D U A

13 4 0
                                    

Setelah dua puluh menit berada di puncak, kami melanjutkan perjalanan turun dengan semangat, karena tujuan kami yang sebenarnya adalah pulang dengan selamat.

Perjalanan balik hanya memakan waktu tiga jam saja.Aku tidak tahu apakah kami yang senang hingga perjalanan tidak terasa atau memang setiap perjalanan balik memang cepat?

Setelah sampai dirumah, perasaan ku sangat bahagia bahkan aku sering ketawa ketawa sendiri memikirkan perkataan Ray yang bilang kalau di puncak gunung ada McD.Aku juga memikirkan sikap Kiky tadi.Dia terlihat sudah melupakan ku, Syukurlah.

Mungkin, Hiking adalah hobi terbaru favorit ku untuk saat ini dan mendatang.Banyak pesan dalam mendaki Gunung Papandayan, yang pertama adalah jangan meremehkan alam, selalu mempersiapkan segala nya untuk bermain dengan alam jangan hanya modal nekat, teruslah berjalan dan jangan mundur,bersyukur,dan dengan mendaki gunung, aku bisa mengetahui jati diri ku yang sebenarnya.Terakhir, aku akan selalu mengingat bahwa di puncak gunung tidak ada McD.

Terlalu banyak kenangan mendaki satu gunung.Next time, aku akan mendaki gunung lagi.Pengalaman terluar biasa sepanjang hidupku. Terima kasih Papandayan!

***

Bel istirahat telah berbunyi.Aku memutuskan untuk ke kantin bersama Nara.Sebenarnya aku dan Nara sudah bersahabat dari kelas 10, dan aku suka curhat ke Nara tentang kisah cinta ku.

Setelah memakan habis makanan yang aku pesan,aku tidak langsung ke kelas, aku mengobrol dulu dengan Nara.Sewaktu mengobrol tiba-tiba Nara bilang

"ada Kiky tuh!nyamperin lu deh kayaknya"

benar saja Kiky sudah berada disamping meja kami.Mood ku langsung berubah.

"Kenapa?"Tanya ku dengan dingin.

"Ikut gua ke taman belakang sekarang"Kata Kiky lebih dingin. Dasar aneh, baru saja minggu lalu dia mengucapkan terima kasih kepada ku dan sekarang seperti orang yang tidak aku kenal.Dia berubah semenjak kejadian saat kami SMP.

Ya, aku dan Kiky sudah sahabatan dari SD dan saat SMP semua berubah gara-gara dia mengucapkan kalimat yang membuat persahabatan kami merenggang.

Perasaan ku tidak enak.Aku takut kalau ia mengatakan kalimat itu lagi di taman belakang.

"Gua pengen ngomong sesuatu ke Lo"aku deg degan dengan kata-kata yang keluar dari mulut Kiky sesampainya di taman belakang.

"Apa?"aku terus menunggu jawabannya.

"Next trip, kita mau naik gunung apalagi?"

What the ... aku kira dia akan mengatakan kalimat yang terkutuk itu.Sepertinya aku sudah ke-ge-er-an.Tapi, mengapa harus berdua disini?

"Kenapa ngomong nya disini?kenapa gak bareng sama yang lain aja?"kata ku.

"Gua mau menunjukkan sesuatu buat Nara"sudah kuduga dia sudah melupakan ku.Tapi, kenapa aku tidak senang?

"oh.Hm... mungkin Gunung Salak"kata ku dan langsung pergi meninggalkan nya.

***

UN kelas 12 sebentar lagi, itu berarti aku libur lagi. Sebenarnya, aku sudah menceritakan pengalaman ku saat mendaki kemarin ke orang tua ku.Dan untungnya, mereka mendukung ku melakukan kegiatan itu.

"Ma, Pa, pas liburan aku bolehkan naik lagi?"

"Emang,kamu mau naik gunung apa?"Tanya Mama.

"Gunung Salak Ma."

"Udah ada persiapan?"Tanya Papa.Sebenarnya, Papa ku dulu nya adalah seorang pencinta alam jadi, ia tahu apa yang harus aku lakukan sebelum pendakian.

"Udah Pa, aku udah suruh teman-teman ku untuk beli perlengkapan dan aku udah nyuruh mereka buat siapkan fisik mereka"

"Yaudah, kamu istirahat ya, udah malam"kata Mama

***

Akhirnya UN SMA tiba.Aku sudah tidak sabar untuk mendaki lagi.Kira-kira apa ya surprise nya Kiky buat Nara?ah, sudahlah itu bukan urusanku.

Pendakian selanjutnya akan diadakan di Gunung Salak.Gunung yang tidak asing di telinga kita.Maka dari itu, aku,Rere,Nara,Ray, dan Kiky memutuskan untuk kesana.Sebelumnya, mereka kaget kami akan naik gunung lagi, hanya Kiky saja yang tidak kaget.Selain terkenal, gunung ini juga dekat dari tempat tinggal kami.Jakarta.

Perjalanan untuk ke tempat pendaftaran lumayan jauh.Kami harus menanjak sejauh 2 kilometer kesana.

"Buset, belom daftar aja treknya udah kayak gini apalagi trek digunung"keluh Nara.

"Yaudah kita nge teh dulu disana, ngisi tenaga"kata Ray yang sedang melihat kearah warung.Mungkin kita harus mengisi tenaga di warung itu,walapun warung itu tinggal 'ngesot' dari pintu pendaftaran.Namun, ada yang aneh.Bukan warungnya, tapi pintu pendaftaran.

Setelah kami mengisi tenaga, kami langsung ke pintu pendaftaran. BINGO! Pendaftarannya tutup! Akhirnya kami kembali ke warung dan berbincang dengan pemilik warung.Dan hasilnya? Membuat kami kaget.Ternyata, jalur pendakian Gunung Salak sudah tutup a.k.a tidak beroperasi lagi.Konon, Gunung Salak ditutup karena sering adanya orang yang 'pacaran' di gunung ini.Ada ada aja, pacaran kok dihutan.Dan yang membuat kami merinding adalah di Puncak Gunung Salak ada sebuah gubuk dan dibawah gubuk itu ada mayat perempuan! Usut punya usut, perempuan itu sebelum meninggal sempat diperkosa dan dibunuh.Sungguh kejam.Saat diturunkan, bagian tubuh korban ada yang tertinggal di jalur pendakian.

Kami sempat membatalkan keinginan kami untuk mendaki di gunung itu.Namun, rasa penasaran kami lebih besar dari rasa takut dan jangan lupa, kami mempunyai rasa nekat yang tinggi.Contohnya, saat mendaki Gunung Papandayan.

Kami mengambil keputusan untuk memulai pendakian tanpa mendaftar terlebih dahulu.Kami tahu bahwa keputusan ini salah.Pasalnya, jika kami hilang atau tersesat dan lebih parah lagi kami mati disana, Tim SAR yang berada nun jauh dibawah tidak akan tahu keberadaan kami. Jangankan tim SAR, satu orang pun kecuali kami mungkin tidak tahu, karena tidak ada pendaki sama sekali disini.

Kami memasuki jalur pendakian saat pagi.Walaupun pagi, kami takut pendakian ini memakan waktu lama.Karena itu, kami memutuskan untuk buka jalur.Keputusan yang salah memang, tetapi daripada sampai puncak sedikit malam dan melihat gubuk menyeramkan itu pada malam hari.

Aku masih bingung dengan apa yang di rencanakan Kiky untuk Nara.Kiky terlihat biasa saja, seperti tidak merencanakan sesuatu. Ditengah perjalanan, aku melihat Kiky dan Nara saling bercanda satu sama lain.Tiba-tiba aku merindukan momen dimana aku dan Kiky bercanda.

Jalurnya semakin lama semakin terjal dan miring.Aku tahu bahwa resiko kalau kami buka jalur, jalur nya akan seperti ini.Sesaat, perasaan ku tidak enak.Benar saja, saat asik bercanda dengan Kiky, Nara hampir jatuh ke jurang.Aku memperkirakan jurang itu sedalam 100 meter.

Dengan satu gerakan, Kiky langsung memegang tangan Nara dan menarik Nara hingga kembali ke posisi sebelumnya.Kami merasa lega karena Kiky berhasil menyelamatkan nyawa Nara.Tapi, ada yang salah dengandiri ku. Mengapa aku seperti ini?Apa aku cemburu?Ah, tidak mungkin.

"Gapapa?"Tanya Kiky khawatir. "Gapapa kok, makasih ya, yuk lanjut" kata Nara.


Tbc

We Call It ADVENTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang