Bagian 2

131 9 0
                                    

Tak ada yang tahu Stein pergi. Apalagi tetangga sebelah. Dan polisi? Jangan tanya lagi. Mereka tak akan mengetahuinya. Ibu dan ayah hanya menyuruhku mengatakan sejuta kebohongan bila ada tetangga yang menanyakan keberadaan Stein.

"Stein tinggal bersama nenek di sebuah tempat terpencil untuk selamanya" begitu bunyi kebohongan yang harus aku katakan. Padahal selama ini aku saja tak pernah bertemu dengan nenekku. Siapa nenekku? Dimana dia? Ah... Sudahlah aku tak tahu.

Disaat makan malam bersama ayah dan ibuku, aku selalu berusaha mempertanyakan soal kematian Stein.
"Dimana tubuh Stein berada? Aku sudah mengubur kepala Stein disana" telunjuk ku mengarah ke halaman depan.

"Tak perlu kau tanya tentang anak pembangkang seperti Stein itu! Dia hanya anak laki-laki yang cengeng! Dia hanyalah banci!!! Dan aku sangat benci banci!!!" jawab ayahku kasar.

Aku semakin yakin kalau mereka sama sekali tak merasa berdosa saat membunuh Stein, anak mereka sendiri.

"Mengapa Stein kalian bunuh?dan bagaimana Stein dibunuh?" tanyaku.
Dalam setiap tidur lelapku aku tak pernah bisa menghapus didalam otakku... Tentang kepala Stein yang menggantung di pintu kamarku itu.

"Tuntutan pekerjaan menuntut kami seperti itu, kamu harus mengerti sayang, kamu harus terbiasa akan semua ini...karena kamu-lah penerus kami" kata ibu.

"Sudahlah! Kamu cukup melihat dan mendengar! Tetapi tidak untuk berbicara!!! Apakah kamu ingin bernasib seperti Stein? Kepala-mu akan kugantung di pintu kamar-ku,tangan-mu dikamar mandi dan kaki-mu di pintu masuk!" celutuk ayahku.

Aku tak mengerti... Dan saat ini aku mulai terbiasa akan kebiasaan dan tawa riang ayah dan ibuku setiap malam dengan tangan yang berlumuran darah.

Aku tak mengerti apa yang menyebabkan mereka menjadi pembunuh bayaran, dan mengapa polisi tidak pernah menangkap mereka? Aku di-didik oleh ayah dan ibu-ku untuk membiasakan kedua tanganku berlumuran darah. Salah satunya adalah membunuh kucing kesayanganku, Bobby.

To be continued...

-----------------------------------------------------------

Author's note
Jangan lupa rate dan komentar ya..

Happy holidays!

Just Like A Blood, And You Will KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang