Bagian 4

104 14 1
                                    

Ayah dan Ibuku telah sukses untuk menjadikanku seorang pembunuh! Dimulai dari pelajaran membunuh semua yang kita sayangi hingga membunuh semua milik orang lain. Termasuk anjing Bulldog milik Joshua.

Aku melakukan kejahatanku tanpa Joshua curiga sedikitpun padaku. Aku menyelinap ke rumahnya malam hari dan menculik anjingnya "teppo" lalu melakukan semua kejahatanku.

Joshua hanya mengira Teppo minggat dari rumah... Padahal Teppo sekarang ada dibawah pohon jambu bersama kepala Stein, dan Bobby. Lagi - lagi aku membunuh. Tapi kali ini aku hanya menenggelamkan Teppo di bak mandi ku hingga ia mati.

Waktu terus berlalu. Tahun demi tahun pun berganti... Tak terasa tangan - tangan mungil milikku dulu kini sudah menjadi tangan yang besar.

Aku pun sudah berjakun dan tinggi badanku sudah melebihi 170 cm. Sedangkan ayah dan ibu sudah mulai tua. Rambut mereka mulai beruban.

Umurku sudah 16 tahun. Selama 6 tahun aku hanya belajar dirumah. Belajar memandikan tanganku dengan darah dan belajar membiasakan indera penciuman ku dengan "darah".

Selama 6 tahun ayah dan ibuku memberi tugas untuk membunuh hewan-hewan kesayangan tetangga kami.

Mulanya aku takut. Bukan takut karena membunuh hewan mereka, tapi aku takut kalau mereka memergoki ku saat aku membunuh hewan mereka.

Tapi, ketakutan itu sirna ketika ayah dan ibuku bilang,

"pantang bagi seorang pembunuh membiarkan korbannya hidup".

Kata - kata itu seakan memotivasi diriku untuk menghilangkan rasa takut. Maka jadilah aku seorang pembunuh.

Aku sudah tidak memiliki rasa kasih lagi. Semua yang menghalangi langkahku akan berakhir dengan kepala terlepas dari tubuhnya.dan setiap kepala yang terlepas maka akan menjadi penghuni dibawah pohon Jambu depan rumahku.

Tawa ayah dan ibuku setiap malam sudah tidak mengusik gendang telingaku lagi. Karena aku tahu,tawa itu wujud kepuasan mereka setelah mereka tahu aku sudah melaksanakan tugas yang mereka berikan dengan baik.

" singkirkan semua penghalang. Kamu adalah kebenaran. Rasa kasihan hanyalah menjerumuskan. Kamu adalah penerus keberanian simbol kekuatan."

To be continued...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Author's note

Hai reader... Terima kasih yang sudah membaca cerita pertamaku:)

Jangan lupa rate dan comment yaa..

Thankyuuuu....

Just Like A Blood, And You Will KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang