1. Pertemuan Pertama

336 29 0
                                    


Jefri Nichol as Ryan Revvie

<•>

"Kak Ryan!"

Kelopak matanya yang semula terpejam, terpaksa harus terbuka kembali ketika mendengar gadis yang selalu mengganggunya itu, sedang memanggilnya.

Hembusan napas terlepas dari mulutnya. Bagaimana gadis itu selalu tahu keberadaan Ryan? Bahkan, saat dirinya sekarang berada di halaman belakang sekolah yang tempatnya terpencil sekalipun, gadis itu bisa menemukannya. Apa jangan-jangan gadis itu memasangkan alat pelacak pada tubuhnya atau mungkin ponselnya?

Dasar cewek gila.

Sampai di hadapan Ryan, gadis itu mengulurkan kotak makan berwarna pink ke hadapan Ryan disertai seulas senyum yang tergurat di wajahnya yang imut. "Ini untuk kak Ryan."

"Nggak, makasih."

Ryan bangkit dari tidurnya dan melenggang pergi meninggalkan gadis itu. Namun gadis itu tidak menyerah. Ia sekuat tenaga menghela napas, dan kemudian mengejar Ryan.

"Kak, terima dong ini," Gadis itu menghadang langkah Ryan, membuat dirinya terpaksa berhenti. "Aku rela bangun pagi-pagi cuma buatin bekal ini buat kakak," timpal gadis itu, memohon.

Ryan menghela napas. Entah mengapa gadis yang seingat Ryan bernama Hana ini terus mengejarnya, walaupun sudah kesekian kalinya Ryan menolaknya. Padahal wajahnya biasa-biasa saja, masih banyak yang lebih ganteng darinya. Terlebih lagi, dia bukan siapa-siapa, keberadaannya tidak pernah diketahui oleh banyak orang. Bahkan, dia sama sekali tidak mempunyai teman--ralat, dulu punya, tapi sekarang semuanya sudah berubah.

Sebelumnya, gue minta maaf. Tapi gue terpaksa ngelakuin ini.

Ia mengambil tempat makannya dari genggaman Hana dan dengan tanpa belas kasihan, membuangnya ke tempat sampah yang kebetulan terletak tepat disampingnya. Ekspresi gadis itu sangat membuktikan betapa terkejutnya ia melihat tindakan kejam yang dilakukan Ryan.

"Thanks, tapi gue benci warna pink," ujar Ryan dingin, sebelum kemudian  pergi meninggalkan Hana membeku di tempatnya.

Tidak ada pergerakan dari gadis itu, dan itu membuatnya semakin menyesal melakukan tindakan tadi. Sungguh ia ingin berbalik dan meminta maaf, namun seseorang sudah terlebih dahulu menarik perhatiannya.

"Lo kenapa?" Suara seorang gadis membuat langkah Ryan terhenti. "Kok nangis? Siapa yang buat lo nangis?"

Penasaran, Ryan menoleh kebelakang dan mendapati seorang gadis berambut sebahu tengah berdiri dihadapan Hana dengan wajah cemas, terus bertanya apa Hana baik-baik saja.

Manis.

Kata itu yang pertama kali muncul di benak Ryan. Dia harus mengakui kalau gadis itu memang sangat manis dengan lesung pipinya sebagai pelengkap. Dan--

Detik kemudian, ia tersadar, menyadari pikirannya yang konyol dan tidak berfaedah. Ryan menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali berjalan. Berpikir sudah ada orang lain yang bisa menghibur Hana, ia merasa tidak perlu kembali kesana.

Namun, lagi-lagi langkahnya harus terhenti karena tiba-tiba gadis itu memanggil namanya.

"Ryan!"

Njir. Sok kenal.

Tidak lama setelah itu, Ryan mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Semakin dekat, dan akhirnya langkah kaki itu tepat berhenti dibelakangnya bersamaan dengan Ryan yang juga berbalik dan mendapati gadis itu tengah melototinya.

Must Date The IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang