4

201 27 1
                                    

                          'sisa jejakmu masih ada disini, tapi aku terpaksa menghapusnya dengan setengah hati'

aku menatap pintu kelas 10 ini dengan pandangan bimbangku. bahuku beberapa kali disenggol adik kelas nggak sopan yang berjalan keluar kelas dengan brutal.

sejujurnya aku sedang bimbang. jungkook masih ada di dalam nggak ya? aku malas harus merasa sia-sia kalau ternyata jungkook sudah pulang duluan.

yah... aku memang sudah disuruh kesini sebelumnya. tapi bisa jugakan jungkook melakukan PHP kayak kemaren.

iya, kemaren. PHP tersakit di dunia. karena setelah aku pulang dari cafe usai menaruh beberapa won di meja dengan keadaan kacau, beberapa jam kemudian ketika aku sedang menangis di apartemen, jungkook menelponku. mengajakku pulang bersama esok harinya.

katanya permintaan maafnya karena membatalkan janji. memang, sih. seringnya aku yang mengajak jungkook pulang bersama. ini memang kebetulan yang mengherankan sekaligus menyenangkan. tapi... yah... percuma saja sih. aku sudah tahu semuanya.

sakit sekali ketika orang bohong di depan kita dan kita tahu dia bohong serta tahu apa yang sebenarnya dia sembunyikan. tapi toh, aku tak bisa berbuat apa-apa. aku sudah  terlalu masuk ke jebakannya.

aku menghela nafas. berjalan masuk ke kelas jungkook sambil bersiap-siap menahan kekecewaan, " ada jungkookie?"

ada satu tangan terangkat di tengah-tengah perkumpulan para hoobae di pojok kelas. lalu satu kepala yang familiar mencuat dari perkumpulan tersebut dengan wajah ceria dan manisnya, " Hyuungieee!! aku yakin hyung pasti kesini. tunggu sebentar, ya, hyung! aku mau... beres-beres duLU! WAAAA!" 

aku menatap datar tubuh jungkook yang oleng karena tidak sengaja menyandung kaki meja disampingnya, "hati-hati!" kataku padanya yang disambut cengiran manis dan V sign. jungkook pun kembali berjalan kekursinya sambil terpincang sedikit.

aku menggeleng-gelengkan kepala. Tumben Jungkook seantusias ini. Biasanya membiarkanku berdiri lama di depan pintu kelasnya seorang diri sampai dia selesai dengan urusannya.

Aku memasukkan tanganku ke saku celana. Menghela nafas. Jujur saja, aku kesulitan bernafas sekarang. Faktor pertama karena aku pilek gegara duduk di taman dalam suhu yang semakin lama semakin menurun setiap menitnya. Faktor kedua, hatiku sesak. Terlalu sesak sampai menghalangi udara yang mau masuk ke paru-paru.

Lalu bukan karena Jungkook mengajakku pulang bersama, aku memilih untuk tidak berangkat sekolah hari ini. Hhhh...

Apa? Kau bertanya kenapa aku betah bersama Jungkook? Kamu ingin tahu jawabannya?

Simple saja. Alasanku bertahan dengan Jungkook yang terkesamenyia-nyiakanku itu sama dengan alasankubmengungkapkan perasaanku pada Jungkook di cafenya hobie-hyung.

Cinta sederhana...

... Yang luar biasa.

Bagiku setidaknya. Entah untuk Jungkook.

"Hyuung! Jangan melamun! Nggak baik." 

Aku menggeleng-gelengkan kepala sepersekian detik setelah ditegur Jungkook. Lalu menoleh sedikit dan tersenyum, " sudah semua?"

"Udah," Jungkook mengangguk lucu. Aku tersenyum, mengusak ringan Surai lembut hitam miliknya lalu berjalan berdampingan dengan Jungkook yang ceria -tidak biasa sebenarnya.

Aku membenarkan gendongan tas punggungku. Kapan, ya, terakhir Jungkook berekspresi seperti ini ketika kami bersama? Sudah lamakah saat-saat itu berlalu? 

"Hyuung?" panggil Jungkook, aku menoleh, " mianhae kemaren aku membatalkan acara kita."

Aku tersenyum tipis. Tipis sekali, " tidak apa-apa." sudah biasa

FAREWELL • taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang