Kamu menopang dagu diatas meja, menatap bosan ke sekeliling kelas. Mendengus berkali kali sepanjang penjelasan pelajaran sejarah yang jelas sangat menbosankan. Matamu sekali sekali melirik ke jendela kelas, melihat gerombolan siswa bermain bola.
"Jelas ngga dijawab daritadi, orang dia maen bola,"
Batinmu.
Sedetik kemudian kamu terkejut, orang yang kamu batin melambai dari tengah lapangan ke arahmu. Ia terlihat menggoyang goyangkan ponselnya diudara, seperti sebuah kode agar kau membuka ponselmu.
Benar saja, ia ternyata sudah membalas pesanmu.Kamu bosen yaa wqwq
Huhu iya jim.. kamu kok enak bisa maen :((
Yaudah kesini aja maen sama aku.
Gabisa bolos, ini pelajaran sejarah :(((
Aku otw sana bih. Tungguin
Loh ngapain?
read. dia cuma nge-read pesan terakhir kamu. sekarang pandanganmu beralih dari jendela ke pintu kelas.
Tidak lama kemudian penyelamatmu datang, dengan mimik yang dibuat buat. sepertinya dia akan melakukan sebuah scene drama."Permisi seonsaengnim, saya mau manggil y/n,"
Jimin natap kamu, memberi kode supaya kamu segera bersiap siap.
Guru killer itu menatap tajam Jimin. "Mau ngapain?"Kamu gugup. tapi tak tampak sedikitpun raut wajah ketakutan pada Jimin. Ia membisikkan sesuatu kepada gurumu, membuat guru killermu itu mengizinkanmu keluar kelas.
"Ya, y/n, silahkan keluar kelas. Bawa tas dan rapikan mejamu." Kata guru killer itu.
Jimin mengerling (sok) cute dan mengulurkan tangannya. Kamu menerimanya kemudian mengikuti langkahnya keluar kelas."Kamu ngomong apa ke pak guru?"
"Adadeh. Pokoknya diizinin. Yuk pulang," Baru ia akan membawamu ke parkiran, kamu menghentikannya.
"Kok pulang? Kan masih ada jam?"
"Bawel ih. Ikut aja ah," Dia menarikmu tanpa ampun sampai berhenti di depan mobilnya.
"Masuk,"
Perintahnya sembari membukakan pintu mobilnya."Kamu penasaran gak tadi aku izin apa sama seonsaengnim?" Tanya Jimin. Tangannya meraih tanganmu kemudian meletakkan di pipinya.
"Iya penasaran."
"Banget?"
"Iya, banget,"
"Yaudah biar penasaran aja. Yang penting kamu udah ga bosen,"
Kamu memukul dada Jimin, yang dipukul hanya tertawa.
"Ngeselin kamu Jim,"
Dia masih tertawa, menunjukkan eye smilenya."Udah ah. Eh maen ke apartemenku yuk?"
"Lah? Ngapain?"
"Tidur lah. Pas udah sorean baru makan."
"Tidur? Seranjang? Ogah ah masih belom halal!"
"Yakali seranjang. Kamu tidurnya di kamarnya adekku lah bih. Mau ya bih ya ya yaa.."Kamu mendengus kemudian mengangguk. "Iyadeh iyaa,"
.
.
.
End
