• Fifteen: Good Bye •

6.1K 1K 86
                                    

Dunia Jaena begitu jungkir balik setelah menemui Jeon sesungguhnya. Tapi tidak menyangkal, secelah dari hatinya juga merindukan Jaewon. Karena selama ini, laki-laki yang benar-benar ada, nyata, dan riil adalah Jaewon.

"Jaena!" Dari sisi kiri dan kanan, ia melihat dua orang berlari bersamaan ke arahnya. Di sebelah kirinya, laki-laki dengan masker dan topi, hanya terlihat matanya dan Jaena tahu pasti ia siapa. Di sebelah kanan, hanya dengan topi yang menutupi sebagian rambutnya, Jaewon terlihat begitu tampan.

"Jaewon hyung?"

"Jungkook?"

"Kalian?"

Terlalu kebetulan, mereka bertiga berada tepat dalam satu frame kejadian. Membuat suasana menjadi kikuk, terutama untuk Jaena.

"Apa yang kalian lakukan?"

"Menjemputmu." Bahkan kata-kata mereka berdua persis sama. Jaena menghela napasnya, bertepatan dengan ia benar-benar bingung harus melakukan apa, bus dengan tujuan halte dekat rumah Jaena berhenti. Tanpa berbicara pada keduanya Jaena melangkah masuk.

"Jaena!" Kedua lelaki itu segera masuk mengikuti Jaena dan duduk berdampingan. Mereka bahkan belum menegur sapa satu sama lain.

"Kalian kenapa?"

Jungkook menatap tajam pada Jaewon, tapi Jaewon mengalihkan pandangannya. Berusaha menghindari kontak mata dengan lelaki berjarak hanya satu kursi darinya itu.

"Ayo kencan, Jae." Jungkook menggenggam tangan gadis itu, membiarkan Jaewon melihatnya. Jaena menoleh ke arah Jaewon, melihat bagaimana lengkungan senyum yang biasanya terpatri itu kini hilang. Hanya sebuah senyum samar tidak ikhlas yang ia lihat.

Jaena beralih menatap Jungkook, walau menggunakan masker untuk menutupi identitasnya, lelaki itu tetap terlihat menarik. Rambut baru si paling kecil yang ia lihat dimana-mana membuat imej lelaki itu bertambah anak-anak di mata Jaena.

"Bagaimana dengan Jaewon Oppa?"

"Aku perlu bicara, dengan kalian." Jaewon menarik keduanya dan turun di pemberhentian pertama.

"Apa?" Mereka bertiga sekarang sedang duduk menghabiskan waktu di kafe pertama yang mereka temui. Bukan menghabiskan waktu, tetapi menyelesaikan semuanya.

"Aku ingin... minta maaf." Jaewon menatap keduanya. Benar-benar menunjukkan ia meminta maaf dengan wajahnya.

Jungkook menghela napasnya, menggeleng. "Kalau ada orang yang harus meminta maaf di sini, ia adalah aku hyung."

"Aku menyukaimu, Jaena. Sungguh..."

Jaena tahu itu, ia tidak akan munafik tapi semua perlakuan Jaewon kepadanya, ia tahu benar fakta ini. Tetapi saat lelaki itu memberitahunya dengan mulutnya sendiri, rasa aneh dalam dadanya beriak.

"Jae?"

"Hm."

Jungkook menatap gadis itu dengan mengerutkan alisnya, berharap gadis itu tidak akan menerima atau membalas perasaan Jaewon. Katakan ia egois, tetapi Jaena adalah satu-satunya hal yang ingin ia dapatkan.

Jaewon memegang tangan Jaena, kemudian menyatukannya dengan Jungkook. "Tetapi aku hanya akan memghalangi kalian, jadi mulai saat ini aku tidak akan pernah menemuimu lagi, Jaena."

Kedua orang di depan Jaewon menatapnya bersamaan. Terutama Jaena. "Kenapa?"

"Karena Jungkook begitu menyayangimu."

Hening. Tidak tahu apa yang sedang satu sama lain pikirkan. Sanubari Jaena berkecamuk. Air mata yang menunggu untuk terjatuh kini mulai mengalir dengan sendirinya.

Jantung Jaewon seperti tertusuk melihat gadis dua tahun di bawahnya itu menangis karenanya. Sebagian dirinya bahkan ingin langsung memeluk gadis itu.

"Jaena, aku... pergi. Hubungi aku lagi kalau kau sudah sepenuhnya bahagia dengan Jungkook."

Jaewon bangun dari tempat duduknya, membalik badan, dan tidak ingin menoleh sedikitpun ke belakang. Yang Jaena dan Jungkook tidak ketahui adalah, hal ini, perpisahan ini bukan rencana Jaewon. Lelaki itu awalnya bahkan ingin melihat lagi dan mengajak kencan gadis itu. Tapi bagaimana melihat ia sudah menghancurkan segala rencana adik kecilnya, dan bagaimana Jungkook memperlakukan Jaena, ia tahu ia harus memutus semuanya.

Semoga bahagia, Jaena.









--
ini gadanta

ANOTHER JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang