Tiga

1.4K 124 0
                                    


Suasana kantin pada jam pelajaran seperti ini sangat sepi. Rutinitas belajarku sudah berakhir sejak seminggu lalu. Masa Ujian Nasional sudah habis, dan sebagai pelajar kelas dua belas, kedatanganku ke sekolah tidak akan kembali memasuki kelas.

"Sal," panggilan seseorang membuatku menoleh. Bima.

"Kenapa?" jawabku. Aku memperhatikan Bima yang pandangannya mencari ke arah belakangku. Setelahnya, "Clara mana?" tanyanya.

Tentu pertanyaan itu sudah tidak asing ditelingaku. Semenjak Bima yang terus berusaha mendekati Clara, aku seakan dimanfaatkan sebagai pemberi informasi tentang gadis itu.

Mendengus, aku merasa bosan. Lelah dengan semua kepura-puraan ini.

"Gatau ... tenggelem kali," balasku dan berlalu bergitu saja. Aku lelah, sungguh. Tidak aku pedulikan panggilan Bima. Untuk kali ini saja, aku berharap Bima menemuiku bukan untuk mencari Clara. Tapi, apa mungkin?

"Sal, lo kan temennya ... masa ngga tau sih?" Bima berkata setelah berhasil menghalangi jalanku. Mengangkat sebelah alisnya, mungkin Bima merasa aneh dengan jawabanku.

"Ngga bisa ya? Sekali aja lo nemuin gue bukan untuk cari Clara?" tanyaku sarkas. Sudah cukup untuk semuanya. Bima bodoh, masih mengharapkan Clara yang jelas-jelas sudah menolaknya.

"Apaan deh? Kan memang udah dari awal gitu. Lo sebagai pemberi informasi tentang Clara buat gue. Lagian, kalau gue nemuin lo bukan untuk cari Clara, gue cari siapa lagi dong? Sedangkan teman dekat lo di kelas cuma dia," jawabnya dengan nada angkuh didalamnya.

Aku tahu dan orang-orang pun tahu, di kelas hanya Clara teman dekatku. Tapi entah mengapa, aku tidak bisa menganggapnya teman dekatku. Seperti ada yang melarangku untuk menganggapnya lebih. Jadi yang aku tahu, sahabatku hanya dua, Aira-sahabat sejak SMA yang berbeda kelas- dan Riko-sahabat sejak taman kanak-kanak yang berbeda sekolah-.

Aku sadar. Disini aku bukanlah siapa-siapa bagi Bima. Hanya gadis yang-entah dianggap baik hati atau tidak- dengan sukarela memberi informasi yang pemuda itu butuhkan. Membiarkan hatiku merasakan sakit saat melihat dia memperjuangkan cintanya untuk orang lain.

"Seenggaknya, sekali aja lo lihat gue? Lihat keberadaan gue? Apa ngga cape ditolak terus sama Clara? Kenapa lo ngga coba berpaling aja sih? Gue cinta sama lo Bim, cinta," tuturku dengan emosi yang sudah naik ke ubun-ubun.

Sejenak aku rasa keterdiaman Bima. Mungkin dia merasa tidak percaya dengan penuturanku. Aku pun tidak percaya terhadap apa yang telah aku ucapkan. Emosi yang menguasaiku, begitu mudahnya membongkar semua masalah perasaanku.

"Ngga ada yang nyuruh lo untuk jatuh cinta sama gue. Dan jangan pernah bermimpi juga kalau gue akan bales rasa lo, karena sampai kapanpun Clara tetap jadi orang yang gue cintai," jawabnya.

"Tapi dia ngga cinta sama lo, Bim. Dia cinta sama orang lain!" tuturku. Tidak peduli penjual-penjual di kantin yang menyaksikan pertengkaran kami. Tidak peduli dengan rasa malu karena Bima mengetahui perasaanku. Sudah terlanjur, semuanya sudah terlanjur.

"Dia akan cinta dan membalas perasaan gue. Ingat! kalau lo terus mengharapkan gue, sama aja lo akan terus merusak pertemanan kalian. Jadi lo jangan berharap gue akan balas perasaan lo, karena ... itu semua MUSTAHIL," balasnya dengan emosi yang aku lihat terpancar jelas. Setelahnya Bima berbalik, melangkahkan kaki menjauhiku.

Kau tahu bagaimana perasaanku saat ini? Sakit. Tentu saja sakit. Seharusnya Bima tak berkata seperti itu. Karena tanpa diberitahupun aku sudah mengetahuinya. Bahwa yang Bima cintai adalah Clara dan akan selalu Clara.

Mungkin ini memang saatnya untuk aku menyerah. Walaupun aku tidak merasa Clara benar-benar temanku, setidaknya aku bukanlah seseorang yang ingin menghancurkan sebuah pertemanan. Apalagi itu semua baru saja terjalin.

Aku harus melepasnya. Meninggalkan kisah klise cerita cinta pada masa SMA. Kisahku yang bahkan tidak ada kebahagiaan sedikitpun didalamnya. Tapi apakah rasa sakit ini juga yang Riko rasakan?

***

7 Juni 2016

hae nau update ini tapi kala hujannya beluman wkwk

kala hujan nanti abis tes tahap dua, quadrilateral update karena partnya udah ada dari lama wkwk

sabtu nau tes doain yaa^^

btw nau tbtb suka banget sama lagunya shawn mendes yang stitches :v #okegaadayangnanya

bye lah

jangan lupa tinggalkan jejak, vomment kalian sangat berarti loh...

salam lalalala~ dari nau muah muah muah:**

QUADRILATERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang