Huh, Akhirnya, setelah 8 jam perjalanan, kami sampai di Puncak Salak. Benar apa yang dikatakan pemilik warung dibawah. Disini suasana nya mistis. Seketika, kami merinding melihat ada sebuah makam diatas puncak. Mungkin makam ini milik leluhur disini pikirku. Tak jauh dari makam, ada sebuah gubuk yang sudah sedikit rusak. Kami memutuskan untuk berfoto-foto ria sejenak lalu langsung turun. Kami tidak mau lama-lama disini.Lagi-lagi aku merasa aneh, aku tidak tahu mengapa aku begini. Padahal, aku hanya melihat Kiky dan Nara foto berdua. Ah, tidak mungkin.
***
Diperjalanan turun, aku melihat Ray gelisah. Aku tahu mengapa dia gelisah, Namun, aku masih penasaran.
"Kenapa Lo, Ray?"tanyaku dengan suara sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh yang lain.
"Lo merhatiin Rere gak dari tadi?Hari ini dia aneh banget" Tanya Ray melirik ke Rere.
"Iya. Aneh sih, tapi yaudah lah mungkin dia cape jadi dia ga banyak ngomong" selain merhatikan Kiky, aku memang merhatikan Rere juga sedari tadi.
"nanti kita omongin aja pas udah masuk sekolah" tambahku.
***
Sepulangnya dirumah aku langsung mengirimkan pesan lewat LINE ke Kiky
Arletta Davina : Woy Ky
Rizky Putra : Paan
Arletta Davina : Katanya lu mau nunjukkin sesuatu ke Nara, tp pas disana lu g ngapa2in
Rizky Putra : g jd rencana nya, ntar aja
Arletta Davina : oh
Astaga aku sudah memperhatikan mereka berdua selama mendaki tetapi, rencana nya tidak jadi. Dasar labil!
***
UN SMA sudah selesai. Aku masuk seperti biasa. Setelah masuk kedalam kelas, aku melihat Nara senyum-senyum sendiri.
"Woi, ngapa lu? Lu gak gila kan?"
"ish apaansi, gua ga ngapa-ngapa kok" aku tahu Nara berbohong.
"jujur aja kali. Lu abis ditembak ya sama Kiky?"Tanya ku sambil senyum-senyum. Karena Kiky tidak sekelas dengan aku dan Nara, aku bebas ngomongin Kiky dikelas ku. Sebenarnya, Rere,Kiky,dan Ray tidak sekelas dengan kami.
"Ya engga lah, gua ga punya hubungan apa-apa sama Kiky, cuma sebatas sahabat doang. Kok lu tiba tiba nanya gua gitu sih?lu cemburu?tenang aja gua ga bakal ngerebut Kiky dari lu kok"kata Nara. Tidak tahu mengapa aku lega Nara berkata seperti itu.
"ehm..ga papa cuma nanya aja. Oh ya, nanti lu ikut gua ke kantin ya bareng yang lain" kata ku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Sip lah"
Bel istirahat berbunyi. Kami sudah berkumpul di meja kantin dan memesan makanan dan minuman.
"Sekarang lu mau ngomong apa Ray?"Tanya Kiky.
"Re, lu kenapa deh waktu naik Gunung Salak lu diem aja?" aku langsung bertanya tanpa menunggu Ray yang masih bingung dengan pertanyaannya.
"Lu pada ngerasa ga kalo kita itu kaya di ikutin selama pendakian? Kalo gua ngerasa ada yang aneh gitu waktu kita buka jalur" Rere akhirnya buka mulut.
"Hah?yang bener Re?"Tanya Nara penasaran, Rere hanya mengangguk.
"Pantes lu cuma diem aja. Gua juga denger suara orang selain kita gitu sih makanya gua gelisah" jelas Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Call It ADVENTURE
AdventureKisah 5 sahabat dengan modal nekat mencoba menaiki gunung dan sampai akhirnya mereka berhasil menaklukan atap Indonesia.