***
Sementara itu, O Rin sudah menginjakkan kedua kakinya di ujung tebing karang di pulau kenangan itu. O Rin menatap kosong langit dan laut yang berpadu menjadi satu.
Malam nampak gelap saat itu. Tak satupun bintang hadir menyapa. Sang rembulanpun hilang ditelan awan gelap yang kelaparan. Memakan habis semua sumber cahaya yang selalu menerangi sisi gelap bumi.
Sama seperti perasaannya kini. Begitu gelap, dingin dan sepi. Semuanya sudah berakhir. Keluarganya, cintanya dan hidupnya.
“Semua sudah hilang. Untuk apa lagi aku hidup di dunia ini?” batin O Rin.
Air mata masih mengalir deras mengiringi kesakitannya, kegagalannya dan kehancurannya. Ia sama sekali tidak ingin hidup dalam kesakitan yang begitu menyesakkan perasaannya.
Ayahnya telah tiada, begitupun ibunya. Dan kini, cintanyapun telah hilang. Ia sungguh sangat membenci dirinya sendiri. Menyesali tiap-tiap rasa sakit yang timbul karena kehilangan. Betapa sakitnya perasaan itu.
“O Rin-ah, tunggu!” teriak seseorang dari belakangnya, yang tentu saja menghentikan langkahnya untuk terjun bebas ke laut.
“Ye Sung Oppa?” batinnya. O Rin seketika terkejut, mendapati Ye Sung yang datang tiba-tiba untuk menemuinya.
“Apa yang kau lakukan di sana? Kembalilah, O Rin-ah. Jangan lakukan hal itu!”
O Rin hanya bisa tersenyum, menyaksikan kekhawatiran Ye Sung, laki-laki yang belum lama ia temui di halte bus, yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
“O Rin-ah, aku mohon, kemarilah. Jangan buat aku takut.”
Semakin Ye Sung berdalih, O Rin semakin memantapkan langkahnya. Ia berjalan mundur secara perlahan menuju pinggiran tebing itu.
Tiba-tiba petir menggelegar. Hujanpun langsung turun dengan deras. Laut mulai mengamuk. Angin mulai bertiup kencang menghempas tubuh Ye Sung dan O Rin. Seketika, Ye Sung terjatuh ke tanah, sedangkan O Rin langsung terjun ke laut. Membiarkan tubuh manusianya dilahap oleh lautan yang terus menggulung. Membuatnya tak lagi terlihat oleh Ye Sung yang bersusah payah merangkak untuk melihat keadaan O Rin di bawah sana.
"O Rin-ah!!!" teriak Ye Sung keras, mengiringi bisingnya suara laut yang terus bergulung dan langit yang bergemuruh. O Rin pergi meninggalkannya.
Ye Sung lalu menangis. Berusaha merelakan kepergian O Rin yang selama ini sudah ia anggap sebagai adiknya.
“Ye Sung-ah, di mana O Rin?” tanya seorang laki-laki, yang sontak membuat Ye Sung terkejut dan membalikkan wajahnya ke arah sumber suara.
“Hyun Woo-ya?”
“Ye Sung-ah, katakan kepadaku, di mana O Rin?” teriak Hyun Woo sambil mencengkram kerah baju yang tengah Ye Sung kenakan.
Ye Sung hanya terdiam dan mengalihkann pandangannya ke arah laut yang masih terus mengamuk. Seakan belum puas melahap tubuh O Rin.
“Bodoh. Katakan kepadaku yang sebenarnya. Di mana O Rin?”
“O Rin di sana. Di dalam laut.”
“Apakah dia masih bisa berubah menjadi siluman ikan?”
“Tidak, bodoh. O Rin sudah mati! Mati!” teriak Ye Sung dengan penuh rasa sesak dan air mata.
“Tidak, ini tidak benar. O Rin tidak boleh mati! Tidak. Tidak boleh.” Hyun Woo lalu berteriak dengan keras. "O Rin-ah!!! Mengapa kau meninggalkanku seperti ini???"
Ia terus memangil-manggil nama O Rin. Berharap gadis yang sangat ia cintai itu segera kembali kepelukannya.
Hyun Woo terus memandangi lautan itu dengan penuh derai air mata. Betapa ia sangat menyesali telah menyia-nyiakan cinta yang selama ini selalu O Rin berikan kepadanya dengan tulus. Ia telah menyia-nyiakan seorang gadis yang begitu baik dan sangat berharga.
***
Melihat Hyun Woo dan Ye Sung yang tengah menangis di ujung tebing, Kang Woo segera berlari menghampiri mereka berdua.
“Ada apa ini? Di mana O Rin? Apakah kalian tidak menemukannya?”
Ye Sung dan Hyun Woo hanya bisa diam. Masih larut dalam kesedihan dan tidak bisa berkata-kata lagi.
Merasa diabaikan, Kang Woo lantas mencengkram kerah baju milik Hyun Woo, “Katakan kepadaku, di mana O Rin saat ini?” teriak Kang Woo, tepat di depan wajah Hyun Woo.
Hyun Woo lalu melemparkan pandangannya ke arah Kang Woo. Menatap matanya dalam-dalam dan menghempaskan kedua tangan Kang Woo dari kerahnya.
“Jawab aku, di mana O Rin?”
“O Rin sudah menceburkan dirinya ke laut.”
Mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Hyun Woo, seketika amarahnya kembali naik. Ia kembali mendaratkan pukulannya tepat di pipi kanan Hyun Woo. Membuatnya langsung jatuh tersungkur ke tanah.
“Laki-laki bodoh. Ini semua kesalahanmu. Kalau saja kau tidak melukai perasaannya, O Rin tidak akan bunuh diri!”
Hyun Woo hanya bisa diam. Masih terduduk di atas tahan. Merenungi semua yang telah terjadi. Ia sadar betul bahwa kematian O Rin adalah sepenuhnya kesalah dia. Dan ia sangat menyesali hal itu. Tapi mau bagaimanapun juga. Semua telah terjadi.
“Bukan hanya kau yang merasakan kehilangan. Akupun sama. Rasanya begitu sesak sampai aku tidak bisa bernapas dengan lega,” teriak Hyun Woo.
Ye Sung lalu bangkit dan melerai Hyun Woo dan Kang Woo yang masih sibuk berdebat.
“Sudahlah. Jangan diperpanjang lagi masalah ini. O Rinpun tidak ingin melihat kita bertengkar seperti ini. Biarkan dia beristirahat dengan damai di sana,” ujar Ye Sung bijak.
“Tahu apa kau tentang kehidupan kami? Kau hanya orang baru yang kebetulan ikut terlibat dalam hidup O Rin. Hanya itu,” bentak Kang Woo kasar.
“Aku memang hanya orang baru di dalam kehidupannya O Rin. Tapi aku sangat menyayanginya seperti adikku sendiri. Bukan hanya kalian berdua yang tersiksa. Tapi hatiku juga terluka. Akupun merasakan kehilangan yang sama dengan kalian. Aku minta, jangan berkelahi lagi.”
Hati Hyun Woo terus memberontak kesal. Merutuki tiap-tiap kalimat yang ia keluarkan saat memaki O Rin. Ia sangat membenci dirinya sendiri karena telah menyakiti perasaan O Rin. Semuanya kini sudah terlambat. Cintanya telah pergi. Tidak ada lagi alasan baginya untuk terus hidup. Ia tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Keluarganya dan cintanya telah pergi.
Hyun Woo lalu berjalan perlahan ke pinggiran tebing. Memanfaatkan peluang di mana Kang Woo dan Ye Sung masih sibuk berdebat, lalu menceburkan dirinya ke dalam laut yang saat itu masih terus mengamuk.
“O Rin-ah, aku sangat mencintaimu. Maafkan aku. Semoga kita bisa bertemu kembali di kehidupan berikutnya,” batin Hyun Woo, lalu tubuhnya hilang seketika diterkam badai. Menemui ajal untuk menjemput cintanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice Of The Sea (END)
FanfictionSiren merupakan salah satu makhluk yang ada di dalam mitologi Yunani kuno. Siren atau 'Seirenes' adalah makhluk legendaris. Ia termasuk kaum 'Naiad' yang hidup dilautan. Kaum 'Naiad' merupakan salah satu kaum nimfa yang hidup didalam air. Pada mulan...