Prolog

117 10 1
                                    

Jika aku bisa memilih, aku pasti akan memilih agar tidak bertemu dengan mu waktu itu.

Jika aku bisa memilih, aku akan memilih untuk menghentikan waktu yang seolah memaksaku untuk mengenal mu lebih jauh.

Jika aku bisa memilih, aku akan memilih untuk tetap diam. Diam dan tidak mengikuti kata hatiku.

Jika aku bisa memilih, maka aku akan memilih untuk tidak membiarkan mu mematahkan hatiku menjadi kepingan-kepingan tak berbentuk.

Jika aku bisa memilih, maka aku akan memilih untuk tidak pernah menyukaimu. Sungguh.

Dan terakhir.

Jika aku bisa memilih, maka aku akan memilih untuk membenci mu saja.

Namun maaf, sayangnya aku tak bisa membenci mu.

Jangan salahkan aku, salahkan saja hatiku yang tetap ingin menyukaimu meski tahu betapa kejamnya kau pada hati ku.

Jangan salahkan aku, salahkan saja waktu yang semakin hari semakin memaksa ku untuk tetap bertemu dengan mu. Seolah ingin aku mengenal mu lebih jauh.

Dengan mengenal mu semakin jauh, maka sakit yang ku rasakan akan semakin dalam, kau paham?

Kau tahu? Aku juga tidak ingin melakukan hal konyol ini--menyukaimu.

Aku tidak ingin, sungguh.

Namun ternyata, hati ku berkata lain.

Jika sudah begitu, lantas apa yang bisa aku perbuat?

Aku hanya bisa berharap satu hal.

Semoga saja pada akhirnya bukan hatiku yang akan terluka.

Ya, semoga saja..

M.

Melina's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang