A Story About Fans

504 34 6
                                    

Chap ini bakal agak ngebosenin menurut Ed. Gomennasai T_T
Ed belum nemuin orang ketiga si penyebab konflik. Udah ada sih gambarannya, tapi masih rada ragu. Ya, semoga gak terlalu ngebosenin, lah! Yang gamau baca tunggu aja chap berikutnya, semoga bisa lebih baik^^

Love ya!

(*^﹏^*)

Kuroko's PoV

Setiap orang yang disebut idol pasti punya penggemar.

Mungkin tidak hanya 'punya', tetapi 'punya banyak' penggemar. Mau yang dijuluki pangeran/ratu sekolah, aktor, aktris, pelawak, seniman, artis media sosial, musisi, hingga selebgram, pasti banyak yang mengagumi dan menjadikan orang tersebut suatu inspirasi bagi mereka. Kalau saja para idol berada di suatu tempat yang penuh akan lautan manusia, dia pasti akan jadi pusat perhatian.

Sampai saat ini, para idol selalu menyamarkan diri mereka jika ingin terjun ke tempat umum, seperti mall atau taman hiburan. Entah memakai jaket hitam, masker hitam, hingga kacamata hitam-terkadang memakai syal hingga menutupi wajah mereka-yang penting mereka bisa berbaur dan selamat dari kejaran paparazzi, juga bisa beraktivitas seperti biasa tanpa menjadi pusat perhatian.

Yah, itu pendapatku saja, sih. Mungkin karena aku sudah telanjur kesal dan muak dengan pemandangan yang ada di hadapanku saat ini.

"Kyaa! Kau Kise Ryouta, kan?!"

"Kise-kun kakkoui!"

"Minta tanda tangan, boleh?!"

"Foto bareng! Foto bareng!"

Kencanku dengan Kise hancur di tengah jalan.

Semua ini terjadi gara-gara para penggemar Kise yang tiba-tiba datang dan mengerumuni. Aku saja sampai tersisih keluar dari sisi Kise.

"Ugh...," aku menggeram kesal, sembari berusaha menahan amarahku. "Kise-kun..." desisku.

Aku tahu Kise sempat mencuri-curi pandang padaku. Aku yakin betul dia dapat merasakan aura gelap yang mulai memancar dari tubuhku.

Ada tidak, yang bisa memberi efek asap di atas kepalaku? Oh, bayangan hitamnya sekalian. Biar perfect, gitu. Kali-kali aja para penggemar bakal lari ketakutan setelah melihatku kesal.

.

.

.

Kaa-san, kenapa engkau melahirkan aku dengan ekspresi datar bak papan triplek seperti ini?

Levi Ackerman saja masih bisa menunjukkan ekspresi mengerikan saat membunuh titan, huft.

Yah, sepertinya ekspresi datar ini lebih baik. Kalau misalnya aku jadi mudah blushing di hadapan Kise kan, bisa fatal akibatnya. Kenapa? Nanti dia ketagihan menggoda aku terus. Hehehe, jangan bakar aku ya semuanya.

"Hei, kau siapa? Fans-nya Ryou-chan ya?"

Aku mengerjapkan mata beberapa kali sebelum menoleh kepada seseorang yang nampaknya sedang bertanya padaku.

"Ada apa, ya?" tanyaku balik dengan nada bicara yang sopan. Lawan bicaraku perempuan, hei. Kalau aku berkata kasar dia pasti akan tersakiti.

Gadis itu terdiam, pandangannya menelusuriku dari ujung rambut hingga ujung kaki-sepertinya. Ekspresinya nampak normal, dengan senyum tipis bertengger di bibirnya yang tipis namun mengilap, seperti habis memakai lip balm. Dia mengenakan kaus putih yang dipadukan dengan kemeja-yang panjang bawahnya sepaha-bermotif garis abu-abu. Bawahannya rok pendek 15 cm diatas lutut berbahan jeans berwarna senada. Dan terakhir, dia memakai sepatu sneakers.

[KiKuro FF] An Idol and His StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang