S A T U

49 6 9
                                    

Pagi ini, Aku mulai dengan rasa bosan karena libur panjang sekolah, akan tetapi Aku tidak melakukan apapun.Tidak jalan-jalan, dan orang tua bekerja. Akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi sahabatku yang mungkin sama seperti ku.Bosan.

***

Sudah satu jam Aku menunggu mereka.Sampai pelayan restoran merasa muak melihatku tidak melakukan apa-apa selama satu jam terakhir. Dan akhirnya satu persatu sahabatku datang.

"Ga nunggu lama kan?"kata Nara.Oh aku mengerti sekarang mengapa Nara mandinya lama.Bayangkan saja, satu jam menurutnya adalah sebentar!

"Iya, ga lama cuma satu jam kok"kata ku dengan senyum terpaksa ku.

"Oh ya ngomong ngomong ngapain lo ngumpulin kita disini?"akhirnya Ray berbicara setelah beberapa waktu dia diam.

"Gini, gua tau lu semua pasti bosen kan dirumah? Nah, gua punya ide nih."

"Iya sih gua juga bosen"aku Kiky.

"Jadi apa nih idenya?"Rere penasaran.

"Hmm..Kita naik gunung aja! Gimana?"inilah ide gila ku.

"Kita?"satu kata yang mereka ucapkan bersama.

"Iya! Gua, Nara, Rere, Ray, Kiky.Setuju gak nih?"aku masih menunggu jawaban mereka.

"Nekat sih tapi boleh juga dicoba sekalian refreshing"mungkin Nara memang stress karena tugas nya sebagai anggota OSIS dan butuh refreshing menurutku.

"Yaudah semua setuju, jadi kapan kita naik gunung?"

"Ehm gimana kalau hari sabtu?"

"Sip hari sabtu"

"Masalah nya kita mau naik gunung apa?"kata Ray.

"Papandayan aja gimana?"kata ku.

"SETUJU"mereka kompak.

Kita menyusun rencana untuk naik gunung dan membeli beberapa gears di toko untuk aktivitas outdoor dekat restoran.Aku harap semua peralatan yang kita beli lengkap.Untung saja peralatan yang kita beli hanya sedikit, jadi tidak perlu menguras isi dompet.

Ya, kami membeli peralatan sedikit karena Ray pikir naik Gunung Papandayan sama saja dengan naik Gunung Tangkuban Perahu, Bromo dan lainnya.Sebelumnya, Aku dan sahabatku tidak berpengalaman naik gunung, namun, kami hanya penasaran.

***

Hari sabtu telah tiba.Dini hari,Kami berkumpul di Terminal Kota untuk melakukan perjalanan ke Gunung Papandayan.

"Hah, capek juga perjalanan. Lumayan 4 jam"kata Kiky setelah sampai.

"Yaudah kita makan abis itu daftar dulu"kataku.

Sesudah makan, kami memikirkan apakah kami harus membeli makan untuk pendakian nanti. "Yahelah, paling diatas banyak penjual kaki lima atau lebih keren lagi paling disana ada McD. Sama aja kaya Gunung Tangkuban Perahu.Toh paling jalannya juga kaya pengen ke Curug ga jauh beda kok"Kata Ray yang sok tau.

"Lanjut!"seru ku.

Sudah dua jam kami berjalan tetapi kami hanya melihat hutan mati dan pohon pinus yang menjulang tinggi.Kami terus bertanya dimana puncaknya kok di Tangkuban Perahu kami hanya cukup berjalan lima menit untuk sampai tujuan.Tapi ini? Oh Tuhan, This is the real mountain!

Pos demi pos kami lewati, akhirnya kami beristirahat di pos 3.Huh, untung persedian makanan dan minuman masih memadai.

"Oh ya Let! Letta! Arletta!"Kiky sedikit teriak memanggilku.

Aku baru menyadarinya "Apa?"

"Lo yakin makanan sama minuman bakal cukup buat ke puncak? Karena gua pikir perjalanan masih jauh banget" Astaga Kiky benar.

"Gua sih ga yakin, tapi yang gua lagi pikirin adalah apa kita bawa peralatan lengkap?kaya tenda?senter?peta?dan kawan kawan nya?"

"Ini gara gara pemikiran Ray nih. Dia bilang perjalanannya sama aja kayak Gunung Tangkuban Perahu"

"Yaudah, ga usah nyalahin Ray, yang harus kita pikirin sekarang adalah menghemat makanan terutama minuman, bisa cepet sampai puncak dan yang paling penting adalah kita harus balik dengan keadaan selamat, sehat dan sentosa tentunya!" kata ku sedikit dibuat bercanda untuk menghangatkan suasana.Sebenarnya, aku juga khawatir, karena ini adalah ide ku mengajak mereka ke tempat ini.

Lima jam sudah kami mendaki.Tapi aku tahu kami akan mencapai puncak beberapa menit lagi karena jalan semakin menanjak dan sebelumnya kami sudah mencapai pos terakhir sebelum puncak.Kami mengabaikan perkiraan cuaca yang diberitahu oleh pendaki lainnya dan memutuskan untuk langsung muncak.Alhasil,ditengah perjalanan tidak ada pendaki sama sekali.Dan buruknya, kami tidak mempersiapkan diri untuk summit attack.

Tiba-tiba hujan yang kami takuti datang.Bagaimana tidak takut? Kami tidak membawa ponco ataupun payung. Kami juga tidak membawa senter jika kabut datang.Ditambah, tidak ada pendaki di sekitar kami.Itu karena kami nekat muncak pada waktu mendung dengan tujuan mempersingkat waktu.

"Mau berapa lama lagi kita mandi hujan? Mau berapa lama lagi kita ngelihat kabut dan gabisa liat jalur?" keluh Rere yang mulai kedinginan.Aku akui cuaca nya sangat dingin.Mungkin 8 derajat

"Gua udah gakuat lagi, gabisa jalan lagi, kaki gua kaku, gua mati rasa"kata Nara terbata karena mulutnya sudah pucat.

"Hipotermia?"Tanya ku ke Kiky tanpa suara.Kiky hanya mengangguk.Terlihat jelas kalau dia juga panik dan khawatir jika kita semua seperti Nara.

Ku lihat Ray sekilas.Ray terlihat sedang memikirkan sesuatu.Dengan langkah yang sangat pendek dan kaki kedinginan, aku menghampiri Ray. "Kenapa Ray?"

"Apa kita gausah lanjutin perjalanan aja?"

"Kita harus lanjutin! Ini bukan karena nanggung atau apa tapi ini karena kita harus bergerak biar badan kita ga kaku!" kataku sedikit berteriak karena suara hujan yang semakin deras dan suara nya semakin keras.

"Yaudah kita berdoa aja"saran Rere.

Kami berdoa dan melanjutkan perjalanan.Nara juga dengan tenaga terakhirnya berdiri dan mulai berjalan.Jujur aku rasa aku akan mati kedinginan jika aku tidak bergerak terus dan terus.

Akhirnya hujan berhenti dan meninggalkan jejak di baju kami. Walaupun hujan berhenti, kami masih dihantui dengan rasa kedinginan dikarenakan baju kami basah.

***

Sampailah kami di puncak Papandayan! Rasa lelah, dingin,lapar, senang, bangga, dan terkejut dengan keindahan di puncak walaupun kami hanya melihat kabut disekeliling kami.Rasa itu ada di dalam diri kami di waktu yang sama.

"Gua ga nyangka! Kita semua berhasil! We did it guys!"kata ku dengan rasa bangga karena sudah sampai di tujuan kami.

"Setelah kita melewati rintangan, 6 jam mendaki tanpa bawa peralatan lengkap, makanan sama minuman pas pasan, kehujanan, hipotermia. Tapi liat! Look around you! Kalian tau kan kita berdiri diatas 2.665 mdpl? Ga semua orang bisa ngeliat pemandangan ini! kita harus lupain semua kesulitan yang kita alami tadi"tambah ku yang ingin mengembalikan semangat mereka.

"Gua udah speechless. Gua ga bisa menggambarkan pemandangan apa yang ada di sekitar gua.Gila keren banget!" akhirnya Nara semangat lagi pikirku.

"Makasih ya Let, Lo udah ngajak kita kesini"kata Kiky.

"Gausah terima kasih ke gua, terima kasih sama yang diatas karena udah ngasih kita pemandangan ini"tiba-tiba aku menjadi ahli agama.

Kami berdoa dan melakukan ritual.Ritualnya tidak lain dan tidak bukan adalah Berfoto.Dengan pemandangan yang berkabut, kami tetap senang.


Tbc.

Hae semua,

ini cerita pertama gua yang mungkin akan berlangsung absurd. kl cerita yang 3+1 siswa itu cerita gagal.Nah, dicerita ini bukan cuma tentang adventure doang sih, beberapa part ke depan bakal gua selipin sedikit romance nya.

Makasih yang udah baca :)
Jangan lupa buat ninggalin jejak ya.

We Call It ADVENTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang