#16 Back

1.1K 133 13
                                    

_1 Years Later_

Author POV

        Yeoja bermarga Kim itu terdiam menatap pintu yang sejak tadi tidak juga dilewati oleh namja yang ditunggunya. Hari ini tepat hari ke sepuluh namja yang ditunggunya tidak pulang. Seolhyun mengingat kembali akhir pertemuannya dengan Jungkook. Saat itu di Bandara, Jungkook memeluknya erat dan terus mengatakan kata - kata 'jangan pergi', tapi dengan mudahnya Seolhyun melepaskan pelukan itu dan berlari kearah Yonghwa saat melihat namja itu berjalan menghampiri tempatnya dan Jungkook berdiri. Dengan senyum mengembang Seolhyun menyambut Yonghwa yang hanya memasang wajah datar. Setelah itu, mereka berdua tetap melanjutkan rencana mereka. Seolhyun memang bahagia, terlebih saat acara pertunangannya dengan namja itu satu tahun silam. Tapi, sekarang dia mengerti. Yonghwa bukan menginginkan Seolhyun berada disampingnya, karena yang Yonghwa inginkan hanya berhenti menyakiti Shinhye dengan kehadirannya. Yonghwa hanya memikirkan perasaan Shinhye. Hanya Shinhye, Shinhye, dan Shinhye.

          Seolhyun menutup matanya, menghayati detik demi detik yang berjalan sangat lama saat ia menunggu Yonghwa. Air mata jatuh tanpa dia minta. Satu tahun sudah lebih dari kata cukup untuk dirinya menahan rasa sakit ini, bahkan tahun tahun sebelumnya Yonghwa juga selalu mengacuhkannya. Hanya Seolhyun yang mencintai, dia sangat mencintai Yonghwa sampai rela mengorbankan dirinya untuk Yonghwa. Sedangkan namja itu, bahkan sekedar menyapa Seolhyun saat pagi hari saja tidak. Seolhyun sudah memutuskan. Ini hari terakhir ia menangisi Jung Yonghwa. Mulai besok dan seterusnya ia akan menjadi Seolhyun yang bahagia tanpa Yonghwa lagi.

       Pintu yang tadi terus dipandanginya akhirnya terbuka, menampilkan sesosok namja dengan setelan jas rapi yang membawa tas kerja di tangan kirinya. Namja itu, jUng Yonghwa mengerutkan keningnya.

             "Kenapa kau menangis ?" tanyanya dengan alis yang masih bertaut.

              "Ani.. Aniya.." ucap Seolhyun sambil mengusap air matanya cepat.

              "Ah.. Arraeso. Aku lelah. Lebih baik kau tidur, ini sudah sangat malam." Seolhyun melihat kearah jam dinding yang ada disana. Ya.. Yonghwa benar, sekarang sudah sangat malam. Jarum pendek pada jam tersebut menunjukan angka 12 dan jarum panjangnya kearah angka 6.

               "Ne.. Aku akan tidur. Apa kau mau minum sesuatu sebelum tidur ?" tanya Seolhyun. Yonghwa hanya menggelengkan kepalanya sambil berjalan kearah ruang tv, tanpa menatap Seolhyun yang tengah berbicara padanya.

           Seolhyun berlari memeluk Yonghwa dari belakang "Yonghwa Oppa.. Apa kau pernah sekali saja memikirkanku ?" Yonghwa diam tidak menjawab. Seolhyun melepaskan pelukannya dan kembali berucap.

      "Hah.. Aku mengerti. Awalnya aku bingung.. Kenapa kau tidak bisa menyukaiku ? Padahal diluar sana ada banyak namja yang ingin menjadikanku yeojachingu mereka. Dan akhirnya aku sadar, sejak awal aku melihatmu mataku tak pernah bisa lepas darimu. Tapi, Hari ini aku menyadari bahwa cinta bukan sekedar tentang kebahagiaan, cinta juga adalah sumber dari luka.." Seolhyun menarik nafasnya panjang. Ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya yang ingin jatuh saat itu juga.

        "..terkadang, aku berusaha agar tidak jatuh cinta padamu. Sebab cinta hanya membuat patah hati saat cinta itu tak berbalas. Tapi, aku tak ingin melepaskan rasa ini. Mencintainya membuatku sadar bahwa aku hanya manusia biasa yang tidak sanggup melawan perasaanku yang tumbuh kian besar. Maaf, jika rasa cintaku membuatmu susah. Mulai sekarang.. Aku akan berhenti. Kita batalkan saja pertunangan ini." Seolhyun berusaha tersenyum saat mengatakan kata kata itu. Yonghwa membalikkan tubuhnya. Ia memegang pipi Seolhyun yang terasa dingin dengan tangan hangatnya.

       "Mianhae.. Selama ini aku tidak memikirkan perasaanmu. Aku tetlalu egois hingga melupakan perasaanmu yang juga bisa terluka. Kalau memang itu yang kau inginkan. Kita batalkan pertunangan ini. Gumawo Kim Seolhyun, terima kasih karena kau sudah mencintaiku selama ini." Seolhyun menganggukkan kepalanya.

Blind Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang