[8] Lotteworld 1

48 6 0
                                    

Sudah terhitung empat hari semenjak pertemuanku dengan Cha Jieun. Setelah hari itu, aku tidak pernah menemuinya lagi di lingkungan kampus (karena, aku juga yakin, ia sedang sibuk di dunia-nya).

Sejujurnya aku masih sedikit penasaran dengan kelanjutan cerita Jieun. Bagaimanapun, menurutnya, aku berada di dalam ceritanya (dengan arti lain, aku ada sangkut paut dengan kisah cintanya).

Tetapi, bagaimana aku bisa berada di dalam ceritanya sementara aku tidak pernah mengenalnya sebelum ini?

Kalau saja saat itu Mark tidak datang mengacau, mungkin sekarang aku sudah mengetahui kelengkapan ceritanya, dan rasa penasaran-ku telah terjawab.

Argh, andai saja Mark saat itu tidak menyeretku pergi!

"Hey, apakah perjalanannya masih jauh?"

Aku menolehkan kepala ke arah Jiae yang baru saja membuka suara sejak awal perjalanan kami. Ia menatap Jinyoung yang duduk di kursi pengemudi, kemudian mengalihkan pandang ke arah Sehun yang duduk di sebelah Jinyoung.

"Memangnya kenapa?" Tanya Jinyoung, melirik kaca kecil yang sengaja digantung di atas setir. "Kau ingin buang air?"

"Ah, tidak. Aku hanya bosan saja."

"Kenapa kau tidak bergabung saja dengan Dongyeon di alam mimpi?" Sahut Sehun seraya menunjuk Dongyeon, yang duduk di jok belakang bersama Mark.

Jiae mengerucutkan bibir, kemudian menolehkan kepala-nya ke arahku. "Kau tidak merasa bosan? Dari tadi kau hanya diam sambil melihat keluar jendela."

"Aku juga sudah bosan." Gumam Eunkyung sambil mengusap wajahnya. "Kapan kita sampai?"

"Letak lotteworld sudah tidak jauh dari sini. Kira-kira dua puluh menit lagi kita akan sampai." Jawab Jinyoung dengan tenang.

"Baguslah." Ucap Jiae. "Kalau harus bertahan lebih lama lagi di perjalanan, rasanya bokongku akan lepas."

#

Aku berjalan menyusuri kawasan indoor Lotte World bersama dengan Mark dan Jinyoung di kedua sisi tubuhku.

Well, kami berenam sebelumnya telah sampai di tempat ini kira-kira setengah jam yang lalu, dan untuk menghemat waktu, kami membuat dua kelompok dengan cara suit. Akhirnya terbentuklah kelompok ini; aku bersama Jinyoung dan Mark, sedangkan Jiae bersama Sehun dan Dongyeon.

Sebenarnya agak canggung juga berjalan bersama Jinyoung dan Mark. Mereka lebih banyak diam dan memperhatikan wahana-wahana disini tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

Jika aku bisa menukar pasangan perjalanan, sejujurnya aku akan lebih memilih berjalan bersama Sehun yang berisik, atau Dongyeon yang ketus. Pasti atmosfer-nya akan menjadi lebih baik dari saat ini.

"Kau ingin naik apa?" Tanya Jinyoung seraya menolehkan kepala ke arahku. "Rollercoaster? Bungee Drop?"

Aku menggelengkan kepala dengan cepat. "Aku tidak begitu berani dengan wahana pemicu adrenalin seperti itu."

"Lalu apa guna-nya kau kesini?" Mark menatapku sejenak.

Aku mengerucutkan bibir. Aku ingin sekali menjawab ucapannya, namun ia sudah lebih dulu menunjuk ke atas; tepatnya, ke langit-langit bangunan. Kepala-ku sontak mendongak, dan mendapati tiruan balon-balon udara yang berbaris di atas sana.

"Wow, apa itu?"

"Balloon Sky Ride." Jawab Mark dengan nada tenang. "Wahana yang sama sekali tidak memicu adrenalin, dan dapat membuatmu melihat betapa besarnya tempat ini dari atas."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Multichat (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang