Part - 5

82.3K 8.7K 173
                                    


"Bagaimana keadaanya?" Tanya Mr. Rodez pada dokter yang memeriksa Hera.

"Dia mengalami benturan di kepalanya, dan juga kaki kirinya yang sedikit mengalami keretakan tulang, kami sudah melakukan CT-Scan, hasilnya bagus. Tidak ada yang bermasalah di kepala nona Hera, hanya saja dia terlalu shock. Dan untuk kakinya, nona Hera harus di gips." Mr. Rodez mengembuskan nafasnya.

"Apa aku boleh menemui putriku?"

"Silakan Tuan, tapi untuk saat ini dia belum sadarkan diri." Mr. Rodez masuk ke dalam runag rawat Hera. Lalu memandangi putri tunggalnya yang saat ini masih terbaring di atas tempat tidur. Pria paruh baya itu mendekat lalu duduk di samping ranjang. Mr. Rodez mengenggam tangan Hera yang bebas infus lalu menciumi tangan putrinya itu. Selama ini dia memang keras pada Hera, agar anaknya itu tidak tumbuh menjadi gadis manja. Tapi Hera malah tumbuh dengan kurang kasih sayang dari orang tuanya.

Melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya seperti ini membuat hatinya remuk. Bagaimanapun Hera sangat berharga untuknya, dia rela menukarkan semua harta kekayaannya demi Hera.

"Maafkan Daddy Hera, maafkan Daddy." Lirih Mr. Rodez sambil mengecup punggung tangan Hera.
Aksi melankolis itu ternyata tertangkap oleh sepasang mata tajam yang tengah berdiri di depan pintu ruang rawat. Aiden mengusap wajahnya frustasi, jika saja dia tidak datang tepat waktu, mungkin gadis itu sudah terbujur kaku sekarang.

**********

"Bagaimana tower crane itu bisa tumbang?" Tanya Mr. Rodez.

"Banyak faktor, saat ini masih di selidiki tuan. Tapi dugaan sementara, pondasi tidak kuat, bisa jadi dimensinya terlalu kecil atau bahan bagunan yang digunakan di bawah spesifikasi material yang dibutuhkan." Jelas Aiden.

"Cih! Mereka membangun sesuatu hanya memikirkan keuntungan yang besar dan melalaikan hal yang lebih penting. Aku akan menuntut perusahaan yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Dan kau! Aku memintamu menjaga putriku, kenapa kau bisa lengah!" Kata Mr. Rodez berang.

"Maafkan saya, ini tidak akan terjadi lagi." Baru kali ini Aiden lalai melakukan tugasnya, apalagi tugasnya tidak sulit seperti yang biasa dilakukannya. Dia hanya diminta menjaga Hera si nona manja itu dan dia gagal! Gadis itu telah mencoreng reputasinya.

*********

"Aku tidak lapar Nanny, aku mau pulang!" Hera menolak untuk makan. Sejak sadar beberapa saat lalu, gadis itu meminta untuk segera kembali ke rumahnya, dia tidak suka di rumah sakit. Ranjangnya tidak seempuk ranjang di kamarnya dan juga bau rumah sakit yang membuatnya mual. Entahlah sepertinya ini hanyalah sugestinya semata, karena jelas rumah sakit tempatnya di rawat adalah rumah sakit terbaik di kota ini, kebersihan dan pelayanannya tidak perlu diragukan.

Hera menolehkan kepalanya saat mendengar langkah kaki mendekat. Aiden...

Hera mendengus lalu memilih kembali berbaring sambil menutupi wajahnya dengan selimut, dia tidak mau bertemu dengan Aiden. Pria itu pasti akan merusak harinya. Lagipula karena siapa dia harus berakhir di sini?

Tapi bukankah kau yang melarikan diri?
Aku tidak akan lari, jika dia tidak menghilang.

Bukankah dia yang sudah menolongmu?
Itu adalah tugasnya! Aku tidak berhutang budi padanya!

"Kenapa?" Tanya Aiden pada Mrs. Vero.

"Dia tidak mau menyentuh makanannya. Dia bilang dia ingin pulang." Hera mengutuk Nanny-nya dalam hati.

"Berikan padaku." Mrs. Vero menyerahkan nampan berisi makanan pada Aiden. Pria itu menarik selimut yang menutupi Hera lalu memasang meja kecil yang menyatu dengan ranjang rumah sakit.

The Bodyguard (DIHAPUS UNTUK PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang