• Sixteen: Us •

4.4K 802 38
                                    

Jaena menatap layar besar di hadapannya dengan ceria. Seminggu tidak bersua dengan sang pujaan hati yang sibuk berkelana membuatnya begitu rindu. Kini, sosok yang membuatnya gelisah tiap malam sudah muncul dan memberikan senyum terbaik hanya untuknya.

"Kau baik-baik saja?" Jaena mengangguk. Enggan memalingkan pandangannya dari layar kaca yang menampilkan laki-laki tanpa polesan apapun dengan baju kaos hitam.

"Jungkook, apa kau tidak lelah?"

"Lelah sekali. Tetapi sudah hilang karena melihatmu."

Jaena tertawa, sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Ia harus mengakui perlu kesabaran esktra menjadi orang yang spesial dari seorang idola. Tidak ada yang namanya movie date dan dinner seperti kebanyakan remaja lainnya.

"Kau akan pulang besok, kan?" Jungkook mengangguk, lalu melahap sekali makanan yang ada di hadapannya, kembali lagi menatap Jaena.

"Kau bisa ke dorm?"

"Besok?" Jungkook kembali mengangguk. "Baiklah, jam berapa?"

"Sekitar pukul lima sore. Aku akan sibuk jadi kau langsung datang saja. Satu lagi sayang, gunakan pakaian yang bagus."



**

Kata-kata Jungkook terus terngiang di telinganya, pakaian yang bagus. Setelah pusing membongkar lemarinya yang penuh dengan pakaian yang menurutku tidak cukup bagus, ia sekarang sudah berada di pusat perbelanjaan.

Sejak satu jam yang lalu kakinya berjalan mengarungi kios dari harga menengah hingga atas, akhirnya Jaena mendapatkan sebuah dress berwarna merah muda pastel, membuatnya terlihat manis dan pas dengan umurnya.

Dengan tergesa karena jam di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul empat sore, Jaena setengah berlari menuju halte, ia tidak boleh terlambat.

Setelah memoles riasan tipis yang membuatnya terlihat lebih segar, Jaena menyemprotkan parfumnya sekali dua kali, lalu berjalan menuju halte. Huh, kembali bertemu dengan pujaan hati membuat ia begitu bahagia.

Tepat dengan waktu yang dijanjikan, Jaena turun di depan sebuah rumah yang akhir-akhir ini ia rindukan pemiliknya, rumah tinggal bersama Bangtan Boys.

Dengan gugup, gadis itu melangkah dan mengetuk pintu. Memang, cerita mereka tidak bisa disamakan dengan yang lainnya. Tidak ada makan bersama di tempat terbuka, tidak ada laki-laki yang mengunjungi rumah sang wanita, tidak ada jalan-jalan manis di akhir pekan. Jaena tahu benar resikonya dekat dengan seorang idola, tetapi jika hati sudah memilih, ia pasti akan bisa menghadapinya.

"Jaena!" Namjoon, pemimpin mereka menyambutnya dengan riang, dan menariknya masuk. Berjalan dengan seksama seakan tahu apa yang akan Jaena lakukan di sini.

Apa yang ada di hadapannya, apa yang ia lihat sekarang, bisa dengan mudah membuatnya menangis sekarang. Seokjin duduk dengan sebuah gitar di pangkuannya, menemani yang paling muda. Jungkook, dengan buka yang cukup besar di tangan sebelah kiri, tersenyum manis saat mendapati gadisnya, berdiri di hadapannya, masih dengan begitu cantik.

Baby, i'm so into you
You got that something, what can i do?
Baby, you spin me around
The earth is moving, but i can't feel the ground

Lantunan lagu yang sudah di remix oleh Glee, yang mengungkapkan semu perasaan Jungkook, You Drive Me Crazy mengalir indah bersatu dengan suara manis Jungkook yang mendungkung suasana.

Ia mengakhiri lagunya sambil berhadapan langsung dengan Jaena. Digenggamnya tangan gadis itu, tangan yang jarang sekali ia berikan kehangatan karena kesibukannya. Tetapi tangan itu selalu ada saat ia membutuhkannya.

"Jaena, jadilah pacarku!"

Tidak ada jawaban, hanya suara tangisan yang terdengar dari gadis itu. Member lainnya mulai bingung tetapi tidak berani beranjak mendekati yang termuda, tidak mau mencampuri urusannya.

"Apa aku melakukan sesuatu?"

Jaena menggeleng dan langsung memeluk lelaki itu. "Tentu saja aku menerimamu."

Lelaki yang sedang merasakan kehangatan pelukan Jaena itu tertawa, mengangkat gadisnya dan memutarnya beberapa kali. "Terima kasih."

"Hhmmm."

Jungkook mendekatkan wajah mereka, bibir pink gadis itu terlalu menggoda. Dahi mereka bahkan sudah bersentuhan. Jungkook menutup matanya, siap merasakan manisnya-

"Jungkook! Kau belum cukup umur!" Seokjin menarik telinga kiri lelaki itu, membuatnya mengaduh dan meringis. Jaena membuka matanya dan ikut tertawa bersama.


**
maaf kesannya buru-buru ya........
next adalah last chap!😭

ANOTHER JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang