"LEYLA!!!"
Ley memdengus sebal. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ruang tamu dilantai satu.
"Iya ada apa abi." Teriak Ley dari atas tangga sambil menuruni anak tangga.
"Cepat kemari anak abi yang paling manis, cantik, imut, bak model. CEPAT!"
"Iya, iya."
Ley berlari menuju ayah yang disebut abi olehnya. Ia duduk didepan abinya yang sedang memegang lembaran kertas dengan empat mata melihat kertas itu.
"Tadi katanya cepat, eh sekarang udah ada didepan anaknya dianggurin. Fyuh.."
Ley mengusap kepala dengan punggung tangannya. Ia membaringkan diringa disofa dengan tangannya yang terlentang.
"LEYLA!" Teriak abi tiba-tiba
"Iya abi?" Jawab Ley santai.
"Ley, mau sampai kapan kamu mau ngabisin uang abi?"
"Maksud abi?" Ley beranjak dari tidurnya.
"Abi tanya sama kamu. Sudah berapa tahun kamu jadi model?"
"Lima tahun." Ley memainkan jari kukunya.
"Honor kamu berapa tiap endorse?"
"Ada yang 2juta, 5juta, 10juta, mm... ada juga yang bayar Ley 2 miliar. Hebat kan Ley bi, Ley ga ngabisin uang abi ko Ley punya uang sendiri." Ucap Ley bangga. Abi mengepalkan tangannya dan meremas selembar kertas yang ia pegang digenggamannya.
"Berapa banyak yang kamu cancel?" Tanya abi.
"Mungkin 5 atau tujuh atau berapa ya, lupa kebanyakan bi." Jawab Ley cuek.
"Kenapa kamu masih nyantai begitu Leyla.. sadar dong kamu perlahan lahan udah ngabisih uang abi. Semakin banyak yang kamu cancel, semakin banyaklah pihak yang minta ganti rugi."
"Oh, jadi abi tuh mau bahas itu ... wajar dong bi, Ley capek kerja mulu. Ley kan masih muda dan masih ingin bermain dan bergaul. Merekanya aja yang ingin Ley jadi modelnya."
"Trus kenapa kamu terima kalau ujung ujungnya kamu tidak akan on the way. Kalo kamu tolakkan nggak sampe segininya Ley."
"Lihat, dalam satu bulan abi harus bayar 170juta."
"what??!!! Gak kurang banyak itu bi?"
"Yaallah Ley, kamu ko kayak anak kecil sih. Coba kalo gak di cancelkan lumayan kamu dapat segitu bukan malah sebaliknya. Abi yang harus bayar mereka."
"Kan uang abi banyak. Sampe tujuh turunan juga gak akan habis kan abi?"
Abi mendengus sebal. Ia berdiri dan menatap dalam mata Ley. Ley yang ditatapnya hanya menatap datar raut wajah abinya.
"Abi sudah putuskan."
"Apa?" Tanya Ley datar
"Kau akan abi jodohkan dengan Jung! Kau harus mau." Tegas abi.
"Ta—"
"Abi tidak menerima penolakan. Kau harus menikah dan berhenti menjadi model." Potong abi.
Ley menatap dalam mata abi. Ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan hasratnya untuk melawan abinya. Ia sadar, ia telah membuat abinya rugi karena ulahnya. Namun, baginya, ia tak terima kalau ia harus dijodohkan dengan pria berambut keriting yang bernama Jung itu. Mau dibawa kemana martabatnya jika ia harus menikah dengan pria London yang bernama Jung itu? Apa lagi ia harus berhenti jadi model. Hal itu semakin membuat dirinya panas.
—00—
Harris's PoV"Bapak, punten saya ingin ke bukit dulu. Kalau ada yang mencari saya, kasih tau aja takut penting." Ucap Ricis kepada pak Gani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watashi Wa,...
FanfictionBagaimana persahabatan itu tumbuh tanpa CINTA? - Ricis - Harris J