4

561 25 1
                                    

"Bisma, bangun. Thalie gak ada di kamarnya, Bis" Anisa menggoyangkan lengan Bisma yang masih tertidur lelap. Bisma membuka matanya perlahan. Ia terkejut melihat Anisa yang panik dan menangis.

"Ada apa, sayang? Kamu kenapa nangis?" Bisma bertanya pada Anisa yang sedang menggendong Nathan.

"Thalie, Bis. Thalie hilang. Dia gak ada di kamar. Aku juga udah nyari diseluruh ruangan disini tapi Thalie juga gak ada. Aku takut dia kenapa-napa, Bisma" Ucap Anisa khawatir. Bisma segera beranjak dari kasurnya. Ia segera mencari Thalie yang hilang.

****

Anisa dan Bisma segera keluar dari rumah tanpa membawa Nathan. Anisa menaruh kembali Nathan yang tertidur itu di tempat tidur kecilnya. Anisa dan Bisma terkejut melihat Thalie yang sedang bermain bersama seorang anak perempuan di sebelah rumah mereka. Lebih tepatnya tetangga barunya.

Anisa sudah kenal dengan tetangga barunya. Namanya Mia dan Alex. Memiliki 2 orang anak yang masih kecil. Anisa ingin menghampirinya, namun segera ditahan oleh Bisma.

"Biarkan dia beradaptasi dengan lingkungannya, sayang. Yang penting Thalie tidak hilang" Ujar Bisma sambil menggenggam tangan Anisa. Lalu menatap Anisa yang juga sedang menatap dirinya. Bisma mengangguk, seolah mengerti arti tatapan dari istrinya tersebut. Bisma kembali melihat Thalie sebelum Ia mengajak Anisa kembali ke dalam rumah.

BISMA

Aku kembali masuk ke dalam rumah bersama Anisa setelah tahu kalau Thalie tidak hilang. Dia hanya sedang bermain dengan teman barunya saja.

Hmm... ada apa dengan anak itu? Tumben sekali dia mau bermain dengan orang lain. Biasanya setiap minggu pagi seperti ini, Thalie selalu mengajak Anisa ke taman belakang rumah. Ataupun mengajakku ke ruang melukisnya untuk mengajarkannya melukis. Sejak dulu, aku memang hobi melukis. Tapi aku tidak tertarik menjadi pelukis. Aku hanya akan melukis ketika pikiranku sedang kacau.

Aku bisa meluapkan segala emosi dan pikiranku dengan melukis. Hingga akhirnya hobi itu menurun pada si sulung. Bahkan lukisan Thalie jauh lebih indah dibandingkan dengan lukisan ayahnya sendiri.

Dan kali ini aku ingin bermain dengan si Bisma kecil. Seingatku tadi ketika Anisa sedang menggendong Nathan, anak itu tengah tertidur. Mungkin saat ini Nathan ada di kamarnya. Aku sudah tidak sabar ingin mengganggu boss kecilku yang tertidur itu. Mumpung Anisa sedang sibuk di dapur. Biasanya kalau aku ketahuan sedang mengganggu Nathan tidur, bundanya langsung mengeluarkan jurus andalannya. Apalagi kalau bukan ocehannya yang membuatku ingin membungkam mulutnya dengan bibirku. HAHAHA.

Tidak ada. Nathan tidak ada di kamarnya. Lalu dimana Anisa menaruh Nathan? Segera kuhampiri Anisa yang sibuk memasak.

"Dimana kamu menidurkan boss kecil kita, sayang?" Aku yang kini berada disampingnya. Aku melihat ada beberapa sosis berukuran mini yang sudah digoreng. Aku langsung mengambil 2 buah sosis itu.
"Di tempat tidur kecilnya. Hmm.. mau sarapan sekarang? Sudah kusiapkan di meja ya. Jangan makan sosisnya lagi, Bisma! Itu bukan jatahmu. Itu jatahnya anak-anak. Jatahmu ada di meja makan!" Piringnya langsung direbut begitu saja oleh istriku setelah dia tahu kalau aku sudah menghabiskan 4 buah sosis itu. Dan aku hanya tertawa melihat ekspresi dia seperti itu.

"Nanti saja. Aku ingin mengajari Nathan berenang dulu"

"Nathan masih tidur, Bisma. Jangan macam-macam dengannya" Ucapnya tanpa menatapku. Dia kembali menggoreng sosis yang tadi berkurang karenaku. Aku tidak peduli dengan ucapannya. Langsung saja aku pergi ke kamarku.

Melihat Nathan yang kini sudah bangun dan sudah berdiri sambil memegang pembatas tempat tidurnya itu sambil tertawa kecil melihatku, membuatku ingin segera membawanya ke kolam renang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asperger ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang