Author POV
Hijaunya daun dan kuncup bunga yang bermekaran di pekarangan rumah seorang yeoja, menandakan kehadiran musim semi. Harum roti yang baru keluar dari oven, juga segelas kopi dari kafe seberang jalan menggoda penciuman seorang yeoja muda yang sedang bersantai dipekarangan rumahnya, yeoja itu bernama Park Shinhye. Suara langkah mendekat kearahnya, membuat Shinhye waspada dan terfokus pada sumber suara. Harum parfum ini, dia sudah hafal dengan pemilik harum bunga sakura ini.
"Eonni ? Kau sudah datang ?" tanya Shinhye meraba sekitar mencari keberadaan Bae Minzy, kakak perempuannya.
"Ne, aku sudah pulang." Minzy menangkap tangan dongsaengnya dan mengelus tangan itu perlahan.
"Syukurlah.." Shinhye tersenyum pada Minzy, namun matanya tidak terfokus pada objek yang dimaksud. Bukan salahnya jika ia tidak bisa membedakan wajah kakaknya dengan pemandangan kemeja putih yang dikenakan kakaknya, karena Shinhye tak bisa melihatnya. Saat lahir hingga usianya 22 tahun Shinhye masih dapat melihat indahnya dunia. Namun, Shinhye pernah mengalami kecelakaan yang merusak kornea matanya, sehingga matanya mengalami kebutaan. Diusia 23 tahun Shinhye melakukan operasi mata, namun tidak berhasil. Dan hingga saat ini, diusianya yang menginjak 26 tahun, Shinhye bertahan dengan kondisinya yang tidak dapat melihat.
"Kau bersyukur aku pulang, atau bersyukur aku akan memberimu uang jajan tambahan ?" goda Minzy.
"Ah Eonni, bagaimana kau bisa menebaknya ? Aku bersyukur akan keduanya." Shinhye tersenyum setelah sebelumnya pura - pura terkejut saat Minzy melemparkan perrtanyaan yang menurutnya sangat tepat sasaran.
"Eisshh.. Kau ini rindu padaku atau uangku ?" ucap Minzy pura - pura jengkel.
"Jika aku menjawab rindu uangmu, apa kau akan marah ?" tanya Shinhye dengan wajah kelewat polos. Dalam hatinya Shinhye sedang terkikik geli membayangkan wajah kakaknya yang terkejut dan jengkel mendapati pertanyaan jujur darinya. Dan benar saja, Minzy kini memasang wajah jengkel.
"Tahu begitu, lebih baik aku tidak pulang saja.." Minzy berlalu pergi meninggalkan Shinhye yang kini tengah tertawa puas hanya dengan mendengar gerutuan kesal dari Minzy. Sejak dulu, Shinhye memang sangat jahil dan nakal. Ia sangat senang menggoda kakak perempuan satu - satunya yang dia miliki dan membuatnya kesal.
Shinhye menyusul masuk dengan tongkat yang dapat membantunya mengetahui benda yang menghalangi jalannya, menggantikan matanya. "Hey.. Hey.. Kau tidak marah kan ?" tanya Shinhye pada Minzy yang ia sendiri tak tahu ada dimana, Shinhye hanya berbicara dengan suara sedikit keras, berharap Minzy akan mendengarnya.
"Kau sudah makan ? Kajja, kita makan di kafe manggo yang berada seberang jalan." ajak Minzy yang baru saja keluar dari pintu kamarnya. Shinhye tersenyum senang, dia kembali menang. Minzy memang selalu begitu, meskipun ia sangat menyebalkan, Minzy akan selalu memaafkannya.
Mereka benjalan kaki menuju kafe di seberang jalan. Jaraknya kurang lebih hanya 10 meter dari rumahnya. Shinhye sudah hafal jalan menuju kafe, jadi ia memutuskan untuk pergi tanpa tongkatnya dan berpegangan pada lengan kakaknya.
"Kajja !!" ajaknya ceria, membuat Minzy yang melihatnya ikut tersenyum gembira. Minzy berjalan sedikit didepan Shinhye, agar Shinhye dapat mengikutinya dengan hati - hati, dan memastikan tak ada bahaya ataupun benda yang menghalangi langkah Shinhye.
"Kau yang akan traktirkan ?" tanya Minzy saat mereka sudah duduk dibangku ujung sebelah kanan tersebut, Minzy memilih duduk di dekat kaca agar dapat melihat bunga dipekarangan rumahnya dari dalam kafe.
"MWO !? NAEGA !?" tanya Shinhye terkejut oleh pertanyaan Minzy yang lebih cocok disebut perintah, karena nada bicara yang digunakan lebih terdengar seperti suruhan dari pada pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Is Love
Fanfiction[Jung Yonghwa x Park Shinhye] Mari kita ubah perumpamaan cinta itu buta menjadi buta itu cinta. Aku bukan orang yang dibutakan oleh cinta, tapi Aku yang buta dapat mencintai dia tanpa memandang fisik yang dimilikinya. _Park Shinhye_ Aku tidak perca...