5. Different Way in Eskul

92 13 4
                                    

Maaf, author telat update...

-emang ada yang nyariin?-

Udah.. story begin ajaah....

-

-

Author POV

Setelah perkemahan MOPD berakhir, keesokan harinya adalah hari pertama masuk sekolah dengan seragam abu-abu putih tanpa embel-embel lain yang lebih mirip ondel-ondel itu. Tiap anak perwakilan masing-masing eskul akan berdiri di pintu masuk membawa tentengan poster. Kecuali satu eskul, yaitu OSIS, eskul ini justru calon anggotanya yang mendatangi ruang sekretariat di dekat kelas XI MIA 1. Mengapa?

FYI aja, OSIS SMA Bakti Mulya sudah tenar di lingkup kota Makassar bahkan hingga luar. Berkat acara-acara gelarannya yang mengutamakan 'amal', sorotan kamera wartawan pun tertarik mengabadikannya melalui media cetak maupun online. Terlebih lagi, para anggota terpilihnya adalah anak-anak cerdas, cakap, dan terampil dengan bakat tertentu. Tak heran, perekrutan anggota OSIS sangat teliti. Mari kita lihat kilas balik, Imam sang ketua osis adalah ketua Street Dance, Patrick peraih medali emas OSN Fisika SMP, dan lain sebagainya.

Saras POV

Hari pertama setelah MOS ini aku tidak terlambat lagi, syukurlah. Sejak keluar dari tempat parkir, ditiap langkahku aku menengok kanan kiri dan berjejerlah kakak-kakak dengan poster di tangannya.

"Ini apaan toh? Mau promosi kok tampangnya sangar gitu, takut deh, hiiih," gumamku.

Kupercepat langkahku menuju kelas dengan pandangan menuju ujung sepatuku.

'TAP..TAP..TAP'

"Ini koridor kok ya sepi amat, bunyi sepatu siapa lagi tuh di belakang, negok nggak ya?" batinku

"HEI..!" teriak seseorang.

Suaranya halus dan dipaksakan berintonasi keras, nggak mungkin si tante kunti kan? Aku berhenti berjalan, kalau tidak salah di depan kelas XI IIS 1, ku coba berbalik.

"Hei, ini dasi kamu tadi jatuh," katanya sambil mengarahkan sebuah dasi padaku.

Ku beranikan mendongak, tampak kakak kelas dengan rambut panjang bervolume berwarna agak kecoklatan, sepertinya coklat alami deh. Terserah.

"Eee..ngg..ini punya saya kak?" tanyaku dengan tampang bloon sambil meraba kerah bajuku.

Benar. Itu dasiku. Dasi pemberian sekolah, dasi instant yang sudah ada perekatnya, jatuh?

"Makasih kak, engg..kak Tere, sekali lagi makasih" ucapku sambil menunduk.

Dari gestur tubuhnya, dia sepertinya mengangguk, dan langsung melangkah pergi. Aku pun melangkahkan kakiku masih sambil masih menggenggam dasiku.

Sebelum duduk, Fani sudah menjegalku dengan wajah bingungnya "itu dasi, Sar, bukan emas batangan, pake gih" dan ku balas dengan wajah acuhku.

"Sar, ini tadi dari kak Tere, formulir masuk eskul biologi, dia nge-rekomendasiin kamu" Fani menyerahkan lembaran padaku, dan sudah ada namaku diatasnya.

"Loh, kok kebetulan, tadi kak Tere juga yang ngambilin dasiku yang jatuh, pagi ini kok kak Tere terus, jodoh kali ya? hehehe" kataku

"huss, mau jadi LGBT kamu?!!"

"bercanda kok, bercanda" kataku sambil meringis, Fani ini meski polos, tapi kalau marah kaya emak-emak sakit gigi lagi PMS.

Tere POV

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cassanova ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang