SATU.

469 137 77
                                    

MULMED : Adelia Faranisa Azni

•●■•●■●•

Langit yang masih agak berkabut karena hujan tadi pagi dan tiupan angin yang menerbangkan dedaunan kering menjadi kenikmatan sendiri bagi Adelia. Sepulang sekolah tadi Adelia memilih duduk disebuah bangku taman sambil memangku sebuah buku note sambil matanya bergerak liar melihat suasana taman yang lumayan ramai. Suasana hatinya bisa dibilang sedang buruk, Adelia masih kepikiran ucapan Mamahnya tadi pagi yang menyuruh Adelia kuliah di Singapura. Sampe kapan hidup gue diatur terus, batin Adelia kesal.    

Tepukan dibahu Adelia membuatnya tersentak dan menoleh kebelakang, ternyata sosok laki-laki yang memasang senyuman sok manis, laki-laki itu Haris. "Elo kan yang waktu itu diseret digang sempit deket sungai kan?" tanya Adelia sambil mencoba mengingatkan-ingat kejadian sebulan yang lalu.

Haris mendaratkan pantatnya disamping Adelia, "Iya, masih inget kan?"

Adelia mengangguk. "Elu ngapain disini, gak sekolah?"

"Ini udah jam setengah 4 kali, udah bubarlah sekolah." jawab Haris sambil melirik jam tangan hitamnya.

"Hah? Jam setengah 4 serius lu?" teriak Adelia sambil menepuk jidatnya. Haris menautkan alisnya bingung. "Iya, emang kenapa?"

"Gue belum sholat Ashar. Elu belum sholat juga kan, ayo sholat." Adelia menarik- narik tangan Haris agar laki-laki itu bangkit dari duduknya, akhirnya setelah Adelia menghela nafas Haris pun mau bangkit juga dan mengikuti langkah Adelia ke arah masjid diseberang jalan.

"Ternyata elu masih inget sholat juga ya." seru Haris sambil membuka ikatan tali sepatunya.

Adelia mengalihkan pandangannya sejenak dari sepatu hitam nya. "Ya, masihlah itukan kewajiban."

"Kan biasa cewek kayak elu gitu, taunya cuma shopping, terus nongkrong dicafe sambil tebar pesona ke cojel."

"Cojel? Apaan tuh, cogan kali maksud elu."

"Cojel itu cowok jelek. Kalo sebutan cogan itu cuma untuk gue, karena gue itu cowok ganteng yang tersisa didunia ini." jelas Haris sambil nyengir.

"Gila, narsis banget lu." Adelis menatap Haris dengan jijik dan geli.

"Yeh, asal elu tau di Tunas Bangsa banyak yang memuja gue tau." jawab Haris sambil menepuk-nepuk dadanya bangga.

"Elu anak Tunas Bangsa?" tanya Adelia kaget.

Haris mengangguk. "Elu kenapa kaget gitu, emang ken---"

"Kalian mau sholat apa mau ngerumpi!" potong bapak-bapak berkumis tebal yang berdiri dibelakang Haris dan Adelia. Sontak 2 anak remaja yang berbeda gender itu menoleh kebelakang lalu memasang cengiran. "Iya pak, ini mau sholat." jawab Haris sambil menarik tangan Adelia untuk bangkit dan wudhu.

"Eh, kalian itu bukan muhrim. Pegang-pegangan tangan pulak." teriak bapak berkumis tebal tadi.

Haris dan Adelia hanya tertawa pelan mendengar teriakan bapak itu. Lalu Adelia melepas tangannya yang digenggam Haris dan berlalu ke arah tempat wudhu khusus perempuan.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang