kecewa dengan Aaron. Aku berpikir, apakah dia lebih percaya kepada teman medusa dekatnya daripada pacarnya? Seharusnya dia lebih berpikir matang dan... ah! Jangan diingat lagi!

Bikin sakit hati! Biarkan karma yang membalasnya! Maksudku, membalas perbuatan Adis, bukan Aaron.

"Der, jangan diinget lagi, deh, masa-masa lo dengan Aaron. Seharusnya lo move on dari Aaron. Cowok kayak Aaron tuh nggak pantes buat dikenang. Kenapa sih, lo milih cowok yang buta?" gerutu Keyla, yang membuat aku mendelik sebal ke arah Keyla.

"Aaron nggak buta, Key."

"Dia buta, Der. Dia nggak bisa membedain mana yang baik dan mana yang baik tapi picik." Entah, aku merasa perkataan terakhir Keyla sepertinya menyindir Adis. Dan aku tak peduli dengan hal itu.

Aku meletakkan daguku di atas telapak tanganku dengan siku berpangku di atas besi pembatas. Rasanya aku masih tak rela untuk berpisah dari Aaron. Rasa itu masih ada walaupun kami sudah duduk di kelas XII. Tak heran juga banyak adik kelas yang selalu memuja Aaron karena ketampanan Aaron.

"Pulang yuk, Der. Sekolah udah sepi banget, nih," ajak Keyla, yang tentu saja aku sanggupi, walau aku sedikit berat untuk meninggalkan tempatku berdiri tadi. Aku masih ingin mengintai Aaron dan Adis.

Aku memanyunkan bibirku saat Keyla menyeret lenganku untuk segera meninggalkan tempat ini, dan dia tahu apa yang ada dipikiranku yang tidak ingin meninggalkan tempat ini.

"Udah deh, Der. Besok-besok juga bisa, kali," keluh Keyla, masih memegang lenganku.

Wajahku pun spontan langsung berseri. "Serius, besok bisa liat Aaron lagi?"

"Ya nggaklah! Rajin bener deh, hidup gue. Lo tuh kalo mau move on, jangan setengah-setengah! 'Keknya lo butuh pelampiasan deh, Der."

Tanpa peringatan, aku langsung menggeplak lengan Keyla yang masih memegang lenganku dan lengannya pun melepaskan lenganku saat sarafnya masih bekerja seperti biasa untuk menerima reflek sakit.

"Parah banget lo, Der."

•••••••

p.s. : sebenarnya ini cerita cuma buat selingan aja. Lebih kayak cerpen, hanya terdiri 3-4 bab doang, dan setiap bab terdiri dari 500-600 kata

Updated : June 22nd, 2016

(Ex)BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang