3

230 25 4
                                    

Aku memasukkan tanganku ke saku celana sambil sedikit bergidik dingin.

Setelah duduk ditaman, bersemedi di sana, selama kurang lebih dua jam dengan suhu udara yang semakin lama semakin menurun itu, kini aku berjalan menahan dingin di depan jajaran toko fashion di jalan yang lumayan ramai ini.

Bukan karena kurang kerjaan atau apa. Aku duduk dua jam nonstop di taman itu ada alasan mendasar yang membuatku betah di sana.

Seharusnya, dua jam yang lalu, kami -aku dan kookie- bertemu di taman tersebut. Aku sudah pernah janji padanya sebelumnya untuk mengantarnya membeli alat-alat lukisnya yang sudah habis.

Tapi,masalahnya, itu....

... Seharusnya.

Kenyataannya, aku datang di taman sendirian. Belum ada Jungkook disana. Aku memutuskan menunggu sebentar. Sambil mencoba menghubungi Jungkook dengan ponselku.

Ya... Walaupun itu percuma saja karena sejak semalam ponsel Jungkook tidak bisa dihubungi.

Sampai pada akhirnya, Jungkook yang agaknya sering kupanggil kookie itu menjawab panggilan dariku. Aku girang sekali!

Tapi kemudian surut sepersekian detik setelah aku tersenyum karena kalimat pertama yang diucapkan Jungkook adalah...

" jeongmal mianhae, hyuuung! Beli bukunya bisa kapan-kapan saja? Aku beneran akan pergi bersama temanku, katanya gawat sekali... Mianhae hyuuung! Oh! Dan juga mianhae hyuung, aku juga agak terganggu dengan panggilan panggilanmu sebelumnya. Mianhae!"

Apa daya. Aku hanya bisa berkata 'ya' dan menahan nafsuku untuk tidak menghubunginya stelah itu.

Dan jadilah aku yang sekarang. Dengan bibir agak membiru menahan dingin, dan berjalan sendirian menyusuri jalan menuju rumahku.

Tapi sebenarnya aku merasa cemas dengan semua ini.

Apalagi akibat kata-kata jimin kemaren yang rasanya ambigu sekali. Menyuruhku menjauhi jendela? Dia pikir kemaren itu aku beneran berniat bunuh diri?

Aku menghela nafas...

Apalagi kata-kata jimin yang menyuruhku menjaga Jungkook. 

Memangnya ada apa sih?

Aku kembali merapatkan jaket tipisku. Suhu ini rasanya semakin lama semakin menurun saja. Anginnya juga, semakin kencang.

Aku pun memutuskan untuk masuk ke salah satu cafe di sekitar sini sekedar untuk menghangatkan diri.

Cafe ini tidak terlalu jauh dari rumahku. Ah ralat. Maksudku apartemenku. Aku sering kemari untuk merilekskan pikiran atau sedikit bersantai.

Kakiku melangkah menuju salah satu bangku favoritku. Kursi itu berada tepat di samping kaca besar yang menjadi pemisah antara cafe dan jalan kecil yang ada di depan cafe. Dari sini, pintu masuk juga terlihat jelas.

Tak berapa lama, dagang pelayan cafe. Namja, dan dia sudah terlalu kenal denganku, Karen aku terlampau sering kemari. Dia juga terlampau hafal aku kemari dengan siapa.

"Halo, alien! Sendiri? Kelinci jinak itu mana?"

...

Tuh kan? 

Aku nyengir kecil, " Jungkook sedang ada janji sama temennya. Tadinya mau jalan bareng. Tapi Jungkook malah lebih milih bareng sama temennya itu" 

"Haha," namja ini tersenyum mengejekku, " kok malah curcol tu gimana? Eh,  alien! Pesen apa nih? Yang biasa kan?" 

ah, dia juga terlalu hafal apa yang kupesan biasanya, " 2 potong chesecake dan coklat panas," kataku sambil mengangguk dua kali.

Namja yang punya stagename hobie-hyung ini mengacungkan jempol, " sip! Secepatnya. Dan jangan galau lagi. Cafeku jadi sepi."

FAREWELL • taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang