L I M A

9 2 0
                                    


Cuaca cerah di hari minggu membuatku semangat untuk berolah raga pagi ini. Sehabis cuci muka dan menggosok gigi, aku langsung menuju stasiun untuk pergi ke lokasi car free day yang berada di Sudirman.

Sudah dua kali aku mondar-mandir Monas-Sudirman. Sebenarnya, aku jarang melakukan itu, namun demi mendaki gunung lagi, jadi aku harus melakukan itu.

Mumpung lagi ada di Sudirman, aku mengunjungi salah satu gedung kosong yang telah sering aku kunjungi saat SMP dulu. Aku langsung berlari menuju tempat paling spesial bagiku. Rooftop.

Ya, disini tempat ku dan Kiky untuk melepaskan penat  yang menggerogoti pikiran kami sekaligus tempat ini adalah tempat dimana Kiky mengucapkan beberapa kalimat yang membuat persahabatan kami merenggang. Aku memutar kembali ingatan ku ketika bersamanya disini.

Flashback On

Aku menangis dipinggir gedung ditemani Kiky yang dari tadi masih berdiri dibelakang ku dan bingung mengapa aku mengajak nya kesini.

"Let, cerita dong sama gua, lu kenapa sih dari tadi nangis?" Kiky terlihat khawatir.

"Adit, Ky," Aku menarik napas sejenak.

"Adit mutusin gua" Ucapku dengan terisak.

"Adit mutusin lu?kok bisa?kenapa sih tu anak? Padahal gua liat lu sama Adit biasa biasa aja kenapa bisa putus?" Kiky menyerbuku dengan banyak pertanyaan yang sebenarnya intinya sama saja.

"Jadi, dia mutusin gua karna dia tau kalo sebenernya ada orang yang cinta nya lebih besar dari pada dia. Kata dia, dia ga mau nyakitin perasaan orang itu karna dia tau rasa cinta orang itu ke gua lebih besar dari pada rasa cintanya.

Trus dia juga bilang, mendingan dia yang sakit dari pada sahabatnya yang sakit. Intinya, gua putus gara-gara sahabatnya si Adit"

"Lu tau kan betapa susahnya gua dapetin Adit?gua terlalu sayang sama dia, Ky. Dia suruh gua buat lupain dia tapi gua ga bisa" Tambah ku.

Kiky hanya diam. Dia terlihat seperti bersalah. Aku tidak tahu mengapa dia murung seperti itu.

"Eh, Ky?" Aku memanggilnya dan membuat Kiky terbangun dari lamunannya.

"Eh...iya...hm...maafin gua ya Let" Ucap Kiky gugup.

"Kok lu minta maaf sih Ky?kan lu ga salah apa-apa"

"Oh iya hehe.. yaudah mendingan sekarang lu teriak diujung gedung sana"

Aku berjalan menuju gedung dan langsung menumpahkan emosi ku disana.

"HEI, SAHABATNYA ADIT! GUA BENCI SAMA LO. AWAS AJA KALO GUA KETEMU LO"

Akhirnya aku lega dan berhenti menangis. Aku menghampiri Kiky.

"Makasih banyak Ky! Lu emang sahabat gua yang terbaik" Dengan reflek aku memeluk Kiky. Samar-samar aku mendengar Kiky seperti mengucapkan sesuatu. Aku mendengar salah satu kata itu 'maaf'.

"Tadi lo ngomong apa Ky?" Kiky terlihat gugup kembali.

"ehm.. engga..gua ga bilang apa-apa. Oh ya, gua bakal bantuin lu buat ngelupain dia jadi lu tenang aja ada gua kok"

Aku hanya membalas dengan senyuman.

"Oh ya, kemaren kok lu gua cariin di rumah ga ada? Kemana?" Tanya ku memecah keheningan yang terjadi selama 5 menit.

"Eh.. hm.. gua main ke rumah temen."

"Kok sampe berhari-hari?"

"kan gua nginep neng"

"Stop call me like that!"

"Hehe iya-iya maaf"

"Temen lu yang mana?kok tumben mau diajak nginep biasanya kan lu mager"

"Hm.."

"Yang mana Ky?"

"Temen rumah kok"

"Oh gitu"

"Kok lu tumben nanyain gua gini? Naksir apa khawatir?"

"Deh gajelas"

"Ayoo,, naksir lu ya ama gua" Kata Kiky meledek ku. Percaya diri sekali itu anak.

"Engga buset dah"

"Terus apa?"

"Gua kan udah pernah bilang ke lu Ky kalau gua ga suka suasana canggung. Jadi, gua ajak ngobrol aja"

"Oh gitu. Gua ga percaya masa"

"Terserah"

Aku langsung lari menjauhi Kiky tapi sayang, tangan nya dengan cepat menahanku.

"Yah ngambek. Maafin gua ya" Ucap Kiky menaikkan sebelah alis nya. Aku sebal melihat dia melakukan itu.

"Gak! Lepasin"

"Maafin guaa dongg" Sekarang dia memasang wajah memelas.

Aku sudah malas kalau dia sudah seperti itu.

"Ck iya"

"Nah gitu dong"

"Hm"

"Itu baru namanya Arletta gua"

"Deh?siapa lu? Main nyebut kalau gua punya lu aja?"

"Kan lu emang punya gua Let" Kiky menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Bagus, emang mulut lu harus digituin. Kalau bisa mulut ama tangan lu gua lakban biar nyatu"

"Tuh kan ngambek lagi"

"Au ah bete gua lama-lama disini"

"Yaudah pulang yuk"

"Hm"

Flashback Off

***

Sebelum UN, aku memang sudah merencanakan untuk kembali naik gunung. Mungkin, kami memang sudah tergila-gila dengan gunung, sehingga hampir setiap libur semester kami selalu memutuskan untuk naik gunung. Ralat. Setiap ada libur yang durasinya 1 minggu atau lebih.

Sesampainya di Stasiun Gambir, aku tidak melihat Ray dan Rere. Sekarang aku hanya menunggu dengan Kiky. Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara kami. Sebenarnya, aku tidak suka dengan suasana canggung, jadi aku memainkan handphone dan membuka aplikasi LINE.

5 IDIOTZ

Arletta Davina : Woy para idiot! Pada dmn lu?

Randy A : Bentar coeg, lagi markirin mobil

Rexa Regina : udh ada siapa aja disana

Naraaa : Enak ya kalian, aku mah apa atuh

Arletta Davina : Ada Kiky Re

Randy A : Emang enak jadi OSIS? Rasain lu Nar

Naraaa : kamprett

Rizky Putra : wkwk

Randy A. : wkwk (2)

Arletta Davina : wkwk (2016)

Rexa Regina : wkwk (6996)

Naraaa : Au ah

Aku tertawa membayangkan ekspresi Nara yang pasrah yang tidak ikut karena ada kegiatan OSIS. Aku dikagetkan dengan kedatangan Ray dan Rere yang bersamaan.

"Oh, berangkat bareng nih?" Tanya Kiky sambil senyum senyum.

"Iya, si Rere minta dijemput" Jawab Ray.

"Oh, udah jadian nih ceritanya" Ledek Kiky.

"CIEE, Rere blushing nih ye" Ledek ku.

"Au ah gua ga ikut aja" Ujar Rere.

"Yah ngambek, sorry deh Re" Kata ku.

Sesampainya di Tawangmangu, kami menyewa mobil untuk ke pendaftaran. Kami penasaran dengan 'Warung Mbok Yem' maka dari itu kami memutuskan untuk mendaki Gunung Lawu. Warung Mbok Yem adalah warung yang berada di puncak Gunung Lawu oleh sebab itu, Warung Mbok Yem menjadi warung tertinggi di Indonesia.

Tbc.

Maaf ya Part ini pendek.

We Call It ADVENTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang