03.

607 49 13
                                    

Mike masih diam termenung melihat ibunya sudah pergi lagi. Gue tahu dia sedih banget karena harus pisah sama beliau. Tapi dia coba kuat buat ngadepin semua ini.

"Mike, yuk gue tunjukkin kamer lo" ucap gue menepuk pundaknya.

"Yuk" balasnya lalu bangkit. Dan kami pun menaiki tangga menuju lantai dua.

Disana ada dua kamar. Satu kamar kak Valen dan yang kedua kamar untuk Mike. Kini lantai dua sudah tidak kosong lagi dan Mike adalah penghuni baru lantai dua.

Semoga dia betah. Ucap gue dalam hati.

"Nih Mike kamar lo" ucap gue sambil membuka pintu kamarnya.

"Wow amazing!" Mike berdecak kagum saat ruangan udah dibuka.

Kamar yang bernuansa putih keabu-abuan ini sangat dinamis dan keren.  Dengan poster-poster band yang sudah terpajang di dalamnya.

"May I jump to the bed?" tanya Mike antusias.

"Ohaha sure Mike!" ucap gue sambil tertawa.

Dengan cepat Mike langsung melompat kearah kasur. Lalu menggerakkan kedua kaki dan tangannya.

"Nyaman banget" katanya.

Gue yang diambang pintu cuma bisa senyum sendiri. Dan merasa senang karena berhasil membuat orang lain juga senang.

Mike pun bangkit lalu duduk ditepian ranjang. Dan melihat ke sekliling kamar. "Berasa dikamar sendiri nih Key"

"Oh ya? Bagus dong gue seneng kalo lo suka sama kamar ini"  kata gue.

"Ehem, darimana lo tau kalo gue suka kamar yang kaya gini?" tanya Mike.

"Gatau deh, gue coba iseng aja nge dekor beginian. Karena awalnya ini kamar kakak gue si Valen, trus dia pindah ke samping soalnya kamar ini mau ditempatin sama sepupu gue yang cowo. Ternyata mereka berdua malah kuliah ke Sydney jadilah nih kamer kosong" jawab gue menjelaskan.

"Oohh gitu" ucap Mike hanya ber-oh ria.

"Iya Mike, eh btw lo mau makan ga? Ntar gue buatin deh" kata gue menawari Mike.

"Boleh banget Key, kebetulan gue lagi kurang amunisi hehe" ucap Mike sambil terkekeh.

"Yuk cus kebawah" gue dan Mike pun kembali turun menuju dapur.

"Maid lo kemana Key?" tanya Mike disela pekerjaan gue.

"Oh iya dia itu pulang kampung Mike karena mau puasa. Dan sekarang gue harus sendiri ngerjain semuanya" tukas gue.

"Tenang ntar gue bantuin semua kok!" sahut Mike yang semangat.

"Hah? Serius?" tanya gue meyakinkan.

"Iya Key gue serius! Dua rius malah" jawab Mike tersenyum lebar.

"Thanks Mike lo baik dah" balas gue sambil menggoreng omelet tersebut.

"Oh iya Mike, maaf ya gue kan ga terlalu bisa masak nih ya jadi gue cuma bikin ginian" ucap gue jujur.

"Santai aja kali Key, gue juga biasanya kalo dirumah cuma makan telor ceplok ko" kata Mike berterus terang.

"Buseh, lo tau juga telor ceplok?" tanya gue setengah percaya.

"Iya lah gue kan lama juga di Indo, tapi gue tinggal di Bali sih waktu itu. Trus rumah yang di Bali dijual sama nyokap deh" jawab Mike.

"Kenapa gitu?" tanya gue lagi.

"Karena gue pindah ke Aussie, Key. Kerjaan bokap gue kan udah selesai yang di Indo. Sekarang tinggal ke Aussie. Gue tuh antara seneng dan sedih sebenernya pas bokap sama nyokap udah niat stuck di Aussie sampe tua" jujur Mike pada gue.

Anak Temen Mamah • m.cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang