5

127 9 4
                                    

"Aku selalu bermimpi mempunyai kekasih..."

"seperti...?"

"Leyla Tanlar."

Aku mengernyitkan dahiku.

"Apa uniknya?"

"Dia itu model. Muslim pula. Dia sangat perfect menurutku." Dia tersenyum memandangku dengan mata yang berbinar binar.

"We - what? Mana ada model muslimah? Model tuh paling suka mengumbar auratnya untuk kesenangan orang lain. Cih paling dia hanya islam katepe. Hihi." Kekeh ku.

Harris menatapku tajam.

Matanya yang berbinar kini berubah menjadi gelap ..

Tatapan elangnya..

Sungguh berkaca-kaca..

Mata hazel bulatnya menusuk mata..

Ia menari didalam kelopak matanya kekanan dan ke kiri..

Melihat dua mata dihadapannya yang sedang menatapnya aneh ..

1 detik ..

5 detik ..

20 detik ..

Tik

Tok

Tik

Tok

5 menit ..

Matanya tertutup menuntun tubuhnya berdiri dan beranjak pergi dari hadapanku..

Mata elangnya kini enyahh dari mataku..

"Arrrgggghhhhhhh... ayolahh Ricis. Puitisis amadd dah-,- cocok kalo masuk kelas sastra nih anak-,-"

Aku mengenyahkan bayangan tadi malam dari pikiranku. Aku bergidik ngeri membayangkan mata hazelnya yang sangat menusuk mataku.

"Fyuhh, lagipula kenapa dia jadi setajam itu gara-gara aku bilang model islam katepe? Apa dia tidak melihat aku yang baik, soleh, berkerudung, muslimah ugh pokonya sesuatu deh. Toh aku juga model. Model gamis si bapak oden. Bahhh.."

Aku menggelengkan kepalaku ke kanan dan kekiri. Mengenyahkan pikiran yang ngespam di otakku. Akupun melanjutkan aktifitasku memandikan Tori.

Brugghh

Baghhkk

Dughh

"Suara apa itu Tori?"

Aku menoleh kebelakang dan ....

"Aaaaaaaaa........"

DUAGHHHHHHH

"Huh hah huh hah .. untung saja aku cepat kebur membawa Tori. Kalau tidak habislah aku. Fyuhh.."

Aku menghampiri mobil putih yang tergeletak tak karuan. Banyak asap yang keluar dari mobil itu. Kupandangi sekeliling mobil itu. Rusak. Yaks! Mobil itu mengalami kehancuran yang begitu parah. Bayangkan saja. Diladang ini terletak dibawah perkebunan teh. Yah, anggap saja sebagai dasar dari jurang kebun teh. Dan diatas sana ada jalan dan tikungan yang lumayan... tajam. Ohya! Bay de wey, bagaimana nasib kebun teh abah? Aduh,, hancurrr. Walah...

"Enghh.."

Aku mengernyit saat mendengar suara dari dalam mobil. Aku hampir lupa kalau dimobil mewah ini pasti ada seseorang dibalik kecelakaan ini.

Akupun menghampiri seorang perempuan berambut panjang yang hendak membuka pintu mobil untuk keluar. Wanita itu memegang pelipisnya yang terluka.

"Biar saya bantu. Mari."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Watashi Wa,...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang