Author POV.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan dari rumah jerry ke rumah ibram tepat pukul tujuh malam sam dan ibram sampai rumah. Sam pun segera memasukkan mobilnya ke dalam rumah besar modern ini. Setelah di kiranya nyaman untuk parkir sam dan ibram segera keluar dari mobil dan berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.
"Baru pulang?," tanya jordan selaku ayah tiri mereka berdua saat melihat kedua anak tirinya membuka pintu dengan wajah datar tanpa mengucapkan salam.
"Gak punya mata?," tanya sam balik dengan nada santai.
"Sam, bisa kalau bicara itu lebih baik sama orang tua?," tanya aldefa balik dengan nada tegas.
"Oh.. jadi kalian itu orang tua kita? Kok kita gak berasa sih jika kalian orang tua kita? Malahan kalian itu musuh bagi kita," ucap ibram membenarkan.
'Plak'
Satu tamparan dari ayah tiri untuknya. Dan untuk sekian kalinya ibram di tampar oleh ayah tirinya. Ibram memegangi pipi yang tepat di tampar jordan lalu menatap jordan santai. Sam memeluk pundak sang adik dan menenangkan adiknya.
"Kalian ini masih kecil kenapa kurang ajar?," tanya jordan menahan amarahnya.
"Sadar diri. Kami sudah besar dan kami tidak perlu bantuan kalian, sana cari kebahagiaan kalian sendiri, untuk apa kalian jadi orang tua kami kalau kami asyik kalian manjakan?," jawab sam tenang seraya menatap ibram sang adik yang masih memegangi pipinya.
"Sam. Kau ini sama saja seperti ibram," sahut aldefa.
"Kenapa? Mama terus aja bela tua brengsek ini, memang tua-tua bangsat ini lebih berharga dari pada kita," ucap ibram mencoba untuk tidak meluapkan emosinya.
"Ibram!!"
"Mas udah jangan di lawan biarin mereka sendiri yang kena imbasnya, jangan di ladenin, nanti mereka juga bakalan butuh mas," ucap aldefa berusaha menenangkan suaminya yang ingin memukul ibram lebih kasar.
"Jaga omongan kamu ya! Jika kamu mengatak itu lagi, saya tidak akan segan-segan mengeluarkan kalian dari sini!" Tegas jordan.
"Memang ini rumah punyamu? Saya ikhlas dan lebih baik kita tidak tinggal di sini bersama keluarga brengsek kayak gini," ucap sam.
"Sam! Ibram! Masuk kamar dan jangan mencoba untuk keluar, mama akan ngurung kalian berdua! Cepat masuk!," perintah aldefa seraya menatap kedua anaknya tajam.
Sam dan ibram pun menuruti perkataan aldefa. Dengan bantuan sam, ibram berjalan menaiki tangga yang akan membawanya ke lantai di mana kamarnya dan kamar kakaknya berada.
"Kak?," sapa perempuan yang bisa di lihat umurnya 13 tahun.
"Apa?," tanya sam dingin.
"Kak ibram gak apakan?," tanya wanita itu.
"Gue gak apa gak usah ngurusin gue," ucap ibram dingin seraya berjalan menuju kamarnya.
Mereka berdua hanya bisa menatap ibram yang kini sudah masuk kedalam kamarnya. Wanita itu menatap kakak tiri pertamanya itu sendu.
"Kak maafin ayah ya, ayah mesti gak sengaja kok ngelakuin itu," ucapnya gugup.
"Apa urusan lo?," tanya sam tanpa menatap adik tirinya.
"Ya... aku cuman kasian aja sama kak ibram kalau kak ibram bolak-balik kena pukul sama ayah," jawabnya.
"Cih, sok lugu lo. Lo tuh masih kecil masih cabe ngerti? Gak usah sok peduli, apalagi peduli lo sama ibram, gak banget," ucap sam meledek seraya menggelengkan kepalanya dan melenggang pergi dari wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love With Ice Boy
Teen Fiction"Entah kenapa aku merasa jika kau adalah lelaki yang polos, jujur dan dingin dan kau termasuk salah satu pria yang aku idamkan dan pada akhirnya aku memiliki rasa yang sama seperti ku dulu terhadap orang lain" -Elmira Faisya Michaelon "Kau adalah wa...