Four

7.5K 614 15
                                    

Sisi meletakan tas dan buku2nya diatas meja. Kemudian ia menyapa semua murid2nya yg kini sudah duduk rapi didalam kelas, termasuk Abel.

Meskipun guru baru, namun keberadaan Sisi sangat disukai oleh murid2nya. Karena sikap Sisi yg selalu lemah lembut menghadapi murid2nya itu.

''Ayo anak2, buka buku matematika kalian''perintah Sisi pada murid2nya.

Sisi menjelaskan dg perlahan kepada murid2nya, hingga mereka memahami apa yg Sisi ajarkan pada mereka.

Terlihat Abel sangat antusius mengikuti dan menyimak semua penjelasan Sisi. Tak sedikitpun ia berpaling dari guru cantiknya itu.

Namun, entah kenapa tiba2 pandangan Abel menjadi sedikit buram. Ia mengucek matanya pelan dan masih dg memperhatikan Sisi.

Abel mulai menulis catatan pada bukunya dan menyalin apa yg ditulis Sisi pada papan tulis.

Bukannya membaik, pandangan Abel makin lama makin buram. Dan membuat kepala gadis cilik itu berdenyut hebat. Hingga setetes darah meluncur dari hidung mungilnya dan menetes pada buku gadis itu.

Perlahan Abel meraba hidungnya dan darah langsung menempel pada tangannya.

Abel merasakan kepalanya berputar, dadanya terasa sangat sakit. Dan nafasnya benar2 sesak. Abel tidak kuasa lagi membuka matanya, hingga ia mendengar suara yg berteriak memanggil namanya.

''Abel!!! Kamu kenapa, nak??''ucap Sisi panik.

Sisi bergegas mendekati Abel yg terlihat sangat lemas.

Beberapa teman2 Abel nampak berdiri mengelilingi gadis itu.

Sisi segera menunduk dan memangku tubuh Abel.

''Sayang, kamu kenapa?''ucap Sisi sambil menepuk pipi Abel pelan.

Tapi Abel tidak menjawab ucapan Sisi. Dan hal itu membuat Sisi semakin panik.

Tanpa pikir panjang. Sisi langsung membopong tubuh Abel dan berlari menuju klinik sekolah.

''Tolong!! Tolong gadis ini cepat!!!'' teriak Sisi saat memasuki klinik.

Beberapa perawat dan Dokter yg bertugas di klinik tsb segera bergegas saat mendengar teriakan Sisi dan langsung membawa Abel untuk segera ditangani.

''Ya Tuhan apa yg terjadi dengannya? Kenapa darahnya banyak sekali''ucap Sisi khawatir dg air mata yg kini sudah mengalir.

''Tenanglah!! Biar Dokter menanganinya dulu''saut salah seorang perawat menenangkan Sisi.

Sisi menatap Abel sendu. Ia berdoa dalam hati berkali2 untuk keselamatan gadis cilik itu.

Tak lama seorang Dokter menghampiri Sisi setelah melakukan penanganan pada Abel.

''Apa kamu wali kelas Abel yg baru? Sepertinya aku baru melihatmu''tanya Dokter tsb pada Sisi.

Sisi mengangguk pelan.

''Ya baru beberapa hari mengajar'' jawab Sisi ''Bagaimana keadaannya? Apa dia baik2 saja?''lanjut Sisi.

Dokter tsb mengajak Sisik duduk pada sebuah kursi sebelum menjelaskan pada Sisi.

''Kamu harus terbiasa dg keadaan Abel yg seperti itu''ucap Dokter.

''Maksudnya?''saut Sisi bingung.

Dokter tsb nampak menarik nafas sebelum melanjutkan penjelasannya.

''Sudah hampir 2 tahun ini, gadis itu sering keluar masuk klinik ini. Guru2 dan semua teman2nya juga sudah mengetahuinya. Mungkin karena kamu baru jadi kamu tidak tau''ucap Dokter tsb membuat dahi Sisi mengkerut.

Pumpkin PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang