CHAPTER 8

344 39 2
                                    


Apakah kau takdirku,,
Kau selalu hadir di duniaku.
Apakah maksud tuhan menghadirkan kau  dihidupku.
Apakah tuhan mempunyai alasan?

***

Hari libur telah datang, hari yang ditunggu tunggu orang untuk melakukan kebebasan
Hari ini pun dimanfaatkan oleh kei untuk bertemu dengan jimin.

"Yeobosaeyo?"

"Eoh,, jimin-ssi.. Apakah kau sibuk hari ini, aku ingin bertemu denganmu"

"Ahh.. Tidak aku tidak sibuk,, kita bertemu di taman dekat dorm ku,, nne?"

"Eoh,, arraseo aku akan segera kesana"

"Nnee"

~panggilan terputus

Ketika kei berjalan menuju taman, ada yang membekap mulut kei, kei terus meronta tapi kekuatan namja itu lebih besar daripada kei, kei pun kehabisan nafas karna mulutnya dibekap dan akhirnya dia pingsan.

"Aishh,, dimana yeoja itu?? Sudah hampir 30 menit aku menunggu nya disini, tapi ia tidak juga datang" keluh jimin sambil melihat jam di ponselnya, tiba tiba ada yang menelpon jimin dengan nomor tak dikenal, jimin pun langsung mengangkat ponselnya

"Yeobosaeyo??"

"Yeoja mu dalam bahaya, kalau kau ingin dia selamat,, kau harus segera kesini"

"A-apa maksudmu?? Yeoja ku?? Kei?? Siapa kau??"

~panggilan terputus

"Aishh,, babo!!! Siapa dia?? Apakah maksud dia kei diculik?? Ucap jimin dan langsung berlari kearah dorm mencari teman temannya.

"Hyungg,," ucap jimin setelah melihat seokjin.

"Eoh?? Mwo??" jawab seokjin dengan wajah santai.

"K-keii,," ucap jimin terputus putus karna nafasnya tidak teratur.

"Mwo?? Kenapa dengan kei??" ucap seokjin yang sedikit khawatir.

"K-kei diculik, kau harus membantuku" jawab jimin masih terputus putus.

"Mwoo?? Bagaimana bisa??" jawab seokjin yang terkejut.

"T-tadi seseorang menelpon ku dan mengatakan bahwa kei berada dalam bahaya" ucap jimin sambil mengelap keringat.

"Kajja,, kita harus cepat,, beritahu yang lain, aku akan segera mengambil mobil" jawab seokjin yang langsung berlari menuju parkiran mobil.

"Taehung-ssi" panggil jimin ketika melihat taehyung.

"Eoh?? Ada apa hyung?? Kau sangat berkeringat, apakah kau melakukan olahraga untuk diet??" jawab taehyung yang sedikit tertawa.

"Babo.. Ini bukan saatnya bercanda, ikut aku" jawab jimin langsung menarik tangan taehyung.

"Yyaa!! Kau ingin kemana?? Bahkan kita belum memberi tahu namjoon hyung" ucap taehyung.

"Kei dalam bahaya" jawab jimin cepat.

"Mwoo?? Kei dalam bahaya?? Bagaimana bisa??" ucap taehyung sambil sedikit berteriak.

"Seseorang menelpon ku tadi dan mengatakan bahwa kei dalam bahaya" ucap jimin sambil menunggu seokjin.

"Mwo?? Apakah kau telah memberi tahu yang lain??" ucap taehyung.

"Tidak sempatt,, aku telah memberitahu seokjin hyung" ucap jimin.

"Cepatt naik" ucap seokjin yang telah datang.

- di dalam mobil -

"Hyungg,, apakah kau tau kei ada dimana??" ucap taehyung.

"Babo,, aku tidak tau dia dimana,, karna ia tidak mengatakan tempatnya" ucap jimin sambil memukul kepalanya.

"Di ponsel kei bukankah ada GPS??" ucap seokjin sambil menyetir.

"Kau benar hyung!! Aku akan melacaknya" ucap jimin sambil mengambil ponselnya.

"Disini tempatnya?? Mwo?? Tapi ini sepertinya jauh dari sini" ucap jimin binggung sambil menunjuk ponselnya.

"Aishh,, bagaimana ini?? Jalanan hari ini sungguh padat,," keluh seokjin sambil melihat jalanan yang sangat padat.

Ponsel jimin berdering lagi,, ia segera mengangkatnya.

"Yeobosaeyo??"

"Kalau kau tidak datang dalam 15 menit, yeoja mu tidak akan selamat"

"Mwo?? 15 menit?? Disini jalanan sangat padat,, apa kau gila memberi waktu 15 menit,, dan jangan sentuh kei atau kau yang aku habisi"

~panggilan berakhir

"Aishhh!!! Babo,, dia menyuruh kita datang 15 menit,, bagaimana ini??" jawab jimin frustasi dan mengacak rambutnya.

"Tenang lah hyung,, kita akan sampai, yaa.. Mungkin tidak 15 menit tapi 30 menit" jawab taehyung santai sambil memakan snack.

Plaakk,,

Jimin memukul taehyung.

"Aishh,, hyung ada apa denganmu selalu memukul ku eoh??" ucap taehyng sambil memegangi kepalanya.

"Kau babo!! Kei dalam bahaya!! Kenapa kau sangat santai,eoh??" jawab jimin yang kesal.

"Sudahlahh,, tidak akan ada akhirnya jika kalian bertengkar" ucap seokjin yang masih melihat fokus kedepan.

***

Kei telah sadar, namun ia masih sedikit pusing, ia terkejut melihat kaki dan tangannya diikat.

Tiba tiba seorang namja yang tidak dikenal oleh kei, datang.

"Eohh,, kau sudah sadar?? Sepertinya namja mu tidak akan datang" ucap namja itu sambil memegang dagu kei.

Kei memalingkan wajahnya dan matanya mulai berkaca kaca.

"A-apa yang kau inginkan dariku?? Mengapa kau menculik ku eoh??"

"Aku tidak ingin apapun dari dirimu,, aku hanya benci melihat ada yang bahagia, dan aku akan menghancurkan kebahagiaan kalian berdua" ucap namja itu ketus.

Kei tidak menjawab dan hanya berusaha melepaskan ikatan yang ada ditangannya.

"Selamat tinggal cantik, kau akan lenyap dengan rumah ini" ucap namja itu sambil menyalakan api.

***

Jimin telah datang, namun ia terkejut melihat rumah itu telah berasap, tanpa pikir panjang jimin pun langsung masuk kedalam rumah tersebut.

"Jiyeon-ah,, kau dimana??" ucap jimin dengan tangan menerawang kabut tebal didepan nya, tapi tidak ada jawaban.

"Jiyeon? Kau dengar aku??" ucap jimin sambil berteriak.

"Eoh.. Oppa,, aku disini, uhukk.. uhukk" jawab kei sambil terbatuk batuk karna asap yang semakin tebal.

Lalu jimin menemukannya dan membuka ikatan pada tangan dan kaki nya, dan menarik kei keluar, namun karna api yang semakin besar dan rumahnya yang mungkin sudah tua kayu besar jatuh tepat di kaki kei.

"Aahhh" ucap kei berteriak.

"Kei!!! Apakah kau baik baik saja??" ucap jimin sambil terbatuk batuk.

"Aku tidak bisa berdiri oppa" jawab kei yang juga batuk batuk.

"Cepat naik ke punggung ku," ucap jimin

Akhirnya mereka pun keluar dan dengan segera memasukan kei kedalam ambulance, tapi jimin merasa matanya buram dan penglihatannya tidak jelas.

Brukkk,,










*to be continued



Annyeong, aku comeback:3
Mianhae kalau ceritanya ga nyambung.
Chapter ini sedikit yaakk? miaann.. aku lagi ga ada inspirasi jadi dapetnya segini doang,
Vote truss ff ini yakk.
Gomawoo.












Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang